Dear Parents, memiliki anak merupakan salah satu anugrah Tuhan sekaligus amanah terbesar dalam hidup manusia. Di barat sana, mereka sudah membatasi jumlah anak bahkan sudah tidak mau memiliki anak. Saya sangat mengerti itu setelah memiliki anak, dalam film LION, tokoh utama mengatakan bahwa dia dan suaminya sangat mungkin memiliki anak, tapi mereka melihat bahwa masih banyak anak di negara miskin yang kelaparan dan tak mendapat hidup apalagi pendidikan yang baik sehingga sepasang suami istri tersebut mengadopsi dua anak dari negara lain untuk diasuh dan dibesarkan dengan pendidikan yang tinggi, menurut saya itu so sweet banget, mencintai anak orang lain setulus hati, mencurahkan segalanya untuk anak yang tak dikandung tanpa pamrih.
Nah, membesarkan anak itu perlu biaya, tak hanya modal kasih sayang belaka. Saya dan Suami menyadari, meskipun penghasilan bertambah, pengeluaran juga membengkak setelah punya anak, dibandingkan saat hidup masih berdua saja. Berikut ini adalah Alasan Timbulnya Pengeluaran Extra Setelah Punya Anak:
- Biaya hidup
Demi anak, kadang kita ingin yang terbaik demi memastikan anak tumbuh sempurna, segalanya bisa di "ada" kan dan biaya hidup sudah pasti akan disisihkan dari pengeluaran. Biaya hidup meliputi kebutuhan primer anak seperti makannya, bajunya, sepatu, susu dan diapers-nya. Saya biasakan berhemat dalam hal ini, misalkan jika ada lungsuran pakaian dari Saudara yang masih bagus atau layak pakai, saya gunakan ke Gen, toh anak cepat besar kan. Untungnya Gen nggak alergian soal pakaian, mau yang SNI atau nggak dia nyaman saja pakainya.
- Jaminan hidup
Meliputi dana darurat dan asuransi kesehatan anak. Sebagai orang tua visioner, kita harus memperhatikan jaminan kehidupan anak di masa mendatang, tak heran sebelum memiliki anak, ternyata dana darurat sudah terkumpul, sedangkan untuk asuransi, jika ada jatah dari kantor, tak ada salahnya anak ikut didaftarkan, tentunya kita tetap berusaha hidup sehat ya, jangan sampai sakit.
- Dana pendidikan
Bisa berupa asuransi pendidikan anak, tabungan anak maupun investasi yang akan digunakan untuk biaya sekolah nanti. Kalau kami nggak ikut asuransi pendidikan, cukup menabung dan investasi, jika ingin sekolah bagus/terkenal tentunya biaya pendidikan akan lebih tinggi lagi, tapi itu bukan jaminan karena saya dan Suami sudah pernah mengajar di sekolah "bagus", jadi tahu nanti anak lebih baik sekolah dimana.
- Gaya hidup
Sebagai orang tua baru terutama, cenderung ingin membeli mainan untuk anak, apalagi jika orang tuanya berambisi untuk memberikan mainan mahal supaya lebih awet. Berdasarkan pengalaman teman-teman yang sudah lebih dahulu memiliki anak, mainannya beli yang banyak saja dengan harga semampunya, karena pada dasarnya anak cepat bosen dan sedang explore dengan tak sengaja membongkar atau merusak mainan.
Trik nya adalah, simpan sebagian mainan, jika sudah bosan, bisa ditukar sehingga nggak terus-terusan harus membeli mainan. Kemudian kita juga tak usah terlalu khawatir jika mainan rusak, tandanya anak kita kreatif. Saya dan suami nggak terlalu sering beli mainan anak tapi justru nenek dan kakeknya, saya baca dari majalah Parents, punya banyak mainan justru membuat anak tidak menghargai mainannya sendiri, apalagi anak suka pengen mainan anak lain kan?
Trik nya adalah, simpan sebagian mainan, jika sudah bosan, bisa ditukar sehingga nggak terus-terusan harus membeli mainan. Kemudian kita juga tak usah terlalu khawatir jika mainan rusak, tandanya anak kita kreatif. Saya dan suami nggak terlalu sering beli mainan anak tapi justru nenek dan kakeknya, saya baca dari majalah Parents, punya banyak mainan justru membuat anak tidak menghargai mainannya sendiri, apalagi anak suka pengen mainan anak lain kan?
Selanjutnya ikut kelas playdate, Saya pernah ditawari kegiatan seperti ini, memang termasuk mahal. Sebenarnya kalau kita rajin stimulasi anak di rumah, kita bisa kok membuat prakarya bersama anak, jadi belajar sambil bermain dengan biaya yang lebih hemat.
Godaan barang tren di tengah zaman sosmed dan olshop merajalela membuat kita sebagai orang tua harus lebih selektif ya, misalkan Ibu lain membeli barang yang lagi tren untuk anaknya, kita harus telaah dulu perlu atau tidak untuk anak kita, cari informasi yang banyak sebelum memutuskan untuk membeli.
Terkadang anak baru setahun juga sudah ada yang mengadakan pesta ulang tahun, kalau saya dan suami lebih memilih mengalokasikan dana liburan bersama anak, karena kalau sudah besar, anak kan liburan sama temannya, jadi sekalian quality time gitu.
- Mencoba banyak dokter anak
Saat anak sakit memang suka bikin panik ya? Anak saya belum pernah ke Dokter anak atau Dokter Spesialis anak, kalau sakit biasanya pakai obat ajaib tanpa diminum, seperti inhaler anak kemudian ke Bidan lalu Dokter adalah opsi terakhir, semoga anak kita selalu sehat ya, aamiin.
Jika ada hal lain yang membuat biaya membengkak, silakan sharing ya parents, semoga artikel ini bermanfaat dan membuat kita menjadi orang tua yang lebih bijak dalam membesarkan dan mendidik buah hati.
Read more: