• 3.9.18

    [REVIEW] Yoqueen Beauty: Air Mawar dan Cuka Apel Organik, Perawatan Kecantikan Alami

    Review Yoqueen Beauty

    Dear honey, bunny, beauty...gimana nih Pay day nya? Pasti lagi nge-list produk kecantikan apa saja yang sudah habis dan mau dibeli? Iya khan hehe. Oke, setelah puas maskeran pakai Yoqueen Beauty Masker Organik yang pernah di-review, sekarang saya akan mengulas Yoqueen Beauty Rose Water and Apple Cider Vinegeer yang halal dan sudah mengantongi sertifikat USDA organik.

    Review Yoqueen Beauty

    Rose Water (Air Mawar) berfungsi menjaga kelembaban wajah, mencerahkan wajah, caranya mudah banget, bisa spray langsung ke wajah atau dijadikan bahan campuran masker. Kalau saya sih setelah membilas masker suka spray rose water ini biar makin segar wajahnya. Rose water ini dikemas sederhana dalam botol spray yang travel friendly, warnanya bening seperti air dan aromanya lembut, tidak seperti aroma air mawar yang pernah saya beli. Setelah dipakai wajah jadi terasa lembap dan segar.

    Saya juga baru tahu kalau khasiat air mawar itu bisa digunakan sebagai Serum atau Toner karena mengandung vitamin A, C dan E yang juga bisa mencegah jerawat dan menghilangkan noda bekas jerawat. Kebetulan Toner wajah saya ringkih untuk dibawa-bawa, jadi saat jalan-jalan saya akan bawa air mawar ini biar bisa spray- spray setelah sholat dan sebelum touch up!

    Review Yoqueen Beauty

    Selanjutnya, Apple Cider Vinegeer alias Cuka Apel yang kemasannya sama dengan air mawar, hanya beda label doang. Saya pernah baca sih dari blogmate saya Si Ratutips.com yang penah bahas manfaat cuka apel. Ini adalah pertama kali saya mencoba nya, warnanya agak kekuningan gitu ya, wanginya asem tapi setelah disemprotkan nggak terlalu asem lagi.

    Jadi, cuka apel ini juga bisa digunakan sebagai toner wajah karena bisa mencerahkan, menghilangkan noda hitam dan bekas jerawat. Sebagai pecinta buah apel saya jadi makin kagum sama buah yang satu ini hihi. Pemakaiannya akan saya selingi dengan air mawar karena fungsinya sebagai toner wajah organik yang menurut saya bagus banget buat ladies yang merindukan perawatan kecantikan alami.

    Review Yoqueen Beauty

    Review Yoqueen Beauty

    Jadi, mau belanja apalagi nih ladies? Kalau kalian berminat untuk membeli Toner wajah organik ini, murah banget lho hanya Rp 25.000 saja, yuk langsung kepoin Instagram @yoqueen.beauty  atau belanja di Shopee untuk pengiriman cepat. Sampai jumpa di ritual kecantikan lainnya, have a nice day beauties!

    Review Yoqueen Beauty

    31.8.18

    Petualangan Gentra di Fun Station Cimahi Mall


    Dear parents, kemarin tuh saya sempet jenuh dan sudah lama nggak ngajak Gen ke Playground. Akhirnya kamis kemarin saya semangat membawa Gen ke Sigma Land dekat rumah pakai Ojek Online. Ternyata tutup dong, hmmm yasudah lanjut ke Cimahi Mall, karena dulu pernah lihat ada playground. Tempat playground nya bekas Toko buku Tisera yang gulung tikar seperti Toko Gunung Agung, hiks. Terakhir ke Cimahi Mall itu awal tahun pas dibeliin hp baru sama Papi hehe. 

    Sekarang Cimahi Mall makin sepi krik.. krikk, kadang kasihan sama yang jualan, toko-toko banyak yang tutup, pengunjungnya juga entah kemana, pokoknya untuk ukuran mall nggak rame banget padahal inilah satu-satunya mall yang ada di Cimahi. Coba kalau Management Cimahi Mall lebih kreatif dan nggak pelit ngeluarin biaya promosi, bikin acara seru, turunin harga sewa biar mall nya rame lagi. Apalagi sekarang ini zaman digital, orang lebih senang belanja online karena nggak macet dan banyak diskon. Hmmm, oke segitu dulu intermezzo nya deh hehe.






    Indoor Playground yang ada di Cimahi Mall bernama Fun Station, sudah nggak asing lagi ya karena banyak cabangnya. Fun Station Cimahi Mall SF-BT 03 beralamat di Jl. Ganda Wijaya No. 1 Cimahi. Ternyata saat saya dan Gen kesana, petugas sedang beres-beres. Baru deh jam setengah 11, pintu masuk dibuka. Kita harus bayar dulu tiket seharga Rp 30.000/maksimal dua jam. Seperti biasa, yang masuk playground harus pakai kaos kaki tapi kenyataannya banyak ibu-ibu yang nggak pakai kaos kaki.

    Jika dibandingkan dengan Sigma Land, permainan di Fun Station lebih banyak, namun banyak pula yang rusak atau kurang terawat. Saya juga bertemu dengan anak kecoa dua kali huhu. Gen seneng banget sih main di playground, bisa naik mobil, motor, sepeda sepuasnya sampai mami lelah tapi Gen nggak mau pulang. Di Fun Station tidak ada ruang tunggu terpisah untuk orang tua atau pendamping anak, disana juga bebas makan karena disediakan cemilan, minuman dan tempat sampah untuk menjaga kebersihan.



    Untuk ukuran playground cukup lah ya, jangan terlalu sempit dan jangan terlalu luas demi kenyamanan dan pengawasan orang tua. Oia, ada tulisan kalau Fun Station ini bukanlah Day Care atau penitipan anak, sehingga saat anak bermain, harus didampingi oleh pendamping. Karena sudah ada himbauan seperti itu, Petugas Fun Station jadi cuek bebek dan kurang ramah. Saat weekday agak sepi sih, waktu Gen main nggak sampai sepuluh anak. Tapi kalau weekend penuh banget, karena ya, nggak ada lagi pilihan.

    Sebelum dua jam, saya menyerah dengan membujuk Gen agar segera makan siang dan pulang, saya kira setelah capek bermain dia akan tidur siang lama, ternyata nggak, saya mandiin pakai Dettol dan malamnya Gen nangis kemudian saya tanya, Gen sakit? Dia jawab iyah. Sakit dimana? Kemudian Gen menunjuk kakinya, haha lucu banget bocil kecapean jalan-jalan sama Mami. Gimana nih, apakah ada ide rekreasi atau tempat bermain ramah anak lainnya? Jika ada, jangan ragu sharing di kolom komentar ya, terima kasih.


    Read more:

    28.8.18

    Me time Asyik dengan Yoqueen Beauty Masker Organik


    Dear honey bunny beauty... Sebagai Mamah muda yang masih menyusui, saya nggak mau menunggu tua untuk (menyesal) melakukan perawatan wajah. Jadi, saya sempet-sempetin buat yang namanya maskeran. Punya anak yang lagi aktif dan perhatian ekstra, belum memungkinkan bagi saya santai damai di salon atau Klinik kecantikan, kebayang dong komedo numpuknya kayak gimana? Akhirnya saya mencoba rangkaian masker organik dari Yoqueen Beauty.

    Yoqueen Beauty didirikan oleh Renatta, seorang Beautypreneur muda yang meracik aneka masker organik yang sudah mendapat sertifikat USDA organik. Saya punya empat produk yakni Charcoal masker organik, Yogurt masker organik, Air Mawar dan Cuka Apel. Sekarang saya akan mengulas dua produk terlebih dahulu yaitu Masker Organik Charcoal dan Yogurt.


    Sebenarnya Yoqueen Beauty mempunyai beberapa masker organik yang disesuaikan dengan kebutuhan kulit wajah kita, diantaranya Green Tea untuk kulit berminyak, beruntusan dan berjerawat. Milk untuk mencerahkan wajah, Coffee untuk menghilangkan bekas jerawat dan wajah kemerahan, Choco untuk menutrisi wajah yang sering terpapar aneka make up. Strawberry untuk Si mata Panda dan saya memilih menggunakan Charcoal karena ingin menghilangkan komedo putih maupun hitam.


    Yoqueen Beauty Charcoal Organic Face Mask ini dikemas dalam wadah bulat sederhana bernuansa putih, di atas tutupnya terdapat label info tentang produk. Tekstur masker bubuk halus berwana abu-abu dan hampir tidak beraroma. Masker Charcoal ini mengklaim dapat membersihkan wajah jadi kotoran, noda hitam, komedo serta jerawat. Harganya juga terjangkau, hanya Rp 30.000/72gr. 

    Oh ya, kalian sudah tahu Charcoal belum? Saya pikir Charcoal buat sketch and drawing saja, ternyata memiliki manfaat yang baik untuk wajah ya:
    1. Menutupi pori-pori besar. 
    2. Menghilangkan noda hitam di wajah. 
    3. Mengatasi kulit kusam. 
    4. Mengatasi kulit kering.
    5. Mencegah penuaan dini.
    6. Menyembuhkan jerawat.


    Kemudian untuk hasil maksimal saya menggunakan Yoqueen Beauty Yogurt Organic Face Mask yang diklaim mampu membuat wajah bersinar tanpa mahal. Yup, dikemas dengan tube sederhana bernuansa putih, masker Yogurt ini hanya Rp 20.000/120ml. Saat dikeluarkan isinya berwarna putih kental dengan wangi khas Yogurt.

    Kalian sudah tahu kan manfaat Yogurt untuk kesehatan? Ternyata Yogurt juga sangat kaya manfaatnya bagi kecantikan kulit:
    1. Yogurt dapat memudarkan noda pada wajah, lingkar hitam dibawah mata dan meratakan warna kulit. 
    2. Sebagai anti aging
    3. Menghilangkan infeksi kulit. 
    4. Memulihkan kulit yang terbakar sinar matahari. 
    5. Melembapkan wajah. 
    6. Menghilangkan kotoran. 
    7. Mencerahkan wajah.



    Biasanya masker bubuk sepertu ini suka saya campur dengan minyak zaitun, madu atau air mawar. Ini adalah pertama kalinya mencampur masker Charcoal dengan Yogurt, jadi caranya adalah ambil 1 sendok teh masker Charcoal dengan 1 sendok makan masker Yogurt. Campurkan hingga mengental dan warnanya menjadi abu tua, aplikasikan dengan kuas atau tangan ke wajah. Tunggu 20 menit lalu bilas. Untuk hasil maksimal biasa scrubing atau uapan dulu tapi Busui mana sempet haha.

    Masker ini cepat sekali kering dan wajah terasa tertarik kencang, alhasil saya jadi mengantuk kalau maskeran hehe. Setelah dibilas dengan mudah, wajah terasa lembut dan amazing banget deh, komedo putih langsung keluar, kalau komedo hitam agak bandel sih, jadi harus dikeluarkan terlebih dahulu. Setelah maskeran bau susu dari yogurt masih terasa banget, katanya sih hampir sama kayak Kefir gitu. Supaya lebih segar pas makeran, simpan masker Yogurt di lemari pendingin ya!.



    Karena Yoqueen 100% masker organik, tanpa pengawet dan pewarna buatan, jadi cocok digunakan semua jenis kulit serta aman digunakan oleh Ibu hamil dan menyusui. Saya sekarang semangat banget maskeran seminggu sekali bersama Suami sambil mengasuh Gen, karena kalau nunggu Gen besar, saya yakin perawatan wajah akan lebih mahal dan melelahkan. Yuk, kembalikan wajah cantik bersinar dengan Yoqueen Beauty, produk sudah tersedia di Bukalapak dan Shopee, happy shopping and happy me time, ladies! 

    27.8.18

    Akhir Pekan Bercengkrama dengan Alam di Cafe D'Pakar


    Hello readers, seperti biasa kalau tanggal tua kita semangat explore Bandung, hmmm padahal tiap libur juga pasti jalan-jalan hehe. Soalnya kan, saya tiap hari di rumah jadi kalau weekend di rumah juga ya kerjaan rumah yang tiada akhir itu akan terlihat terus. Busui butuh refreshing dan kalau tanggal tua itu Bandung nggak macet yess!

    Kemarin akhirnya kesampaian juga main ke Cafe D'Pakar, awalnya janjian sama Kakek dan Nenek Gen, pulangnya kita bingung mau kemana, yasudah karena penasaran ke D'Pakar aja deh. Jadi, ketika orang bilang D'Pakar itu jauh, saya bilang enggak sih soalnya pernah hiking dari Tahura Dago Pakar ke Maribaya bolak-balik waktu SMP haha. Kemudian sebelum punya Gen juga kita pernah ke Tebing Keraton yang bener-bener takjub, ada ya kehidupan di desa terpencil gitu.

    Jadi, rute mudah ke D'Pakar itu kalian bisa lewat Terminal Dago, ikuti arah ke Tahura Dago Pakar, nanti ada pertigaan pilih kanan, masih di Jalan Raya Dago Pakar Utara, Sekejolang, Ciburial, Cimenyan Bandung. Ikuti jalan saja pakai GPS, nanti sebelah kiri banyak mobil dan motor parkir, selamat datang di D'Pakar, kalau lurus terus kemana Kak? Itu mah ke Tebing Keraton tapi masih jauh hehe.


    Setelah parkir, kita harus bayar voucher makan Rp 25.000/orang, kemudian pilih tempat duduk dan pesan makanan ke Kasir di area Joglo. Karena Gen belum makan jadi kita pesen Bistik Ayam dan Yogurt aja. Totalnya Rp 58.000 karena ada pajak dan service 15%. Jadi, kalau teman-teman mau pesan diatas nominal voucher tinggal nambah lagi aja. Untuk harga ya lumayan sih, menu nya sederhana misalnya Indomie dan seblak jadi Rp 20.000 gitu, namanya juga pemandangan alam yang mahal. Kalau di tempat kayak gini sih lebih baik pesan menu yang jarang dibikin di rumah hehe.

    Rasa makanan enak banget, daging ayam nya lembut, saus nya lezat, ada kentang dan sayuran juga dan Gen lebih suka kentang dan ayamnya. Yogurt Blackberry nya gimana? Enak juga, aja Blackberry asli dan jelly gitu, lebih worth it lah dibanding Yogurt Cisangkuy yang polos tapi harga boros hehe. Saya yakin kalau pemandangan ciamik kayak gini, makan apa saja dengan orang tercinta pasti enak-enak aja, apalagi kalau dibayarin, kak.





    Setelah nyuapin Gen, kita keliling lah buat foto-foto juga hihi. Ada banyak tempat duduk beraneka rupa dengan pemandangan alam yang super instagenic. Saat kesana lagi musim kemarau jadi rumputnya kuning gersang berdebu, mungkin nanti kita kesana pas musim semi ya biar pemandangan nya semakin hijau. Saya suka sih pelayanannya ramah, toilet bersih, Mushola nya bagus, suasananya adem, di tebing gitu kan, banyak ilalang dan bunga tropis. 




    Gen nggak ada cape nya jalan-jalan mulu, nggak mau digendong dan nonon hanya sebentar, pulang ke rumah PD hampir bengkak, Alhamdulillah nggak Mastitis. Cafe D'Pakar buka hari Selasa-Minggu, tutupnya hari Senin dan cuma sampai jam 6 sore soalnya kan tempatnya di tengah hutan gitu hihi. Sampai jumpa di petualangan selanjutnya good people!


    Read more:

    26.8.18

    Fall In Love With The Body Heart


    Hello Sugar! Kali ini saya mau review local brand skincare from Bali. Yass! Saya suka seneng dan bangga aja pakai produk dalam negeri hihi. Ini adalah pertama kali saya coba skincare asli pulau Dewata, secara sekarang itu banyak banget local brand yang mengeluarkan skincare, salah satunya yaitu The Body Heart. Diformulasikan oleh Pharmachist dalam small batch dengan bahan natural pilihan, food grade dan halal. Semua produk dibuat agar aman dan nyaman digunakan dalam jangka panjang, SLS free dan tentunya Eco friendly. Saya mencoba dua produk The Body Heart yaitu Lolipop Lipscrub Mocca dan  Avocado Milk Natural Soap. Yuk, simak ulasannya...


    Lolipop Lipscrub Mocca dikemas dalam wadah bulat bernuansa hitam yang imut seperti lipscrub, lipbalm dan wadah baby balm. Produk ini bermanfaat untuk mengekfoliasi bibir hitam akibat penggunaan lipstik matte, cara pemakaian mudah, ambil secukupnya, oleskan dan pijat lipscrub di bibir, tunggu hingga agak kering lalu dibilas. Harganya Rp 35.000.



    Rasanya seperti memakai selai mocca yang enak karena teksturnya kayak gula dan wanginya manis-manis mocca jadi pengen jilat bibir deh haha. Setelah mencobanya, bibir terasa lembut dan sehat. Saya menggunakan seminggu sekali saja dan proses mencerahkan bibir nggak instan ya, soalnya kembali lagi ke gen juga. Karena kulit saya eksotis jadi warna bibir alami memang cenderung gelap, sedangkan Suami berkulit kuning langsat, bagi saya sih putih banget, beliau bibirnya pink sehat gitu, mungkin karena tidak merokok juga. 


    Selanjutnya saya mencoba Avocado Milk Natural Soap merupakan sabun batangan yang terbuat dari campuran buah alpukat dan susu yang bermanfaat untuk melembutkan, mencerahkan, menutrisi serta menjadi pelembab alami kulit kering. Wah cocok sekali nih dengan kondisi kulit saya saat ini. Kemasannya hanya dibalut kertas hitam, sabunnya berbentuk kotak dan motifnya seperti marmer hijau dan putih, sesuai dengan komposisinya dan wanginya lembut, lebih kuat wangi susu nya. 


    Karena bukan jenis scrub soap bar yang keras, sabun ini "mudah meleleh"  seperti sabun mandi biasa, makanya dengan harga Rp 40.000 saya pakai di wajah saja supaya awet hehe. Penggunaanya seperti cuci wajah biasa, kulit jadi terasa lebih lembut di musim kemarau ini. Buat teman-teman cantik yang mau tahu ada produk apa saja di The Body Heart bisa cek Instagram @thebodyheart dan happy shopping di Tokopedia atau Shopee.

    Sekian review cantik kali ini, semoga membantu kalian yang sedang butuh perawatan tubuh di musim kemarau ini, sampai jumpa ya di postingan selanjutnya! Have a great day...

    25.8.18

    This Is My Life Now


    Hari silih berganti, mentari bersinar menyambut pagi hingga panas menyengat hingga keringat mengucur deras, tapi tidak selalu begitu...terkadang mentari malu-malu dan udara sangat dingin, bisa juga angin bertiup kencang menyentuh kaca jendela sampai gaduh...hal yang sama pernah terjadi padaku, terkadang aku begitu semangat, kadang aku jatuh sakit dan hari-hari penuh emosi. Sekarang aku sadar bahwa bagaimanapun cuaca dan suasana hatiku, aku harus memberikan yang terbaik untuk orang tercinta yaitu Belahan jiwa dan Sang penyejuk hati. Setiap pagi, akulah orang yang pertama kali membuka mata, dengan hati-hati aku keluar kamar menuju kamar mandi dan segera menuntaskan ritual harian sekaligus mandi biar segar.

    Lalu ku buka lemari es, untuk mengambil aneka bahan makanan dan aku eksekusi menjadi hidangan lezat untuk Suami dan anak. Aku bahagia jika mereka lahap dan menyukai masakan ku. Ya, meskipun wajahku fierce, tapi aku lihai memasak lho. Bekal Suami? Sudah siap dong! Supaya rekening gendut hihi. Setelah sarapan pagi bersama Suami, biasanya anak kami terbangun, sekarang dia sudah bisa membuka pintu kamar dan memanggil kami, aku memeluk dan segera menyuapinya sarapan. Syukurlah, dia anak yang mudah diberi makan, jadi aku semakin semangat membuat aneka makanan bergizi dari tangan ku sendiri untuk tumbuh kembangnya. Setelah urusan perut beres, Suami pamit berangkat kerja dan aku kembali melanjutkan tugas istimewa sebagai Ibu rumah tangga yaitu mengurus anak seperti memandikan anak, mengganti bajunya, menyusui lalu mengajak main dan menstimulasi sesuai usianya.

    Menjelang siang, aku kembali menyuapi buah hati dan tidur siang bersamanya sambil beristirahat. Jika anak belum bangun, aku bisa mencuci baju, piring atau sekedar membereskan mainannya supaya rumah tetap rapi ketika Suami pulang. Saat anak bangun, aku kembali menyuapinya makan sore atau memberi snack dan memandikannya, sambil menunggu Suami pulang, aku mengajak Gen ke mesjid. Setelah Suami pulang kerja, biasanya aku bisa memasak, makan kemudian mandi, saling berbagi tugas atau bergantian mengajak anak bermain. Syukurlah kami tidak perlu begadang karena jam 8 malam, anak sudah tidur dan kami bisa quality time berdua, bercerita tentang hari itu, melepas penat dengan ngemil sambil menonton TV atau meneruskan hobi kami, Suami bermusik dan aku menulis atau menggambar, mumpung masih muda, jangan sampai menua tanpa karya. Saat malam, beberapa kali aku terbangun untuk menyusui anak, terkadang sampai memikirkan besok mau masak apa? Hehe. Begitulah cerita keseharian kami, cara aku menjaga Suami dan buah hati, hampir sama dengan Ibu rumah tangga yang lain. Jenuh? Pasti ada, tapi aku mensiasatinya dengan tiga cara yaitu Bersyukur, Bertamasya dan Berkarya. 

    Bersyukur adalah hal pertama yang paling penting. Betapa banyak hadiah yang diberikan Tuhan semesta alam padaku, pada keluarga kecil kami. Kemudian setiap akhir pekan atau hari libur, Suami juga suka mengajak kami bertamasya, tidak usah terlalu jauh sih, karena aku sudah happy karena menurut ku, jalan-jalan itu seperti recharge energi baru, kami bisa mengunjungi tempat wisata, taman kota, cafe baru atau sekedar berbelanja di Swalayan. Selain jalan-jalan dengan keluarga, aku juga punya tetangga yang baik hati, dimana kita bisa saling membantu dan menemani saat aku dilanda kebosanan hehe. Maklum, setelah berkeluarga memang agak susah untuk bertemu sahabat, aku maklumi karena semuanya juga sibuk dengan urusan keluarga, karir atau passion masing-masing, tapi aku yakin suatu hari kalau ketemu, pasti ada kisah menarik yang pantas untuk dibagikan.

    Bagaimana dengan berkarya? Apakah setelah menikah dan mempunyai anak wanita masih bisa berkarya dan meraih impiannya? Saya optimis bisa! Kenapa? Karena berkeluarga bukan alasan bagi wanita untuk berhenti berkarya, tentunya menggali potensi diri tanpa meninggalkan kewajiban melayani Suami dan mengurus anak. Memang, kuantitas berkarya menjadi berkurang tetapi lumayan efektif sebagai stress realese, sekarang aku mengerjakan yang mudah dan semampunya, menulis blog atau membuat hand lettering untuk dipamerkan di instagram @art_sense, suatu saat aku juga bisa kembali melukis atau mengajar anak-anak menggambar lagi. Ketiga cara tersebut juga ampuh mengusir Baby Blues, insya Allah bye-bye Baby Blues and Post Partum Depression. 

    Selain menjaga Suami dan anak, bagaiamana caraku menjaga diri sendiri? Sebagai Ibu, tentunya aku harus cerdas memanfaatkan waktu, misalnya untuk perawatan, aku tidak mau menunggu anak sampai gede untuk tampil cantik, sehat terawat. Setiap pagi aku tetap mengoleskan lotion supaya kulit lembab, menggunakan tabir surya dan krim siang, minum banyak air putih, makan yang sehat, minum vitamin sebelum tidur, kalau ada waktu luang bisa maskeran, luluran, hair mask bahkan memanggil Tetangga untuk memijat, maklum sejak melahirkan badan jadi mudah pegal hehe. Menjadi Wonder Mom tidak boleh sakit memang benar adanya, karena kalau seorang Ibu sakit, maka semuanya akan terganggu.

    Aku selalu salut sama Ibu yang memiliki anak banyak karena Ibu adalah sosok dibalik kesuksesan Suami dan anak-anaknya, Ibu yang selalu bangun paling awal dan tertidur paling akhir untuk memastikan semuanya beres. Jadi, buat para Ibu-ibu diluar sana baik Working Mom atau Stay at home Mom, tetap semangat ya dalam menjaga diri dan orang tercinta, kita semua sama dalam mengemban tugas masing-masing, jalani semua dengan sepenuh hati maka kebaikan sejati akan kembali... Terima kasih telah berkenan membaca curhatnya Ibu menyusui ini.
    Happy reading 🍭 

    21.8.18

    Tiga Cara Membatasi dan Mengendalikan Konsumsi Rokok di Indonesia


    Dear healthy people, melihat Kakek dan Nenek saya yang gemar merokok, mewariskan kebiasaan tersebut pada anak cucu nya, entahlah kenapa harus merokok yang menjadi kebiasaan hidupnya, kenapa bukan kebiasaan hidup sehat, agar uang jatah rokok ditabung, digunakan untuk membeli makanan bergizi atau dana untuk pendidikan agar masa muda dan tua tidak "sakit-sakitan", sakit fisik maupun sakit mental karena tidak punya uang dan miskin ilmu karena pendidikan yang rendah. 

    Melihat kenyataan pahit tersebut saya menjadi sangat yakin untuk mencari pasangan hidup yang tidak merokok, sederhana saja, saya memang tidak suka asap rokok mencemari rambut saya hehe. Ternyata saya ditakdirkan menikah dengan Musisi sekaligus Guru Musik. Mendengar kata Musisi atau Seniman, seringkali dikaitkan dengan pertemuan yang dihiasi asap rokok. Dalam iklannya saja, secara halus rokok juga menjadi teman mencari inspirasi berkarya,  jiwa Petualang yang pemberani serta sukses di usia muda, sangat bertentangan dengan kenyataan yang terjadi. Alhamdulillah saya sangat bersyukur sekali Suami saya tidak merokok, karena kalau beliau Perokok, saya tidak akan mau dinikahi oleh calon orang sakit.
    Saya bertanya pada Suami, kenapa tidak merokok? Beliau menjawab bahwa rokok rasanya tidak enak. Mencari inspirasi berkarya ternyata bukan dengan rokok saja, tapi bisa dengan jalan-jalan menikmati keindahan alam, membaca buku dan melakukan kegiatan sosial, selain sehat jasmani dan rohani, kegiatan tersebut juga bisa membuat hidup lebih bernilai. Suami saya telah membuktikan meskipun beliau tidak merokok, tapi bisa tampil memukau di panggung internasional lewat karyanya dalam musik Jazz, jika Suami saya saja bisa bebas berkarya dengan brilian, harusnya kalian juga bisa berprestasi tanpa rokok.

    Saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika punya Suami yang gemar merokok. Awal tahun ini saya dikejutkan dengan wafatnya Guru SD yang sejak dahulu selalu merokok. Beliau adalah sosok jenius dan fenomenal, galaknya luar biasa, kalau belum bisa menyelesaikan soal Matematika, saya tidak bisa pulang. Masih ingat sekali, ketika setiap pembagian Rapot, beliau selalu meminta setiap murid untuk membawa sebungkus rokok untuknya, karena masih kecil dan rokok dianggap wajar oleh Orang tua kami, maka di hari pembagian Rapot, meja Guru penuh dengan gunungan rokok. Saat itu saya juga sudah cemas dengan kesehatan beliau di masa depan, bayangkan setiap hari beliau merokok selama bertahun-tahun. Setelah 15 tahun tidak berjumpa, tiba-tiba saya mendengar kabar duka bahwa beliau meninggal karena komplikasi dan kerusakan syaraf otak.

    Setelah berkeluarga dan punya anak, saya jadi ikut memikirkan itu bagaimana ya, keluarga beliau yang ditinggalkan, apakah beliau punya dana Pensiun? Bagaimana dengan Istrinya yang harus membesarkan anak-anaknya? Kasihan dong, anak-anak yang masih kecil harus kehilangan sosok Ayah, lelaki panutan dalam keluarga.

    Kemudian saya juga sedih kalau ada Kepala Keluarga yang harusnya gigih mencari nafkah malah jadi pengangguran, tapi rokok jalan terus. Saat Istri mengandung, rokoknya tidak berhenti, uangnya dipakai untuk rokok tapi sangat pelit jika harus mengantar Istri USG di Dokter Kandungan. Lalu apa yang terjadi? Selain Ibu hamil kekurangan gizi, tidak tahu berat badan janin, saat melahirkan tidak punya simpanan uang atau Asuransi, jika harus melahirkan di rumah sakit bagaimana? Jika berat badan bayi kurang bagaimana? Sepertinya tidak terpikirkan oleh mereka yang miskin dan suka merokok.
    Saya juga risau nih, jika anak saya digendong sama Perokok atau orang yang baru saja merokok, asapnya kan menempel di baju. Saya masih sedih ketika dulu ada bayi meninggal karena saat acara Aqiqah, para Bapak terlena merokok, sepertinya Perokok itu sangat egois ya, selain merusak kesehatan diri sendiri, juga bisa merenggut nyawa bayi yang tidak berdosa.

    Kejadian saat lebaran kemarin juga membuat kaget. Saudara yang masih remaja dan Bapak-bapak begitu merdeka menghisap dan menyebarkan racun saat kumpul keluarga, anak saya terpapar asap rokok menjadi batuk pilek selama dua minggu, hiks saya benar-benar sedih sekali jika harus bersilaturahmi tapi pulang membawa penyakit. Membicarakan rokok memang tidak ada habisnya ya, saya sering merasa bersalah dan tidak enak jika harus membawa anak bertemu dengan para Perokok.

    Di tempat umum saja, orang seenaknya merokok padahal di depannya saya membawa bayi dan kemarin saat jalan-jalan ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, masih saja ada yang merokok, memang ada Petugas Keamanan yang menegur, tapi di tempat yang tak terlihat, mereka tetap asyik merokok dan membuang puntungnya sembarangan. Sungguh sangat keterlaluan merokok di Hutan Kota, bahkan diantaranya anak SMP yang bolos sekolah, malah merokok di hutan kota, saya jadi sangat gemas, mau dibawa kemana masa depan bangsa ini jika masih kecil saja sudah malas sekolah dan merokok di Hutan Kota, kebayang nggak sih kalau Hutan Kota yang semakin langka itu harus musnah akibat kebakaran?.

    Duh, sepertinya susah banget ya kalau menyuruh orang untuk berhenti merokok, apalagi jika anak dibawah umur dan orang miskin yang sudah kecanduan. Bagaiamana ya solusi agar paling tidak kita bisa berusaha membatasi dan mengendalikan konsumsi rokok di negeri ini? Semesta mendukung, sudah sejak lama saya ingin menulis kekhawatiran tentang bahaya rokok, kemudian tanggal 14 Agustus lalu ada Talkshow Ruang Publik di Radio KBR Serial Rokok Harus Mahal yang mengangkat tema “Jauhkan kelompok Rentan dari Rokok”. Serial Rokok Harus Mahal diselenggarakan untuk mengingatkan harga rokok yang murah membuat konsumsi rokok makin tak terkendali, termasuk pada anak-anak dan keluarga miskin.

    Narasumber pada Talkshow tersebut adalah Dr. Abdillah Ahsan (Wakil kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI) dan Dr Arum Atmawikarta, MPH, (Manager Pilar Pembangunan Sosial Sekretariat SDGs Bappenas.) Baiklah akan saya tuliskan kembali resume poin-poin penting, yang  disampaikan oleh Narasumber, tentunya ada fakta-fakta mengejutkan yang perlu kalian ketahui:


    • Kelompok rentan yang pertama dari aspek kesehatan, yang disebut rentan itu adalah bayi, balita, kemudian ibu hamil, kemudian ibu menyusui dan orang sakit. Tapi dalam kelompok rentan yang paling luas lagi adalah kelompok yang miskin, yang mana jumlahnya pada hasil survei BPS yang baru saja diumumkan itu sekitar 9,7 %, itulah kelompok rentan yang perlu kita lindungi. Dan juga kelompok marginal lain yaitu yang tinggal di daerah-daerah yang memang sulit dan terpencil, itulah daerah yang banyak kelompok rentannya.
    • Mengapa kelompok rentan harus dijauhi dari rokok? Berdasarkan data BPS, secara konsisten menunjukan bahwa ternyata pengeluaran dari kelompok penduduk miskin untuk rokok itu besar sekali. Jadi artinya, jika keluarga itu dikategorikan miskin maka dia mengeluarkan uang yang banyak sekali untuk membeli rokoknya. Itu konsisten dari sejak tahun 2004 sampai tahun 2018. keluarga miskin mengeluarkan uang banyak sekali setelah beras. Setelah beras itu urutannya adalah rokok.
    • Ibu-ibu atau keluarga membelanjakan lebih banyak rokoknya daripada memberikan makanan bergizi atau pendidikan yang layak untuk anak-anaknya. Setiap harinya rata-rata penduduk miskin mengkonsumsi 11 batang rokok per hari. Salah satu solusinya adalah harga rokok harus mahal dan itu sudah terbukti bahwa di berbagai negara, jika harga dari rokok dinaikan 10% maka, terutama pada penduduk miskin itu akan drop, orang-orang yang merokok itu sekitar 16%, pada kelompok kaya turunnya 7%. Jadi pada kelompok miskin maupun kaya itu dia tetep turun, tapi yang lebih banyak itu kepada kelompok miskin. 
    • Untuk mendapatkan rokok itu sangat mudah ya, harganya sangat murah. Satu bungkus rokok paling harganya sekitar 15 ribuan, bahkan bisa dibeli per batang, per batangnya bahkan seribu rupiah. Rp 600 - Rp 1000. Dengan uang saku anak SD yang seharinya Rp 10.000, harga per batang seribu rupiah, itu sangat bisa dijangkau dan dibeli oleh anak-anak, orang miskin dan sebagainya. Kita mengharapkan pemerintah menaikan harga rokok melalui peningkatan cukai yang setinggi-tingginya. Kemudian kita juga mengingatkan pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi itu tidak boleh diserahkan kepada industri rokok. Kita harus yakin, bahwa mengendalikan konsumsi rokok membuat masyarakat sehat, itu berguna bagi perekonomian.
    • Masyarakat yang tidak merokok itu lebih sehat dari pada masyarakat yang merokok. Pekerja yang merokok itu produktivitasnya lebih rendah daripada yang tidak merokok, karena mereka butuh waktu untuk merokok. Itu belum sakit ya, butuh waktu buat merokok, pada saat sakit dia tidak bisa bekerja. Sebenarnya perekonomian Indonesia ini akan jauh lebih tinggi output-nya, pada saat semua masyarakat sehat. Karena dengan masyarakat yang panjang umur dan sehat, bisa lebih produktif.
    • Rokok itu ada yang dibuat mesin, ada juga yang dibuat tangan. Saat ini, rokok buatan mesin jauh lebih laku daripada buatan tangan sehingga turunnya pekerja bisa disebabkan karena ada perubahan dari tangan ke mesin. Kalau ada penurunan tenaga kerja di rokok kretek tangan walaupun bukan gara-gara pengendalian rokok tapi karena gara-gara pabriknya memang ingin pindah ke mesin.
    • Membeli rokok itu tidak mensubsidi para pekerja rokok. Kita harus ingat bahwa orang terkaya di Indonesia, itu adalah pemilik industri rokok, jadi sangat disayangkan jika anak-anak merokok, orang miskin merokok, uangnya itu mengalir ke orang terkaya di Indonesia. 


    Kesimpulannya adalah kalau kita ingin membatasi atau mengendalikan konsumsi rokok di Indonesia, memang ada tiga kebijakan yang harus kita betul-betul diterapkan secara nyata. Pertama mencegah, mencegah konsumsi rokok bagi yang belum merokok. Yang kedua adalah memperkecil akses atau tempat-tempat dimana rokok itu bisa dibeli dengan mudah. Yang ketiga adalah membantu, yang sulit ini, membantu orang yang sudah kecanduan rokok dengan pengobatan atau rehabilitasi. 


    Sebagai langkah awal, saya setuju harga rokok harus mahal kalau bisa Rp 150.000 seperti di Singapura agar masyarakat miskin dan generasi muda terlindungi, lalu gimana nih Sobat? Masih mau merokok? Masih mau menyakiti orang yang kita sayangi? Lebih baik tabung uang rokoknya untuk hidup yang lebih sehat agar di masa depan, kita masih bisa melihat kebahagiaan dan kesuksesan anak dan cucu kita nanti. Maka dari itu yuk ikuti kampanye pengendalian tembakau ini dengan menyerukan:

    #Rokokharusmahal
    #Rokok 70ribu
    #Rokokmemiskinkan 

    Mari bantu keluarga miskin dan anak-anak berhenti beli rokok, tanda tangani petisinya di Change.org. Jika kalian merasa artikel ini bermanfaat, tolong bantu sebarkan ya, supaya lebih banyak orang yang sadar ternyata hidup lebih indah tanpa asap rokok. 

    COPYRIGHT © 2017 SANDRAARTSENSE | THEME BY RUMAH ES