• 12.1.16

    Eksotisme Karimunjawa

    View dari Pulau Geleyang Karimunjawa (dok.pribadi)
    Sebenernya kisah ini udah ditulis disini tapi aku lupa password email nya jadi aku bikin blog baru. Oia tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes menulis Travel Mate Western Australia yang diselenggarakan oleh National Geographic Traveler Indonesia.
    Kepulauan Karimunjawa (dok.pribadi)

    Hallo travel mate! Di tahun 2016 tentunya kamu sudah memiliki resolusi yang fresh dong, kalo ditanya soal resolusi tahun 2016 ini aku sih pengen jadi Nusantara Traveler Artist seutuhnya. Emang apa sih Nusantara Traveler Artist itu? Hmm sebenernya itu adalah istilah buatanku sendiri lho, sebagai seorang seniman tentunya aku senang mencari inspirasi dalam berkarya, salah satu caranya adalah dengan berwisata karena pemandangan akan menarik alat lukisku untuk meniru kreatifitas Tuhan di alam semesta. Jadi, aku ingin menjadi pribadi yang antimainstream, yang tak hanya selfie di tempat wisata tapi juga menghasilkan karya nyata untuk menginspirasi anak bangsa, bisa dengan live painting atau memotretnya untuk dijadikan inspirasi untuk dilukis bahkan menulis kisah perjalanan di blog pribadi di kemudian hari. Selain itu aku berharap di tahun 2016 ini, pemuda Indonesia tidak hanya jago selfie (selfie yang bisa merusak lingkungan) tapi juga harus berprestasi, lebih bermanfaat bukan? Tahun ini pula aku ingin banget jalan-jalan keluar negeri, semoga saja ada tempat penjelajahan pertama yang tercatat di passport baru ku.

    Kali ini aku akan berbagi kisah salah satu perjalanan liburan tak terlupakan seumur hidupku, diantara berbagai tempat yang pernah kukunjungi aku ingin kembali menikmati keindahan Kepulauan Karimun Jawa karena kekuatan memorinya selalu membuatku bersyukur dilahirkan untuk menjadi orang Indonesia.

    29 -30 Maret 2012
    Tanggal 29 Maret-2 April 2012 aku bersama teman-teman angkatan 2008 Pendidikan Manajemen Bisnis dan beberapa Dosen  yang mengajar di  jurusan ku melakukan KKL “Kuliah Kerja Lapangan” ke Karimunjawa tapi menurut aku, kemarin itu adalah liburan paska seminar proposal skripsi hihi jadi aku bisa refreshing sebelum mendapat nama Dosen pembimbing skripsi.

    Kami berangkat dari Bandung pukul 6 sore dengan menggunakan armada bus malam, ditemani hujan yang lumayan lebat, aku berdoa agar cuaca di Karimunjawa cerah secerah hatiku yang haus akan liburan. Tiba di Pelabuahan Kartini Jepara keesokan harinya sekitar pukul 1 siang, kami mengisi perut terlebih dahulu sambil menunggu jam keberangkatan kapal ke Karimunjawa satu jam kemudian.

    Perjalanan kami dilanjutkan menggunakan kapal Bahari express, kapal ini lebih cepat sampai karena hanya butuh waktu dua jam untuk tiba di Karimunjawa. Ini adalah pengalaman pertama aku naik kapal laut, aku sudah minum obat anti mabuk agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan alias hal yang memalukan. Selama perjalanan diatas kapal, aku hanya bisa melihat laut di kanan kiri jendela sambil terus berdoa agar cuaca tetap cerah! Lagu yang diputer di kapal itu dangdut koplo, sehingga tapi tak lama kemudian kantuk menyerang dan akupun tertidur.

    Sekitar pukul 4 lebih kami tiba di karimunjawa, di dermaga kami melihat anak-anak kecil berenang sangat jago luar biasa seperti acara si Bolang di Tv. Pertanda pertama aku akan betah adalah, masyarakat lokal tidak heboh menawarkan kendaraan pada turis yang baru datang it’s so nice. Kami lalu dijemput oleh mobil menuju homestay dan makan malam serta istirahat sambil mempersiapkan energi untuk besok.

    31 Maret 2012
    Setelah mandi pagi, aku olahraga sebentar disekitar homestay dengan meminjam sepeda pada pemilik homestay. Aku bersama teman satu kamar berjalan-jalan ke pasar tradisional Karimunjawa sambil menunggu sarapan. Pasar tradisional karimunjawa hanya buka dari jam 5 sampai 8 pagi. Pasar tradisionalnya begitu sederhana, ada beberapa toko baju dan klontong, tapi kebanyakan penjual menjajakan ikan, sayuran dan jajanan khas karimunjawa. Pertanda kedua aku betah liburan di karimunjawa adalah memang benar masyarakat lokal begitu amat sangat ramah (kalo kata orang Sunda someah), tidak membedakan mana turis atau mana penduduk asli. Yang unik lainnya adalah setiap motor yang dipakai dikarimunjawa tidak dikunci ketika sedang parkir! Dibiarkan begitu saja, Amazing (lagian kalo ada maling kan motornya harus diajak berenang ke Jepara).
    Bersepeda di depan Homestay (dok.pribadi)
    Motor penduduk yang tak pernah dikunci saat ke Pasar Karimunjawa (dok.pribadi)
    Setelah puas berjalan-jalan di pasar aku dan teman-teman sempat berfoto dan kami baru tahu kalau rumah yang indah itu adalah sebuah cafe yang view nya menghadap ke dermaga, bagus banget dan walaupun cafe belum buka, kami boleh mengambil foto disana, salut sama kebaikan orang karimunjawa. Cafe ini juga menjadi tempat makan malam kami sebelum pulang ke Bandung.
    Cafe satu-satunya saat itu (dok.pribadi)

    Setelah sarapan pagi kami bergegas menuju dermaga untuk naik perahu mesin yang menampung 20an orang untuk menuju Pulau Menjangan Kecil, aktivitas yang pertama dilakukan adalah snorkeling dan ini juga pertamakalinya aku snorkeling, kami bersiap menggunakan pelampung, kaki katak dan kacamata khusu snorkeling. aku sempat kaget ketika melihat laut tempat snorkeling yang kedalamannya tak bertepi (supaya kaki katak yang digunakan tidak merusak terumbu karang) tapi berkat support dari teman-teman, tak lama kemudian aku sudah mulai terbiasa bersnorkeling ria dengan kaki katak (itupun ukuran paling kecil) dan bernafas melalui mulut, aku sempat berpegangan tangan bersama instruktur selam (panggil saja namanya Mas Kucing) dan teman-teman, menyaksikan alam bawah laut yang indahnya luar biasa, aku tak berhenti mengucap syukur kepada Tuhan semesta alam yang telah memberikan kesempatan tak terduga ini.

    Tiba-tiba hujan turun, aku dan teman-teman beranjak dari laut untuk menuju destinasi selanjutnya. Pulau Cemara, pantainya berpasir putih, suasananya tenang dan bersih sekali, dengan keisengan teman-teman, salah satu diantara kami dikubur dengan pasir, gelak tawa saat itu sangat teringat jelas bagaimana aku sangat menikmati kekompakan angkatan 2008 yang beberapa tahun lagi akan berpisah karena masa kuliah yang tinggal sebentar lagi berakhir. Setelah asik berfoto dan bermain air, lapar datang dan kami segera manyantap ikan bakar dan sambal khas penduduk Karimunjawa untuk makan siang, sungguh nikmat sekali kebersamaan ini.
    Kebersamaan MB (foto dari pihak travel)
    Tak lama setelah makan siang, kami melanjutkan snokeling lagi, kalau tadi di Menjangan kecil kami snorkeling bersama ikan-ikan kecil, kali ini kami snorkeling di laut lepas yang jauh dari pulau. Ikannya tidak terlalu banyak tapi karang-karang yang sangat besar dan bentuknya unik serta lautnya yang dalam sampai temanku geli melihatnya. Saat itu cuacanya sangat panas tapi tidak menyurutkan niat aku untuk melihat ciptaan tuhan yang menakjubkan.

    Puas snorkeling kami menuju pulau Ujung Gelam, tujuannya adalah melihat sunset, disana kami juga menikmati kelapa muda yang dijajakan sepanjang pantai oleh penduduk lokal, aku perhatikan penjualnya sungguh ramah dan baik, tidak berebut pembeli bahkan yang ada adalah saling membantu misalnya bila tidak ada uang kembalian, mereka juga biasa dititipi tas oleh kami bila hendak main di pantai, katanya “simpan aja, disini aman kok” dan kami tidak usah bayar untuk duduk-duduk. Disini rasa kekeluargaannya masih sangat kental dan tidak matre. Puas menikmati kelapa muda aku dan beberapa teman bermain air lagi kemudian melihat sunset di dekat bebatuan yang mirip seperti bebatuan di pantai Bangka Belitung.
    Sunset di Ujung Gelam (dok.pribadi)
    Setelah matahari tenggelam kami pulang menuju homestay, hebatnya lagi nahkoda tahu arah menuju pulau karimun meski tidak ada penerangan selama perjalanan di laut. Secara disini listrik cuma ada dari jam 6 sore sampai jam enam pagi, jadi sehari masyarakat Karimunjawa cuma dapet pasokan listrik 12 jam. Pantes aja orang-orang disini gak konsumtif mungkin karena jarang nonton Tv. menonton TV hanaya di malam hari itupun harus punya Parabola sendiri.
    Malam itu bertepatan dengan earth hour, dimana pada pukul 20.30-21.30 kita dianjurkan untuk mematikan listrik selama satu jam karena satu jam saja akan berdampak para penghematan energi di bumi. Kalo masyarakat disini sih earth hournya udah dari dulu 12 jam sehari lagi, salut banget. Katanya dulu masyarakat disini menolak adanya listrik karena ingin hemat energi dan menyayangi alam. Go green banget deh.

    Setelah bersih-bersih di homestay, aku dan teman-teman main ke alun-alun karimunjawa yang luasnya sebesar lapangan bola, disana kami melihat beberapa penjaja makanan mulai dari ikan bakar dan cumi bakar, mie ayam, bakso ikan kuning dan lain-lain. Karena malas mengantri sea food aku meikmati makan malam degan mie ayam yang harganya cuma 6 ribu rupiah saja dan harganya sangat enak. Hari yang sangat luar biasa membuat aku lelah tapi sangat bahagia.

    1 April 2012
    Hujan turun sejak shubuh tapi tidak membuat kami malas melanjutkan petualangan, kami menuju pulau Geleyang, disana pemandangannya indah sekali, terdapat dermaga menuju pantai, karang dan ikan terlihat, warna laut biru dan toska dengan kadar garam yang lebih tinggi. Puas snorkeling aku dan rombongan menuju pulau Tengah untuk makan siang, hunting foto dan istirahat sambil menikmati keindahan pulau.
    Pulau Geleyang (dok.pribadi)
    difoto oleh Pak Bowo

    difoto oleh Pak Bowo

    Sandra, Vicky dan Meisya (foto dari Mas Kucing Guide)
    Perjalanan dilanjutkan dengan snorkeling di sekitar pulau Kecil dengan spot yang berbeda tapi inilah tempat snorkeling paling nyaman menurut aku. Walaupun cuaca sangat panas, dan teman-teman aku sudah malas turun ke air, aku dan dua orang teman tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini karena menurut teman aku: “kita harus memanfaatkan fasilitas yang ada” hmm bener juga di Bandung kan gak ada pantai. Walau panas kelihatannya setelah turun ke air terasa tidak panas, adem dan sangat meyenangkan.

    Setelah puas snorkeling, kami menuju pulau Gosong yaitu pulau yang hanya berukuran 5m x 8m, sangat kecil, seperti gundukan pasir putih ditengah lautan biru kehijauan dan tentunya tidak ada pohon karena bila air pasang pulau ini menjadi laut, bila air surut, baru ada deh, seperti pulau misterius di Life Of Pi ya hanya saja ini namanya pulau Gosong.

    Penangkaran Hiu (dok.pribadi)

    Sebentar dari pulau Gosong kami melanjutkan destinasi terakhir ke penangkaran hiu, dan aku sempat turun untuk uji nyali berenang bersama Hiu. Kalau sekarang aku berpikir keras kenapa hiu itu harus ditangkar sih?. Kami pulang menuju homestay dan pamit pada Mas kucing and crew yang begitu sabar mengajari kami snorkeling, mereka adalah tim yang baik dan ramah luar biasa selama perjalanan dua hari ini menjadi sangat amat berkesan. Suatu hari aku ingin kembali ke pulau ini karena yang belum kesampaian adalah melihat sunrise di pulau Nirwana!

    Acara puncak kami adalah dinner di cafe yang sempat aku kunjungi pagi kemarin, udara sejuk, sambil menikmati ikan bakar ditemani taburan bintang dilangit menjadikan pengalaman ini tidak bisa dibayar dengan apapun. Bayangkan biasanya aku melihat sedikit bintang di kota besar seperti Bandung, tapi karena disini alamnya sangat asri aku bisa melihat begitu banyak bintang seperti di kartun Doraemon, aku rindu langit ratusan juta tahun yang lalu.

    2 April 2012
    Paginya aku sempat belanja oleh-oleh sedikit di Pasar berupa ikan asin, Ikan teri dan kerupuk ikan kerapu (kata teman yang bisa berbahasa Jawa, pedagang disini gak ngemahalin kok karena emang masih bisa ditawar, lagian emang sudah seharusnya kita membeli dagangan mereka karena di perkotaan kita sudah terllu banyak belanja di Toko besar yang emang nggak bisa ditawar). Agak siang aku juga sempat membeli kaos khas KarimunJawa seharga 40 ribu dan gantungan kunci 5 ribuan.

    Aku berharap pengelolaan Pariwisata di pulau ini dikelola lebih baik, tetap go green, masyarakatnya tetep ramah, ga matre, makin nyaman, makin aman dan bershabat sehingga turis menjadi betah dan ingin kembali ke karimunjawa...

    3 April 2012
    Tiba di Bandung...
    Akang: neng idungnya item...
    Aku: iya, idung nya ya?
    Akang: tapi itemnya sampai ke bawah (menunjuk ke mata kaki)
    Aku: ooh kirain -__-
    Cekrekkk
    Oleh-oleh khas Karimunjawa: punya pacar (sekarang suami) makin bule.

    Ahh yang penting pernah ke Karimunjawa, hasil foto dari lensa kamera secanggih apapun tidak akan bisa mnggantikan lensa mata ciptaan tuhan, sungguh menarik jika bisa melihat langsung keindahan alam karimunjawa! Satu hal yang aku sesali, kenapa tidak membawa alat lukis! see you soon karimunjawa.

    Patrick (dok.pribadi)

    6 comments:

    1. Nggak asing dengan tempat-tempat ini ahahhahahah. Fix kangen balik Karimunjawa

      ReplyDelete
    2. pengen ke karimunjawa tapi gak kesampean teruus >.<


      rusydinat.blogspot.co.id

      ReplyDelete
      Replies
      1. Halo, salam kenal semoga bisa ke Karibia nya Indonesia ya!

        Delete
    3. Rencana ke Karimunjawa Oktober ini,makanya lagi nyari info yg uptodate nih.. Anyway thx

      ReplyDelete
      Replies
      1. Makasih ya udah baca :) Karjaw bagus bangetttt

        Delete

    COPYRIGHT © 2017 SANDRAARTSENSE | THEME BY RUMAH ES