• Showing posts with label Finance. Show all posts
    Showing posts with label Finance. Show all posts

    18.1.19

    Perencanaan Keuangan untuk Pengantin Baru


    Dear readers, para calon pengantin, pengantin baru dan pengantin yang sudah lama menikah, kita ngobrolin uang lagi, yuks? Ngobrolin uang bukanlah hal yang tabu, semua butuh uang meskipun uang tak bisa membeli kebahagiaan tapi uang bisa memiliki power. Bagi pasangan yang sudah menikah, penting sekali membicarakan uang demi masa depan bersama.

    Nah, supaya tidak terlambat, alangkah baiknya jika para pengantin baru atau yang sedang merencanakan menikah, dapat memahami bahwa keuangan sebelum dan setelah berkeluarga memiliki perbedaan. Kebiasaan buruk dalam mengatur keuangan saat masih Single, jangan dibawa lagi. Tapi jika sudah disiplin, kebiasaan baik itu bisa ditularkan kepada pasangan supaya terjadi goals bersama yaitu financial freedom di masa tua. Lalu, apa saja sih tips merencanakan keuangan bagi pengantin baru? Simak sampai tuntas ya!

    Tentukan tujuan keuangan bersama dan buatlah anggaran baru
    Setelah menikah, ada dua kepala yang pastinya memiliki keinginan dan harapan tentang masa depan. Berbagai pemikiran tersebut silakan ditampung untuk membuat daftar anggaran yang harus disepakati bersama. Misalnya prioritas utama adalah memiliki rumah, menyiapkan dana darurat atau biaya hidup saat dinas di luar kota.

    Berdiskusi untuk kata sepakat

  • Siapa yang akan menjadi Manajer Keuangan rumah tangga? Suami? Istri? Atau keduanya?


  • Optimasi penghasilan rumah tangga, apakah nanti keduanya tetap bekerja? Membuka usaha? Atau hanya Suami bekerja dan Istri bisnis dari rumah?


  • Realitas keuangan sekarang dan jujur dengan pasangan adalah kunci terciptanya kesehatan financial. Utarakan penghasilan saat ini, jangan sampai saling bohong atau menipu punya ini itu ternyata masih tersandung hutang sebelum menikah. 


  • Tentukan pos keuangan non keluarga, karena biasanya seorang anak yang berbakti masih akan terus memberikan bantuan financial kepada kedua orang tuanya, pastikan berapa jumlahnya supaya tetap adil untuk kedua belah pihak. 

  • Persiapkan dana darurat 
    Sebelum merencanakan kehamilan, ada baiknya pasangan yang baru menikah juga mempersiapkan dana darurat sambil mencari tahu apakah pasangan kita bertanggung jawab atau tidak. Seperti yang sering saya singgung dalam artikel keuangan, sebaiknya saat masih Single kita harus memiliki dana darurat sebanyak tiga kali gaji. Lalu setelah menikah tanpa anak, kita diharapkan menabung sebanyak enam kali gaji untuk dana darurat selama enam bulan.

    Memilih proteksi keuangan dan investasi
    Jika memiliki pasangan yang boros, susah menabung, memiliki proteksi berupa asuransi dan investasi deposito adalah keharusan karena sistemnya saklek, mau tidak mau harus menyisihkan penghasilan untuk ditabung, kan?

    Disiplin dalam mengelola keuangan 
    Mengubah kebiasaan memanglah sulit, banyak pasangan yang telah menikah menilai pasangannya telah berubah. Sebenarnya bukan berubah, tapi mereka sedang menunjukan topeng aslinya. Jadi, bisa saja selama berpacaran terlihat baik karena ada maunya, kebiasaan bertahun-tahun sebelum menikah tentunya kebiasaan yang paling lama dan paling menancap. Waspada jika pasangan berubah drastis apalagi jika tidak memberikan hak serta kewajiban.

    Demikianlah sharing saya kali ini, semuanya berdasarkan pengalaman pribadi, orang sekitar dan artikel keuangan yang relate dengan kehidupan keuangan millenials. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang ingin maju dalam berumah tangga. Jika ada tips lainnya silakan tulis di kolom komentar dan jangan ragu sebarkan tulisan ini ya!

    Read more:

    17.1.19

    Inilah Cara Bertahan Hidup di Tanggal Tua


    Dear good people, saya masih sering mendengar keluhan atau cuitan orang-orang yang merana di tanggal tua. Suami sih ketawa-ketawa aja meskipun sudah tanggal tua. Bukan menertawakan mereka yang dompetnya menipis di tanggal tua, tapi menertawakan Istrinya hehe, karena saya juga pernah merasakannya betapa jauhnya tanggal gajian, tapi itu dulu, sebelum berkeluarga. Jadi, sekarang kalau inget, saya ketawa juga haha.

    Ternyata tips paling jitu agar selalu ceria di tanggal berapapun adalah menahan diri tidak berfoya-foya di tanggal muda. Menunggu waktu belanja dan traveling di tanggal tua, karena tanggal muda bagi kita itu waktunya beberes rumah, kami malas berdesak-desakan di tempat belanja dan wisata. Jadi buat kalian yang ingin survive sampai tanggal gajian, simak tips berikut ini ya, siapa tahu membantu.

    Sisihkan uang di awal dan akhir bulan
    Kalau sudah gajian, siapkan tabungan dan dana darurat supaya nggak deg-degan setiap tanggal tua.

    Berhemat untuk pulsa dan kuota internet
    Hidup di zaman modern menuntut kita serba cepat dan memanfaatkan perangkat teknologi untuk kemudahan bekerja dan berkarya. Berhematlah dan gunakan wifi kantor jika ada.

    Hindari hutang Bank
    Berhutang tidak akan menghilangkan masalah, justru akan menambah masalah baru jika tak mampu bayar. Sebaiknya cari penghasilan tambahan yang terjamin halal.

    Membawa bekal dari rumah dan botol air minum kemanapun
    Berdasarkan pengalaman kami, memasak itu jauh lebih hemat dan sehat. Setiap hari saya selalu masak untuk Suami tercinta, kalaupun misalkan pagi-pagi riweuh, kami membeli Nasi Kuning atau Kupat Tahu untuk sarapan. Tapi makan siang dan malam tetap masak, jadi nggak pagi siang malam jajan diluar. Saat jalan-jalan akhir pekan pun kami selalu membawa botol air minum supaya nggak usah beli, soalnya lumayan juga kan godaan minum aneh-aneh di luar rumah.

    Memanfaatkan transportasi umum 
    Jika ingin bepergian, coba bandingkan harga terlebih dahulu. Saat ini kereta api dan bus kota, armada dan pelayanannya sudah bagus, kita juga tidak perlu boros mengisi bensin atau capek menyetir.

    Mengajak Anak Bermain ke Museum atau Taman Kota
    Hidup di kota besar bisa menjadi tekanan tersendiri jika terus menerus terpesona pada kehidupan orang lain. Lebih baik tidak usah memaksakan kehendak hanya untuk eksistensi diri di dunia maya. Sekarang banyak sekali pembangunan ruang publik yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat refreshing keluarga. Misalnya Taman Kota rindang yang gratis atau Museum yang harga tiketnya sangat terjangkau. Selain hemat, kedua tempat tersebut bisa menjadi sarana belajar sambil bermain bersama anak.

    Tahan diri untuk tidak jajan
    Menjamurnya tempat wisata dan kuliner di kota maupun desa membuat kita harus ekstra hati-hati merawat isi dompet. Karena jika kekbablasan, baru pertengahan bulan udah ngos-ngosan. Jika ingin berbelanja, buatlah daftar belanjaan dan batasi pengeluaran. Terakhir, silakan unfollow akun olshop yang mengganggu keteguhan hatimu. 

    Terima kasih telah berkenan membaca, sampai jumpa di trik selanjutnya!

    Read more:

    27.12.18

    Inilah Alasan Timbulnya Pengeluaran Extra Setelah Punya Anak


    Dear Parents, memiliki anak merupakan salah satu anugrah Tuhan sekaligus amanah terbesar dalam hidup manusia. Di barat sana, mereka sudah membatasi jumlah anak bahkan sudah tidak mau memiliki anak. Saya sangat mengerti itu setelah memiliki anak, dalam film LION, tokoh utama mengatakan bahwa dia dan suaminya sangat mungkin memiliki anak, tapi mereka melihat bahwa masih banyak anak di negara miskin yang kelaparan dan tak mendapat hidup apalagi pendidikan yang baik sehingga sepasang suami istri tersebut mengadopsi dua anak dari negara lain untuk diasuh dan dibesarkan dengan pendidikan yang tinggi, menurut saya itu so sweet banget, mencintai anak orang lain setulus hati, mencurahkan segalanya untuk anak yang tak dikandung tanpa pamrih.

    Nah, membesarkan anak itu perlu biaya, tak hanya modal kasih sayang belaka. Saya dan Suami menyadari, meskipun penghasilan bertambah, pengeluaran juga membengkak setelah punya anak, dibandingkan saat hidup masih berdua saja. Berikut ini adalah Alasan Timbulnya Pengeluaran Extra Setelah Punya Anak:
    • Biaya hidup
    Demi anak, kadang kita ingin yang terbaik demi memastikan anak tumbuh sempurna, segalanya bisa di "ada" kan dan biaya hidup sudah pasti akan disisihkan dari pengeluaran. Biaya hidup meliputi kebutuhan primer anak seperti makannya, bajunya, sepatu, susu dan diapers-nya. Saya biasakan berhemat dalam hal ini, misalkan jika ada lungsuran pakaian dari Saudara yang masih bagus atau layak pakai, saya gunakan ke Gen, toh anak cepat besar kan. Untungnya Gen nggak alergian soal pakaian, mau yang SNI atau nggak dia nyaman saja pakainya. 

    • Jaminan hidup 
    Meliputi dana darurat dan asuransi kesehatan anak. Sebagai orang tua visioner, kita harus memperhatikan jaminan kehidupan anak di masa mendatang, tak heran sebelum memiliki anak, ternyata dana darurat sudah terkumpul, sedangkan untuk asuransi, jika ada jatah dari kantor, tak ada salahnya anak ikut didaftarkan, tentunya kita tetap berusaha hidup sehat ya, jangan sampai sakit. 

    • Dana pendidikan 
    Bisa berupa asuransi pendidikan anak, tabungan anak maupun investasi yang akan digunakan untuk biaya sekolah nanti. Kalau kami nggak ikut asuransi pendidikan, cukup menabung dan investasi, jika ingin sekolah bagus/terkenal tentunya biaya pendidikan akan lebih tinggi lagi, tapi itu bukan jaminan karena saya dan Suami sudah pernah mengajar di sekolah "bagus", jadi tahu nanti anak lebih baik sekolah dimana. 

    • Gaya hidup
    Sebagai orang tua baru terutama, cenderung ingin membeli mainan untuk anak, apalagi jika orang tuanya berambisi untuk memberikan mainan mahal supaya lebih awet. Berdasarkan pengalaman teman-teman yang sudah lebih dahulu memiliki anak, mainannya beli yang banyak saja dengan harga semampunya, karena pada dasarnya anak cepat bosen dan sedang explore dengan tak sengaja membongkar atau merusak mainan.

    Trik nya adalah, simpan sebagian mainan, jika sudah bosan, bisa ditukar sehingga nggak terus-terusan harus membeli mainan. Kemudian kita juga tak usah terlalu khawatir jika mainan rusak, tandanya anak kita kreatif. Saya dan suami nggak terlalu sering beli mainan anak tapi justru nenek dan kakeknya, saya baca dari majalah Parents, punya banyak mainan justru membuat anak tidak menghargai mainannya sendiri, apalagi anak suka pengen mainan anak lain kan?

    Selanjutnya ikut kelas playdate, Saya pernah ditawari kegiatan seperti ini, memang termasuk mahal. Sebenarnya kalau kita rajin stimulasi anak di rumah, kita bisa kok membuat prakarya bersama anak, jadi belajar sambil bermain dengan biaya yang lebih hemat. 

    Godaan barang tren di tengah zaman sosmed dan olshop merajalela membuat kita sebagai orang tua harus lebih selektif ya, misalkan Ibu lain membeli barang yang lagi tren untuk anaknya, kita harus telaah dulu perlu atau tidak untuk anak kita, cari informasi yang banyak sebelum memutuskan untuk membeli. 

    Terkadang anak baru setahun juga sudah ada yang mengadakan pesta ulang tahun, kalau saya dan suami lebih memilih mengalokasikan dana liburan bersama anak, karena kalau sudah besar, anak kan liburan sama temannya, jadi sekalian quality time gitu. 

    • Mencoba banyak dokter anak
    Saat anak sakit memang suka bikin panik ya? Anak saya belum pernah ke Dokter anak atau Dokter Spesialis anak, kalau sakit biasanya pakai obat ajaib tanpa diminum, seperti inhaler anak kemudian ke Bidan lalu Dokter adalah opsi terakhir, semoga anak kita selalu sehat ya, aamiin.

    Jika ada hal lain yang membuat biaya membengkak, silakan sharing ya parents, semoga artikel ini bermanfaat dan membuat kita menjadi orang tua yang lebih bijak dalam membesarkan dan mendidik buah hati.

    Read more:

    19.12.18

    Tips Jitu Menjadi Mompreneur Sukses


    Dear Mommies, siapa disini yang sudah punya usaha di rumah? Saya termasuk orang yang yakin bahwa menikah dan memiliki anak, bukan berarti seorang wanita berhenti berkarya dan berprestasi. Nah, saat ini istilah Mompreneur banyak digadang-gadang sebagai alternatif wanita karir yang resign dari kantor setelah memiliki anak. Jadi, Mommies yang biasanya punya income bulanan namun tetap ingin merasakan nikmatnya punya uang sendiri, akhirnya terjun memulai bisnis dari rumah.

    Ada banyak sekali peluang usaha bagi Ibu rumah tangga, misalnya menjadi Guru les, membuka catering, reseller palugada sampai jadi master coach juga bisa lho. Berikut ini adalah tips supaya Mommies bisa menjadi Mompreneur yang sukses, selamat membaca!

    • Family first
    Meskipun kita akan membuka usaha di rumah atau remote, tetap saja kita harus memastikan Suami dan anak nyaman selama kita bekerja. Jangan sampai saling mengganggu, jika butuh bantuan, sebaiknya pikirkan untuk merekrut helper supaya nanti rumah dan bisnis berjalan dengan lancar.

    • Berawal dari hobi
    Kata Kang Emil, pekerjaan paling menyenangkan di dunia adalah hobi yang dibayar. Memang benar sekali lho, saya pun sudah merasakannya, bekerja seperti bermain ketika kita sudah menguasi hobi yang berujung dengan menemukan passion. Jika kita sudah mengetahui apa yang kita inginkan, kedepannya akan lebih mudah, Moms.

    • Berkomitmen dalam jam kerja
    Setelah mengetahui bisnis apa yang akan dikerjakan, kita pasti akan mengatur waktu terbaik untuk mengerjakannya. Misalnya kita ingin tetap bekerja 8 jam sehari, maka kita harus tetap bangun pagi, menyiapkan sarapan, mandi, berpakaian rapi/wangi/sesuai untuk bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Karena seperti yang kita ketahui, setelah Suami pulang kerja atau anak pulang sekolah, kita harus kembali mengurus rumah dan quality time bersama keluarga.

    • Memiliki space untuk bekerja
    Jika bisnisnya membutuhkan ruangan, sulap ruangan rumah menjadi kantor pribadi. Nggak usah muluk-muluk dulu, yang penting ruang kerja kita nyaman, bersih dan membuat kita senantiasa semangat dalam menjalani bisnis. Jika sudah tidak ada lagi ruang tersisa, tenang saja Moms, saat ini banyak taman kota, Coffee shop dan Co working space yang siap menampung ide brilian Mommies.

    • Disiplin mencatat keuangan
    Mencatat pemasukan dan pengeluaran saat bekerja akan membuat Mompreneur lebih profesional, hal tersebut juga bisa menghindarkan terpakainya uang bisnis untuk kebutuhan pribadi. Jika darurat, pastikan segera menggantinya ya, Moms. Usahakan selalu teliti mengelola keuntungan usaha agar bisnis maju pesat.

    • Usaha sendiri atau bareng teman
    Jika usaha yang bisa dilakukan sendiri terus berkembang, pasti kita akan membutuhkan patner yang se-visi. Biasanya sih sahabat yang seenergi yang bisa dipercaya untuk membangun bisnis bersama ya, Moms.

    Gimana nih Moms, apakah ada tips & trik lain agar bisnis rumahan lebih sukses? Jangan lupa sharing ya!

    Read more:

    18.12.18

    Tips & Trik Belanja Bulanan Supaya Lebih Hemat


    Dear readers, setelah gajian biasanya kita akan segera menyerbu pusat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan bulanan bahkan mengejar mid night sale di akhir tahun seperti sekarang. Tak jarang saletonirojim berada dimana-mana, jangan sampai kita terbuai ya, pastikan belanja kebutuhan primer terlebih dahulu. Saya dan Suami lebih suka belanja di akhir bulan, sebelum gajian supaya nggak macet dan belanja lebih nyaman, bebas ngantri di Kasir hehe. Nah, berikut ini saya bagikan cara berhemat saat belanja bulanan, semoga membantu ya! 

    • Makan dulu sebelum belanja
    Saya pernah mendengar penelitian yang mengungkapkan jika kita belanja dalam keadaan lapar, kita cenderung akan belanja berlebihan bahkan membeli yang tidak dibutuhkan. Perut yang kenyang membuat kita lebih santai, berpikiran jernih dan tidak terburu-buru. Makanya pastikan readers belanja setelah makan ya, kan sayang kalau nanti sampe shop till drop gitu.
    • Mencatat daftar belanjaan 
    Yup! Ini penting banget, sebelum pergi berbelanja, pastikan kita mengetahui apa yang akan dibeli. Segera cek kulkas dan lemari stok yang telah habis supaya tidak lupa apa saja yang harus dibeli. Biasanya sih Bapak-bapak kalau belanja sambil chat sama Istrinya nih, betul nggak?

    • Memilih tempat belanja
    Kaum urban semakin dipermudah dan dibuat bingung pula dimana seharusnya belanja bulanan. Berdasarkan pengalaman pribadi sih, daerah Bandung dan Cimahi itu paling hemat belanja di Toserba Borma karena lebih lengkap dan harganya paling terjangkau. Namun jika ingin berbelanja sayur, buah dan daging yang lebih komplit dan segar bisa mengunjungi Toserba Griya atau Yogya Junction, disana display nya juara, sering banyak acara dan promo, selain itu SPG nya cantik-cantik dan menguasai produk dengan baik.

    Kadang saya juga belanja di Superindo, Giant, Hypermart, Carrefour Transmart yang biasanya lebih luas, tampak mewah dan harganya juga wah karena konsumen kena tax 10%. Berbelanja di pasar modern memang lebih bersih dan bersahabat tapi jangan lupakan pasar tradisional yang sebenarnya menjalankan akad jual beli yang lebih sempurna, dengan berbelanja di pasar tradisional kita juga akan membantu menghidupkan ekonomi lokal supaya tidak tergerus zaman. Di tempat saya tinggal, agak jauh dari pasar tradisional yang besar, sehingga seminggu sekali belanja di Tukang Sayur, Pasar tumpah dan sering belanja ke warung tetangga meskipun rumah diapit dua minimarket.

    • Cek kebenaran harga diskon
    Kadang nih ya melihat harga Rp 10.900 dimata Ibu-ibu itu masih Rp 10.000 tapi di kacamata Bapak-bapak mereka tidak mau dikelabui dan menganggap itu Rp 11.000. Saat ini uang kembalian kadang sudah jarang dan suka kurang, apalagi oknum minimarket yang pintar menggoyang harga supaya uang kembalinya tidak dikembalikan atau meminta kita menyumbangkannya.

    Karena sering belanja, biasanya kita akan tahu harga jual asli suatu produk, hal ini penting supaya kita tidak terkecoh dengan beragam strategi penjualan. Perhatian syarat dan ketentuan promo diskon sebelum membeli produk, ya. Jika masih bingung tinggal buka olshop resmi, biasanya kita akan tahu harga terendah suatu produk.

    • Beli sayur dan buah seperlunya
    Saya biasanya beli sayuran di Tukang sayur, pasar tumpah dan warung tetangga, selain dekat, belanja nya untuk satu minggu supaya tidak mubazir dan kualitasnya tetap segar. Mengkonsumsi sayur dan buah yang bisa diolah sebagai camilan tentunya akan menghemat dan membuat hidup lebih sehat.

    • Perhatikan kehalalan dan tanggal kedaluwarsa produk makanan
    Kehalalan produk terutama makanan dan minuman menjadi sangat penting bagi seorang muslim, untungnya kita tinggal di Indonesia, kalau di luar negeri kan nggak akan semudah itu mendapatkan logo halal. Selain halal, kita perlu mengecek tanggal kedaluwarsa supaya tetap aman bagi kesehatan, biasanya makanan atau minuman yang mendekati exp date akan mengobralnya dengan harga miring.

    Gimana nih, apakah informasi tersebut bermanfaat? Jika ada tips & trik belanja bulanan ala kalian, silakan share di kolom komentar ya! Sampai jumpa di tips selanjutnya.
    Read more:

    8.12.18

    Cara Sakti Mengumpulkan Dana Darurat


    Hello readers, kalau ditanya seberapa penting dana darurat untuk keluarga? Jawabannya penting banget! Bahkan saran saya, sebaiknya teman-teman yang belum menikah atau berkeluarga mulai memikirkan dana darurat, kenapa? Karena hidup itu nggak boleh darurat, kepepet dan menyusahkan orang tua/orang lain karena setiap orang punya kepentingan dan kesibukan masing-masing. 

    Bagi yang sudah berkeluarga, pentingnya dana darurat karena bisa menghindari kebiasaan berhutang, jaga-jaga jika berhenti bekerja atau kena PHK, masalah kesehatan dan menghadapi cicilan. Lalu bagaimana cara sakti untuk mengumpulkan dana darurat? Sebagai lulusan Manajemen yang Skripsinya tentang manajemen keuangan, tentunya saya wajib berbagi ilmu dan pengalaman ini, semoga bermanfaat ya! 

    Potong Biaya Lifestyle 
    • Sering-seringlah masak untuk keluarga, boleh sih sekali-sekali makan diluar untuk cheating time tapi perlu diperhatikan juga biayanya, kata Aa Gym sih kenikmatan suatu makanan hanya sampai tenggorokan, semahal apapun makanan besok juga dibuang, bener nggak? 
    • Hindari tempat wisata mahal, jika ingin ajak anak jalan-jalan coba piknik di teman kota, museum atau galeri seni gratis, selain anak senang, kita juga bisa refreshing sambil menimba wawasan baru. 
    • Batasi pengeluaran konsumtif, tingkat konsumsi setiap orang pasti berbeda. Coba pikirkan lagi anggaran penting dan tidak terlalu penting, ya. 
    • Membeli saat butuh, apalagi year end sale dimana-mana, kita harus benar-benar selektif, tidak boleh tergoda untuk membeli yang sebenarnya nggak dibutuhkan. 

    Menabung!
    Ketika mendapatkan gaji, langsung sisihkan zakat dan dana darurat sebesar 10% sampai 30%, akan lebih baik jika ada rekening khusus. Bila tidak memungkinkan, nominalnya bisa disepakati dengan Suami, selain berbentuk uang, menabung logam mulia juga bisa menjadi pilihan. 

    Mencatat budget bulanan
    Nah, kalau ini saya hanya menghitung kasar. Bagi yang rajin, silakan mencatat pengeluaran supaya tidak melebihi pemasukan. Komitmen sangat penting agar pengeluaran perbulan sesuai budget yang direncanakan. 

    Baca juga:

    Sedia uang cash
    Belanja secara tunai dengan melihat uang secara fisik berbeda rasanya ketika belanja virtual dimana saat transaksi online, nominalnya terasa lebih kecil, jadi jangan selalu andalkan kartu kredit dan kartu debit saat belanja ya. 

    Hindari utang dan cicilan
    Berkomitmen lah untuk tidak menambah cicilan karena berutang itu membuat ketagihan, nggak mau kan mati meninggalkan utang? Yuk, bereskan satu-satu utang atau cicilannya, jangan serakah hanya demi sebuah gaya: misalnya berutang biar bisa liburan, itu nggak banget! 

    Sebelum ngomongin keuangan negara, cek yuk, keuangan kita sendiri. Karena jika para Istri cerdas mengelola keuangan rumah tangga, saya yakin perekonomian bangsa ini juga akan maju. Nah, mungkin segitu dulu ya sharing-nya, semoga kita semua diberikan kemudahan untuk mendapat rezeki yang halal dan berkah. Jika ada yang mau menambahkan, silakan tulis di kolom komentar ya. 

    7.12.18

    Hal-hal Yang Bisa Menjadi Penyebab Kebocoran Cash Flow Bulanan


    Dear readers, nyambungin soal pengalaman mengumpulkan dana darurat, saya banyak mendapat sharing dari teman-teman yang masih berjuang betapa sulitnya mengumpulkan dana darurat. Nah, sekarang kita sama-sama cari solusinya, yuk! Siapa tahu dengan mengidentifikasi terlebih dahulu apa saja penyebab "bocornya" uang bulanan, kita jadi lebih "siaga" untuk memilah mana keinginan dan kebutuhan.

    Maklum, sekarang kan serba mahal, sedangkan kenaikan gaji kadang tidak sesuai, di aturan pemerintah berapa, faktanya kembali pada kebijakan perusahaan. Bossque kan bisa saja bilang, gimana mau naik gaji kalau pendapatannya tidak naik? Alhasil kita harus kerja kersa lagi bagai quda karena dapur harus tetap ngebul. Masalahnya lagi, urusan dapur yang sering dipertanyakan adalah kemampuan Istri mengelola keuangan, supaya para Istri nggak disalahin, yuk sama-sama belajar! 

    Godaan online shop
    Aduh ini sih godaan saletonirojim ya? Saya sih, nggak pernah belanja flash sale dan iming-iming cash back, karena tetap saja kan, harus belanja minimum berapa gitu supaya free ongkos kirim, terkadang ongkir lebih mahal dari belanjaan, ending-nya bisa-bisa belanja yang kurang penting, iya nggak? Kalau godaan free ongkir saya memang sering banget beli, tapi diperhitungkan juga sih, kalau menguntungkan, baru beli. 

    Ikutan PO dan Jastip
    Siapa yang suka Pre Order dan jasa titip skincare dari luar negeri? Jujur saya belum pernah ikut beginian, kalau traveling juga paling males dititipin oleh-oleh, nggak mau repot orangnya haha. 

    Cicilan Kartu Kredit
    Saya nggak bisa sharing banyak soalnya nggak pernah punya cc, nggak minat juga karena mungkin sejak dulu nggak terbiasa berutang/berkredit/ber-arisan, jadi tenang dan santai saja menjalani hidup eaa

    Undangan
    Pernah baca forum kalau Neneng-neneg cantiks di Instagram #ootdkawinan itu bisa ngabisin duit jutaan rupiah cuma buat sewa gaun/jahit kebaya untuk menghadiri  satu pesta pernikahan. Kalau saya dan suami udah jarang banget ke undangan, paling ke nikahan sodara atau sahabat tapi teman kami juga pada udah nikah semua deh, mungkin nanti kalau anak sekolah ada pesta ulang tahun kali ya, jadi harus beli kado hehe. 

    Anak tiba-tiba sakit
    Duh ini sih sedih banget ya, apalagi kalau nggak ada uang, pinjem sana-sini, mari kita berdoa supaya semuanya sehat dan banyak rezeki, karena lebih baik uangnya untuk pendidikan anak daripada untuk berobat. 

    Kesimpulannya adalah untuk menuju financial freedom emang nggak boleh banyak gaya karena beban nya akan semakin berat jika kita terus mengikuti trend, yuk ciptakan trend baru yaitu hidup sehat dan kaya sejak muda! Kira-kira mana nih yang sering ganggu uang bulanan? Apakah ada kendala lainnya? Sharing yuk! 

    24.10.18

    [SHARING] Pengalaman Mengumpulkan Dana Darurat


    Dear good people, minggu lalu jagad Instagram dihebohkan dengan #BenerinCashflow nya di akun Blogger Idolaque kak Andra Alodita yang juga seorang Artsy Mom. Jadi, kak Andra ini emang sudah saya follow sejak awal ngeblog, beliau terkenal saat musim Honey Lemon Shot yang segar dan menyehatkan, kak Andra juga IVF Warrior (yang sering nanya kapan atuh punya anak? Wajib baca perjuangan beliau). Dalam blognya alodita.com, saya belajar tentang kecantikan juga, tak jarang saya benar-benar terpengaruh untuk membeli produk yang dipakai kak Andra, selain itu yang paling penting saya juga mengambil banyak pelajaran dari Financial Journey beliau, padahal saya kuliah Manajemen, tapi terasa lebih mudah dan praktis sekarang deh hehe.

    Kemarin-kemarin itu kak Andra mengajak kita #MerdekaSecaraFinancial bareng-bareng. Sudah deh, sekarang kita terbuka saja, masalah uang jangan dianggap tabu, supaya kita lebih maju dan sukses di masa depan. Jadi nih ya, saya tulisin resume hasil sharing kak Andra dan kak Randy selaku Financial planner ditambah pengalaman jujur dan real saya dan Suami. Awalnya ragu sih mau share ini, siapa tahu ada yang senasib dan berusaha merdeka juga. Ya, anggap saja pakai Betadine, emang sih awalnya perih tapi borok nya bisa sembuh, daripada dikasih gula-gula nanti diabetes. Semoga tulisan ini bermanfaat ya! Happy reading guys...

    Millenials problem (s) itu biasanya susah banget buat nabung, uang cuma lewat doang di rekening dan uangnya habis dipake buat Lifestyle. Apalagi di era sosmed kayak sekarang ya guys, kalau nggak kuat iman bisa panjat sosial dan melakukan apa saja demi eksistensi, penah nggak sih tergoda buat beli baju kekinian, traveling, staycation, ngafe instagenik? Saya pernah tapi sekarang dan suka juga menghibur diri tapi nggak inferior pada yang berlebihan, soalnya kan kita tidak tahu proses pencapaian seorang Selebgram, justru sekarang lagi kagum sama yang hidup minimalist, zero waste tapi aset maksimal.

    Tahun 2012 awal kerja, saya nggak pernah punya tabungan mantep di rekening, padahal aslinya saya nggak pernah ngehedon, beli baju, nyalon, nongki di cafe tuh langka banget demi orang tua. Kerasa lah dulu gaji abis mulu, padahal saya juga nggak punya hutang, nggak nyicil motor, tapi emang bantuin ortu bangun rumah. The more you give, the more you get, Alhamdulillah sekarang punya tabungan.

    Nah, buat yang memiliki millenials problem (s), bisa mulai benerin Cashflow dengan cara mencatat pemasukan dan pengeluaran kita, jangan sampai deh besar pasak daripada tiang, nyesek! Ada dua aturan untuk Benerin Cashflow. Yang pertama adalah spend less than you earn. Agar lebih memudahkan, buatlah enam pos-pos keuangan, yaitu:

    1. Zakat/sedekah 
    Perhitungan zakat penghasilan itu hanya 2,5% setiap bulan, kalau sedekah sebanyaknya. Setiap bulan kami bisa transfer ke orang tua dan mertua, Alhamdulillah nggak pernah minta uang, ngerepotin atau pinjem uang. Ya, walaupun ngasih nya masih sedikit tapi kami jamin itu dari sumber yang halal. Kemudian lagi jadi kebiasaan nih, kalau lihat kotak amal, pengennya ngisi terus.

    2. Dana darurat
    Disarankan untuk menyisihkan 10-30% dari penghasilan, single adalah 3 kali gaji (saya dulu boro-boro punya dana darurat, tabungan sebelum nikah saja dikit banget, tapi sekarang Alhamdulillah bahkan pernah rekening lebih banyak daripada yang nyari nafkah). Untuk yang sudah menikah dan belum punya anak sebaiknya punya dana sebesar 6 kali gaji. Nah, bagi yang punya anak 1 seperti kami, sebaiknya punya dana darurat untuk setahun atau dua tahun kedepan alias 12 kali gaji (Alhamdulillah sudah! Catatan: Suami bekerja dan saya Ibu rumah tangga, setiap rumah tangga punya kebutuhan berbeda).


    3. Tabungan dan investasi
    Beda ya sama dana darurat, tabungan dan investasi ini untuk masa depan misalnya membeli rumah/kendaraan secara tunai, umroh dan haji pun tanpa hutang. Idealnya kita bisa menyisihkan 10-20% dari penghasilan setiap bulan. Pernah mikirin nggak? Minimal kita harus punya tabungan 2 juta buat liang lahat, karena kuburan ternyata nggak gratis, masa mau ngerepotin yang masih hidup, sih?

    4. Utang/cicilan dan kreditan
    Kartu kredit kalau butuh dan bisa bayar ya nggak masalah asal jangan lebih dari 30% dari gaji, tapi saya dan suami nggak pakai, Alhamdulillah nya juga menikah tanpa utang jadi kebawa sampai sekarang prinsip hidup tanpa utang, badan langsing, rekening gendut, hemat pangkal kaya hehe.

    5. Kebutuhan primer
    Hitung semua pengeluaran dengan rinci agar kita tahu mana yang nggak dibutuhkan, terkadang kita memang terlalu banyak keinginan daripada yang sebenarnya kita butuhkan. Nah, saya dan Suami bukan tipe anak Akuntansi sih ya, pernah awal nikah saya nyatet pengeluaran malah stress hahah jadi saya nggak pernah nyatet karena tahu mana yang butuh, mana yang nggak penting, mungkin karena nggak punya beban hutang kali ya, kalau kalian punya emang wajib dicatet, supaya nggak kebablasan.

    6. Hobi/lifestyle 
    Nah, setelah lima pos diatas teratur, baru deh bersenang-senang dengan kesukaan (jangan kebalik, ngehedon dulu sampe lupa sedekah). Tapi saya lagi males belanja bahkan untuk alat gambar, mau pakai yang ada saja dimaksimalkan, berbeda dengan Suami yang membutuhkan Bass baru, tapi selama hobi atau passion nya bagus bahkan menghasilkan, nggak masalah sih mengeluarkan dana untuk hobi karena hobi itu langkah awal agar kita tidak menua tanpa karya. Alhamdulillah juga masih bisa ngajak anak jalan-jalan, yang penting anak happy, mommy refreshing dan papi juga dompetnya nggak jebol hehe.

    Jika masih belum bisa ikut alur kebiasaan yang disarankan sedekah-dana darurat-tabungan-hutang-kebutuhan-gaya hidup, lebih baik masuk aturan cashflow nomer dua yaitu: Earn more than you spend, tapi prinsip kami sih jangan ngejar duit nanti capek, lebih baik dikejar duit. Gimana caranya? Think Creative!, sekarang kita semua punya kesempatan yang sama, tinggal mau atau tidak? Lebih baik kerja keras sekarang, membangun aset agar di hari tua tidak lelah atau merepotkan anak. Selain kerja keras, kita juga harus kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas.

    Oh ya, ada catatan tambahan:
    Membuat beberapa rekening, penting banget memisahkan rekening Suami Istri karena pepatah Cina mengatakan, jangan simpan telur di keranjang yang sama. Sebelumnya sudah pernah dibahas di blog kalau saya sudah hijrah ke Bank syariah, jadi hijrah itu bukan soal hijab saja tapi keuangan juga, sebisa mungkin menghindari yang namanya riba. Saya dan Suami ingin menegakan yang benar, bukan membiasakan yang baik saja karena yang baik belum tentu benar.

    Saking sayangnya saya pada seseorang, saya menyarankan agar beliau juga membuat rekening terpisah dengan Suami, tapi beliau menolak (tanpa membaca terlebih dahulu, orang Indonesia minat baca rendah, lebih suka dikasih ikan daripada kail, jangankan buku, saya yakin dia nggak akan baca blog ini heheu), katanya Suami nya baik, percaya tapi bisa saja orang berubah, kan? Kemudian saya bilang lagi, ya nggak apa-apa 1 buat sehari-hari dan 1 lagi buat pendidikan anak, tapi beliau menolak kembali, biar dipisahin sendiri saja.

    Kenapa sih saya repot ngurusin duit orang segala, karena saya tahu beliau hutang nya banyak, hutang usaha, belum hutang nikah dan sehari-hari, saya kaget karena saya ngumpulin uang segitu susahya minta ampun, ternyata orang lain malah minus. Bukankah kalau orang terlilit hutang piutang itu self control dan financial management nya kurang bagus? Sedih ya, sesulit itu menyuruh orang menabung, mungkin ilmu saya tidak cocok untuk orang terdekat, tapi cocok untuk kamu, iya kamu yang nggak punya alasan untuk sukses karena alasan untuk gagal itu banyak.

    Pakai aplikasi pengatur keuangan dan jujur menjadi diri sendiri, jangan demi gaya tiap akhir bulan merana. Oke, selanjutnya saya akan sharing tentang mengumpulkan dana darurat sebagai proteksi karena Tuhan sudah menyuruh kita agar jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah. Dana darurat itu penting karena terkadang ada hal-hal yang tidak bisa kita hindari semacam bencana alam, krisis dan PHK.

    Saya dan Suami sebenarnya bukan tipe orang yang suka menghitung-hitung harta kekayaan, takut seperti Qarun dan Firaun, tapi biar tenang, yuk hitung dana darurat apakah sudah 12 kali gaji atau pengeluaran perbulan? Alhamdulillah sudah, bahkan sejak sebelum saya hamil, jadi kami punya dana darurat sebelum punya Gen tapi bisa menghidupi 3 orang untuk setahun.

    Alhamdulillah hikmah mempersiapkan kehamilan, nggak buru-buru, jadi puas honeymoon dan baru ngeh sampai punya dana darurat. Apakah kami sudah merdeka secara financial? Tentu saja belum, kami harus menabung lebih banyak lagi untuk tempat tinggal, pendidikan anak, traveling, bantu orang tua dan siapa tahu kami akan tinggal di luar negeri, kan? Lalu, bagaimana cara kami mengumpulkan dana darurat? Ternyata kami mengikuti saran benerin cashflow 1 dan 2, tapi kami nggak punya hutang/cicilan atau kreditan hehe.

    Kenapa sih saya kekeuh banget nggak mau punya hutang? Karena hutang itu berat, tidak ada dinar dirham di akhirat kelak, orang selalu bilang kalau nggak nyicil nggak akan punya, tapi saya yakin punya Tuhan yang maha kaya, saya takut kalau saya nyicil untuk punya, nanti Tuhan ambil semuanya lewat musibah. Tuhan yang menyuruh saya menjauhi riba, Tuhan pula yang melancarkan rezeki saya.

    Dana darurat kayak gimana sih? bisa berbentuk Deposito, sebaiknya Deposito syariah supaya halal dan bagi hasil, jadi lebih jelas meskipun bagi hasilnya tidak sebesar bunga bank konvensional. Kemudian logam mulia atau emas batangan, jangan perhiasan yang Istri pakai, itu mah harga jualnya rendah. Kalau mau ikut saham dan investasi lainnya juga boleh kok selama aman dan paham. Buat kalian yang masih berjuang mengumpulkan dana darurat, yuk benerin dulu cashflow-nya, supaya kita sama-sama menuju financial freedom!

    Mungkin sekian dulu ya sharing-nya, gimana teman-teman, kalian juga sudah punya dana darurat, kan? Silakan isi kolom komentar bagaimana cara kalian mengatur keuangan. Apabila merasa artikel ini bermanfaat bantu share ke sosial media ya, terima kasih.

    19.10.17

    Coretan Sore: Arisan Yay or Nay


    Hello readers, sudah lama nih enggak update blog padahal ide tulisan banyak banget tapi karena mood naik turun ya gitu deh hehe. Kemarin saya diajak tetangga ikut arisan keluarganya, dengan halus saya menolaknya.

    5.8.17

    #CoretanSore || Benarkah Istri itu Tidak Digaji dan Kurang Piknik?


    Judul rubrik kali ini meyakinkan banget ya? Emang bener gitu kalau Istri (terutama STAY AT HOME MOM alias IBU RUMAH TANGGA) itu enggak di gaji, enggak ada tunjangan, enggak libur, enggak pernah piknik endebray endebray diakhiri dengan SURAT TUGAS DARI TUHAN?

    26.5.17

    Apa Yang Harus Dilakukan Ketika Tidak Ikut Asuransi?



    Dear healthy people, saya mau cerita pengalaman yang kurang mengenakan tentang Asuransi atau Jaminan kesehatan. Kami sih selalu berdoa agar senantiasa sehat, biarlah premi itu sebagai amalan yang siapa tahu bisa bantu saudara kita yang sedang sakit.

    1.3.17

    Kebiasaan orang menabung dari masa ke masa

    Setelah menikah, saya dan Suami sering mendengarkan acara radio yang membahas tentang masalah keuangan. Topik yang menarik bagi kami adalah soal investasi. Menabung adalah langkah awal paling sederhana yang dapat dilakukan siapapun, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Apalagi bagi seorang Istri, menabung sudah menjadi bagian yang penting dalam menjaga kesehatan keuangan rumah tangga.

    Suatu sore kami pernah mendengarkan perbincangan tentang kebiasaan orang menabung dari masa ke masa, mohon maaf saya lupa mencatat nama pembicaranya tapi semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan disebarluaskan. Enggak kerasa ya sudah awal bulan Maret lagi, sudah gajian lagi, nah daripada keburu habis gajinya, lebih baik kamu baca ini dulu cmiiw.


    Manusia purba vs Manusia Modern ups, Pembicara mengilustrasikan orang menabung dari masa ke masa, seperti manusia zaman purba, ingat pelajaran sejarah kan? Kehidupan manusia purba terdiri dari beberapa tahapan:

    1. Masa berburu
    Berburu itu tidak selalu dapat hasil buruan setiap hari kan? Manusia purba setelah berburu, langsung menghabiskan hasil buruannya tanpa berpikir panjang besok makan apa. Nah ada kan orang jaman sekarang yang setelah memperoleh gaji (berburu) langsung dihabiskan saat itu juga. Tanggal muda foya-foya dan tanggal tua merana.

    2. Mengumpulkan makanan
    Masa ini dikenal dengan food gathering atau mengumpulkan makanan. Setelah sadar berburu itu tidak dapat diprediksi, maka mulailah manusia purba menabung dengan mengumpulkan makanannya supaya tidak kelaparan di kemudian hari. Sama halnya dengan orang yang setelah gajian memprioritaskan sekian persen penghasilannya untuk menabung terlebih dahulu, baru belanja kebutuhan lainnya.

    3. Masa bercocok tanam
    Jumlah manusia yang semakin bertambah, mengharuskan manusia purba belajar bertani (food producing). Mereka tidak hanya berburu dan mengumpulkan makanan tapi juga belajar menghasilkan sesuatu yang dapat dikonsumsi sendiri dan anggota keluarga. Untuk berhemat, manusia jaman sekarang lebih sering memasak atau membawa bekal ke kantor ya daripada jajan sembarangan.

    4. Masa perundagian dan perdagangan
    Manusia purba harus mempersiapkan cadangan makanan ketika musim paceklik tiba, munculah ide membuat perkakas logam. Mata uang mulai dipergunakan sebagai alat tukar transaksi barter dan perdagangan. Orang tipe ini selain menabung juga mulai berwirausaha, ada yang memiliki side job, ada juga yang 100% wirausaha. Jadi penghasilannya lebih banyak untuk disimpan di hari tua (investasi). Media menabung pun bermacam-macam yang awalnya di bawah kasur, di celengan, di bank, berbentuk emas dan perhiasan dan bahkan sekarang mulai menabung saham.

    Nah kamu tipe orang seperti apa? Sudahkah kamu mulai menabung dan berinvestasi? Kalau tabungannya sudah banyak jangan lupa sedekah ya^^.

    Daily positive affirmation
    Mungkin kamu mau baca juga:

    7.2.17

    Resepsi Pernikahan yang Sederhana yay or nay?

    Sandraartsense.com - Resepsi Pernikahan yang sederhana yay or nay? Saya sih Yay! Inilah yang akan terjadi jika kamu memilih menikah sederhana:


    1. Kemungkinan "dimusuhi" keluarga
    Tidak bisa dipungkiri sejak zaman dahulu kala, masyarakat Indonesia hobi mengadakan pesta, jika keluarga berada ya silakan pesta, tapi jika sehari-hari masih hutang sana sini, kenapa harus maksain sih, btw emang berapa gaji di Bandung? Bisa nabung kok, ah masa gak tergoda nyicil kendaraan, beli baju, tas, sepatu belum lagi godaan tinggal di Bandung coffee shop dan tempat wisata nya itu loh hehe.

    Ketika kamu dan pasangan memutuskan untuk menikah sederhana, sah di mata Tuhan, agama dan negara, mungkin orang tua kamu bakalan sedih, bisa saja memusuhi kamu karena tidak suka mendengar omongan keluarga yang meremehkan pernikahan kamu. Faktanya nikah sederhana diomongin, nikah mewah pakai hutang juga diomongin. Sama-sama di omongin yaudah simple aja kayak bule atau Selebritis Hollywood, nikah gak rame-rame tapi job dimane-mane.

    Kita harus nurut sama orang tua selama mereka mengajak pada kebaikan, jika mengajak mempersekutukan Tuhan kita harus menolaknya. Loh, emang apa hubungannya menikah pakai hutang sama mempersekutukan Tuhan? Emangnya hidup masih susah tapi pengen nikah mewah buat apa? Buat disanjung orang kan? Kenapa kita masih butuh pujian orang sedangkan ada Tuhan yang maha terpuji.




    2. Disangka hamil duluan
    Baru seminggu nikah udah ditanya udah isi belum? Lama-lama jawab seenaknya, udah tadi sama Brownies, mie ayam dan es buah hahha. Sampe orang-orang elus-elus perut saya loh, woi kalian kemana aja? Nikahan Gue gak dateng, boro-boro ngado, ngamplop ngucapin Selamat di Facebook aja kagak. Beda kalo yang MBA, teteup pesta mewah hajat gonjreng pake dangdutan, walau pengantin wanita kesulitan bergerak karena perut yang semakin buncit yang penting gak dikira hamil duluan uyeah.


    3. Banyak rezeki
    Rezeki Tuhan itu maha luas, datangnya tak disangka-sangka, bukan hanya untuk profesi tertentu, kalau Tuhan sudah menghendaki, siapa pun akan diberi nikmat dunia. Jujur sejak kerja kami enggak pernah minta uang sama orang tua, bahkan menikah pun pakai tabungan kami. Tapi Alhamdulillah modal nikah kurang lebih 5 juta, diluar mas kawin ya tapi yang ngamplop 17 juta, gak ada amplop kosong, kami juga gak cape dan bisa langsung honeymoon hehe

    Read more: Born To Win 

    4. Tamasya kemana-mana
    Karena memulai pernikahan dari angka surplus, jadi kita bebas tamasha kemana aja, mau tanggal muda dan tanggal tua selama enggak ada kerjaan berangkat! Sori ya udah gak zaman memulai pernikahan dari angka Nol emangnya isi bensin? Makanya tabungan selama kerja jangan diabisin cuma buat pesta pernikahan hehhe karena kehidupan yang sebenernya dimulai setelah akad nikah.




    5. Lebih siap punya anak
    Awal menikah, kami aja yang enggak punya hutang harus tetap hidup hemat. Sebelum memutuskan ingin punya anak saya sudah bilang ke Suami harus nyiapin dana caesar buat jaga-jaga aja, Tuhan kan lebih suka sama hamba yang berencana dan berusaha. Doa terbaik pastinya ingin melahirkan normal, alami dan nyaman dong. Kan lebih baik kelebihan uang daripada kekurangan uang, kalo banyak tabungan bisa dipakai untuk kebutuhan baby lainnya.

    6. Masih bisa memberi pada orang tua
    Jangan iri kalau hidup orang "kelihatan lebih enak" mungkin mereka sukses menyembunyikan keluhan atau mungkin mereka masih disponsori orang tua, ada yang punya rumah, punya mobil bisa saja uang warisan kan, nah orang itu sudah ada rezeki masing-masing. Meskipun kita hanya memberi sedikit ke Orang tua tapi pastikan itu rezeki yang halal dan bersih. Pokoknya kalau kita mau idealis, jangan merepotkan orang tua karena ada yang bilang jika memperlakukan orang tua seperti Raja maka rezeki kita seperti Raja sedangkan jika kita memperlakukan mereka seperti pembantu maka rezeki kita seperti pembantu, terus menerus bekerja tapi masih banyak hutang dan cicilan.

    Bersyukurlah Pak, Bu, jika anak-anak memilih syukuran pernikahan secara sederhana, itu adalah bakti mereka agar tidak merepotkan kalian, sekarang mereka sudah dewasa dan mampu hidup mandiri.


    7. Hidup tenang dan bahagia
    Karena mengawali pernikahan tanpa beban, rumah tangga akan lebih sehat, bebas gosip dan intervensi lingkungan. Beneran loh kami jarang banget sakit, karena kami selalu berusaha bersyukur dengan nikmat yang diberikan Tuhan semesta alam.




    Orang itu kalau dikasih tau kebenaran suka keras kepala, saya menulis ini karena prihatin. Jangan sampai rumah masih ngontrak, hutang masih banyak, nikah di gedung mewah, kemudian Indonesia itu kan subur ya, nanti kalau hamil dalam kondisi enggak siap lahir batin gimana, itu anak mau dikasih makan sama apa? Bayi baru lahir harus nanggung hutang orang tua nya? Hutang dibawa ke akhirat loh...

    So, kalian para gadis dan perjaka udah siap nikah sederhana dan penuh berkah? Share dong ke pasangan kamu karena Ilmu dan pengalaman itu harus dibagikan, jangan disimpan sendiri. Selamat menikmati apapun keputusan kalian.


    2.2.17

    Pengalaman menabung di Bank Konvensional dan Bank Syariah

    Pengalaman menabung di Bank Konvensional dan Bank Syariah - Sandraartsense.com - Halo smart readers, gak kerasa udah bulan Februari aja ya, semoga di bulan baru ini rezeki kita semakin bersih, berkah dan banyak ya aamiin.


    Sebenernya udah lama mau nulis ini, eh taunya keduluan ama Vika Hamidah beliau udah nulis KPR Bank Konvensional vs KPR Bank Syariah. Keren gak tuh Vika, secara beliau anak gaul Geografi UPI sedangkan saya anak Ekonomi, lulusan Manajemen Bisnis yang selama kuliah banyak ngambil mata kuliah Perbankan dan Ekonomi Syariah. Malu banget saya kalo belum bisa sharing tentang Keuangan Syariah.

    Nah, selama kuliah saya sering mendapat Tugas ke Lembaga Keuangan Syariah, tapi saya merasa ilmu yang di dapat masih kurang, saya belum paham karena kebanyakan teori. Nah setelah lulus, baru deh ketahuan praktiknya kayak gimana. Secara waktu kuliah kan tabungan isinya cuma buat lewat dana Beasiswa dan SPP, sedangkan sekarang Istri Solehat harus rajin nabung dong.


    Menabung di Bank Konvensional:
    Awal kerja tahun 2012-2014 saya niatin nabung setiap bulan, tapi kok gede banget ya potongan administrasinya kalo ga salah lebih dari Rp 10.000,  puncaknya saat ATM saya hilang, setiap mau ambil uang di Teller harus bayar Rp 7.500 huh duit-duit gue hehe.

    Kemudian saya ganti Bank sejak menikah 2014, masih Bank Konvensional karena terbuai dengan iklan salah seorang rekan kerja yang adiknya kerja di Bank tersebut. Ternyata memang benar terdapat keuntungan sebagai berikut:
    1. Biaya administrasi kecil, paling Rp 1000- Rp 5000/ bulan
    2. Uang yang diendapkan sedikit
    3. Bunga nya relatif sih, kalo nabung Rp 20.000.000 bunganya bisa Rp 15.000- Rp 20.000/bulan
    4. Banyak promo, kita sempet nonton gratis hihi
    5. Mesin ATM banyak

    Kelemahan: Belum sesuai dengan akad syariah karena kan gak dijelasin itu bunga dari mana, apakah dari hasil investasi atau bahkan riba, kelebihan (selisih) pembayaran hutang nasabah yang lain. Kebayang kan kita asik-asik nikmatin bunga, ada orang yang melarat karena harus bayar hutang.

    Oke, cukup sampai penghujung 2016 kemarin saya sama Suami ingin melakukan resolusi keuangan 2017.

    Pertama, kami mengikhlaskan seluruh hutang orang lain pada kami, biarlah itu menjadi ladang kebaikan di dunia atau di akhirat nanti.


    Kedua, saya move on ke Bank Syariah dengan alasan takut ada harta yang haram masuk ke perut saya, ke janin saya huaaa, ya saya dan Suami berusaha menghindari riba.

    Sebelumnya saya sudah menghitung bunga Bank Konvensional selama 2 tahun, sedikit sih cuma Rp 350.000 (lebih besar bagi hasil Deposito Syariah) kemudian saya sumbangkan saja daripada di makan pegawainya yang (mungkin) tidak tahu perihal bunga Bank.

    Menabung di Bank Syariah:
    Akhirnya saya memilih Bank Syariah yang sama dengan Suami, kalau Suami sudah punya rekening Bank Syariah sejak awal tahun 2016, tapi beliau nggak pakai ATM sehingga biaya Adminitrasi tiap bulan gratis, nama tabungannya Tabunganku. Sebenernya semua Bank juga ada rekening Tabunganku  artinya tidak dikenakan biaya administrasi karena tidak ada ATM. Sedangkan untuk urusan kantor, masih ada rekening Bank Konvensional untuk transfer nafkah Istri hehe jadi jangan simpan lama-lama karena niatnya menghindari riba.

    Keuntungan Bank Syariah: 
    1. Halal
    2. Akadnya jelas, keuntungan bisa bagi hasil dengan Bank atau tidak, terserah kesepakatan awal pembukaan rekening.
    3. Penawaran pemotongan Zakat setiap bulan
    4. Ga ngantri karena Nasabah masih sedikit kali ya
    5. Hati tenang

    Meskipun ada dana Rp 50.000 yang diendapkan, potongan administrasi yang cukup besar Rp 12.500, produk Bank dan ATM yang terbatas (biar ga hedon hehe) tapi hati saya tenang, potongan segitu mah gak ada apa-apanya dibanding hukuman riba yang paling ringan adalah berzina dengan Ibu kandung sendiri kan? Dan bisa saja saya lupa sedekah tapi Insya Allah tiap bulan sudah ada yang menyalurkan zakat dari tabungan saya. Sehingga harta saya terjamin untuk selalu bersih. 

    Saya nulis ini bukan sok suci ya, tulisan ini diperuntukkan untuk semua kalangan Muslim maupun non Muslim yang ingin financial freedom mulai dari kebiasaan sederhana yaitu menabung. Saya yakin jika semua orang Indonesia rendah hati, gak banyak gaya, bebas hutang dan riba insya Allah negeri ini akan makmur dan jaya.


    Kamu nabung di Bank Konvensional atau Syariah? Share dong karena berbagi itu tidak akan mengurangi.

    13.1.17

    Cara menolak orang yang mau berutang

    Dear readers, maaf ya kalau judulnya agak "menyeramkan" baca dulu, jangan tersinggung karena ini untuk kebaikan umat. Soalnya gini loh, saya memperhatikan kehidupan orang jaman dulu, Nenek dan Kakek saya hanya Petani, berangkat pagi dan pulang bisa setelah Dzuhur atau Ashar tapi rumah dan sawahnya luas, soalnya mereka hidup sederhana dan selalu bersyukur. Kemudian saya heran sama kehidupan orang jaman sekarang, berangkat kerja Subuh dan pulang nya Magrib atau Isya, bahkan bisa gak pulang karena lembur kerjaan, tapi rumahnya kecil-kecil, udah gitu biar ngilangin stress kerja, Sabtu dan Minggu adalah saat yang tepat buat ngehedon, ngabisin uang di pusat perbelanjaan dan tempat wisata, ah pokoknya hidup itu harus dinikmati kata mereka, walaupun itu gak bertahan lama, tanggal 15 an udah bokek lagi, belum lagi banyaknya tagihan, arisan, kreditan, cicilan dan berbagai jenis hutang.

    Lucunya, kaum Urban udah gak malu lagi kalau punya utang, udah lumrah aja gitu, beda sama orang jaman dulu yang malu banget kalo ketauan punya utang. Banyak alasan seseorang berhutang, sebanyak itu pula mereka mengingkari janji waktu bayar hutang.

    Sekarang saya dan Suami sudah tidak mau lagi berurusan dengan utang piutang, habis gimana dong, minjemin uang ujung-ujungnya dimusuhin, gak minjemin uang juga dimusuhin, serba salah kan. Berdasarkan pengalaman yang gak mengenakan tentang utang, kami sepakat untuk mengikhlaskan semua hutang orang-orang yang pernah pinjam sama kami. Kami capek nagihnya, soalnya malah kami yang dibilang mutusin silaturahmi, kejamnya hiks. Semoga 2017 ini rezeki kami lebih banyak, halal dan berkah. Biarlah kami tidak akan berharap uang kembali, karena ada Tuhan yang Maha melihat dan Maha adil perhitungannya, tidak di dunia ya deposit di akhirat.

    Sejak menikah tanpa berutang , kami juga berdoa dan berusaha agar melahirkan anak tanpa utang, membeli rumah dan kendaraan secara cash, traveling dan umroh juga tanpa utang aamiin.

    Pic by Frauke Feind via Pixabay.com

    Berikut ini adalah cara ampuh menolak orang yang mau meminjam uang dari kita, bukan ngajarin pelit dan berbohong tapi kami ingin Melindungi orang-orang yang hidupnya sederhana dari orang-orang yang berutang demi gaya. Kami juga ingin mengajarkan pada orang yang suka berhutang untuk belajar menepati janji, karena bisa jadi orang yang kita pinjam uangnya, sebenarnya ingin beliau pakai untuk kebutuhan yang di idam-idamkan sejak dahulu. Kan ngenes juga ya, kalau tabungan buat beli sesuatu malah dipinjam orang, udah gitu uangnya nggak balik lagi.


    1. Hidup sederhana
    Meskipun kita kelebihan harta, upayakan penampilan tetap sederhana. Pertama agar tidak memancing tindak kejahatan, kedua tidak ada yang berani pinjam uang serta tidak mengundang rasa iri dan dengki pada kita. Gimana orang percaya kita enggak punya uang jika berjalan saja emasnya dimana-mana (misalkan).



    2. Bilang saja Ibu rumah tangga
    Saya suka deg-degan kalau ada teman atau saudara yang tiba-tiba say hello di BBM, takut pinjam uang (agak trauma) makanya saya bilang kalau sekarang saya adalah Ibu rumah tangga, Suami yang mencari nafkah. Soalnya ada orang yang sebut saja wanita karir, bayangkan kerjanya di Lembaga Keuangan, tapi malah pinjam uang sama Ibu rumah tangga biasa. Lalu dikemanakan keglamourannya selama ini yang terpampang di dunia maya? Enggak semua pegawai LK kayak gitu kok, ini hanya salah satu kisah nyata.


    3. Sedekah seikhlasnya
    Kalau bukan situasi darurat, daripada meminjamkan uang, kami lebih baik sedekah seikhlasnya, bilang saja tidak usah dibayar.

    4. Hentikan kreditan kendaraan
    Ikhlasin aja shay, kalau belum butuh-butuh amat kenapa harus kredit kendaraan? Jangan sampai susah tapi gaya, gaya tapi susah. Meskipun kendaraan keren gak mejeng lagi di garasi tapi hutang lunas, hati tenang dan menghindari riba. Bude nya Suami itu Ibu rumah tangga, tapi keenam anaknya Sarjana semua dan empat diantara S2, ada yang S2 di Belanda dan S3 di Jepang. Suami nya kaya? tapi mereka enggak punya mobil dari dulu loh, kata Suami sih Bude selalu mendoakan Suami, tidak mengumbar aib Suami, kalo anak-anaknya minta kursus selalu di support makanya sekarang beliau di umroh dan haji kan sama anak-anaknya.



    5. Sarankan bekerja dan disiplin menabung
    Enggak mau baper lagi soal hutang yang belum dibayar? Suruh mereka kerja sama kita dan nasehati supaya rajin menabung. Sudah baca Kisah Istri yang rajin menabung ? Baca dong biar ketularan hidup sederhana tapi bisa tamasya kemana-mana.

    6. Sarankan kalau masih ada barang yg bisa dijual, ya jual saja
    Daripada berhutang lebih baik garage sale aja ya di Toko Online. Kalau masih butuh barangnya, digadaikan saja nanti setelah ada uang baru ditebus. Mungkin ini opsi terakhir pinjam ke koperasi karena Koperasi itu asasnya kekeluargaan, ada keaktifan anggota dsb. Kalau pinjam ke Lembaga keuangan kan seharusnya bisa lebih disiplin.

    “Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)

     “Siapa saja yang berutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih)

     “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)

    Roh seorang mukmin masih terkatung-katung (sesudah wafatnya) sampai utangnya di dunia dilunasi. (HR. Ahmad)


    Menagih utang untuk kebaikan bersama, berbahagialah bagi Anda yang beniat melunasi utang, semoga kita semua bisa dijauhkan dari utang dan riba aamiin. Ada yang punya pengalaman menolak orang yang mau berutang? Share dong..
    COPYRIGHT © 2017 SANDRAARTSENSE | THEME BY RUMAH ES