• Showing posts with label Personal. Show all posts
    Showing posts with label Personal. Show all posts

    12.9.18

    Ruang untuk Berkarya


    Dear good people, siapa yang rumahnya selalu bersih, rapi dan kinclong? Yang pasti saya belum bisa seperti itu karena saya belum bisa telaten yang namanya beres-beres rumah. Jadi kalau ada voucher gofud atau goklin, saya akan minta voucher goklin haha. Inget waktu belanja di pasar, ada seorang Ibu yang bingung mau masak apa karena anak-anaknya doyan nge-gofud hmmm saya malah kangen banget masakan mama, maklum meskipun gofud itu enak dan praktis tapi saya yang introvert tapi cenderung ambivert juga sih lebih suka masak daripada beres-beres rumah haha. 

    Waktu kuliah, sahabat saya yang jebolan Pesantren itu lemari bajunya rapi banget banget, katanya teknik beresin baju itu diajarin dari zaman beliau pesantren. Duh, kalau saya kayak gitu bakal dipuji habis-habisan sama orang tua. Secara rumah orang tua itu selalu bersih dan rapi. Mama saya itu orangnya extrovert suka Beres-beres, saking perfectionist-nya, sampe stress sendiri kalau ada yang gak rapi, cape kan ya. Pas datang ke kediaman kami pun, bukan hal aneh lagi kalau kami di protes karena nggak bisa beres-beres. 

    Sebenarnya, kehadiran Gen yang makin aktif, suka penasaran mengambil barang dan kami harus mengamankan barang tersebut ke atas lemari yang tak terjangkau oleh Gen bukan alasan ruangan jadi makin amburadul. Siapa sih yang nggak mau rumah selalu bersih dan rapi? Tapi kami juga nggak mau sampai stress yang mengakibatkan "playground"  Gen jadi terbatas. Jadi, kapan beresnya nih? Ya, sesempatnya saja, yang penting, aman, di sapu beberapa kali setiap hari, di pel beberapa kali seminggu biar bersih. Soal peletakan benda yang masih abstrak kelihatannya biarkan menjadi ciri kalau rumah kami dihuni juga oleh langkah mungil tak berdosa. Toh, suatu saat nanti ada waktunya kami mengajak anak beres-beres bersama, sekarang saja Gen sudah bisa disuruh dan merapikan mainannya sendiri, yeay.

    Kami memiliki mimpi kalau punya rumah itu harus ada ruangan untuk berkarya. Sudah tiga kali pindah-pindah ruang Seni untuk impian kami membangun Sekolah Seni. Tapi karena saya hamil dan punya anak juga suatu hal tak terduga, akhirnya ruangan Seni itu tidak ada lagi, sedih sih karena kami sudah mengularkan uang, tenaga, serta waktu. Yang paling saya pikirkan adalah perasaan Suami. Hidupnya di musik, harus ada ruangan untuk menyimpan alat musiknya yang tidak seenteng alat untuk melukis dan menggambar. Itulah alasan kenapa saya masih disini, karena yang saya pikirkan hanya bagaimana Suami berkarya. Biarlah saya menjadi Istri solehat, yang penting Suami bisa sukses dan bahagia bersama mimpi-mimpinya.

    Saya tidak menggambar dulu nggak apa-apa karena menyusui Gen hanya dua tahun, sedangkan berkarya bisa dimulai kapan saja. Ada dua teman Instagram saya yang merupakan Dokter yang sudah memiliki dua anak, beliau-beliau ini tidak praktik, malah jadi Supir pribadi dan Ibu rumah tangga saja, kemudian saya minta tips berkarya untuk Emak-emak seperti saya dan saya mendapat nasihat agar menikmati masa-masa uyel-uyel sama anak, apalagi anak lelaki yang sudah gede mana mau di uyel-uyel Maminya, hihi iya juga ya. Toh beliau pun kini bisa melukis setiap hari karena telah melewati masa uyel-uyel bersama anak sampai puas sekali. 
    Kini semuanya kembali ke titik nol, beres-beres lagi. Bagaimana caranya agar alat-alat musik tersebut berbaur bersama ruangan nonton, tempat Gen main dan dapur, hidup kayak Bule lah, di luar negeri juga kayak gini, tinggal di flat sempit hehe. Iya, kami punya tiga ruangan yaitu kamar tidur, ruang tengah untuk menonton dan dapur serta taman yang menyatu dengan tempat cuci-cuci. Kemarin akhirnya ide untuk menyetel Keyboard dekat rak buku teralisasi. Sayang saja kalau Keyboard nggak dipakai, saya kan ingin banget bisa main Keyboard agar nanti kalau Papi main Angklung keliling dunia, saya bisa ikut mengiringi, aamiin. Dengan adanya Keyboard, memudahkan Gen untuk belajar musik, entah dia akan jadi Pianis seperti Joy Alexander atau tidak, kami ingin menstimulasi kecerdasan musikal nya agar Gen bisa memainkan alat musik sejak dini. 



    Setelah membereskan alat musik, ruangan kami terasa semakin luas meskipun belum instagenic karena rak buku yang menampung perintilan alat gambar saya belum dibereskan. Rencananya kami akan menyumbangkan buku-buku tersebut agar dibaca orang, lebih baik buku lecek dibaca daripada rapi nggak ada yang baca. Gen juga seneng banget bisa main Keyboard. Gen memang memiliki minat sih pada musik. karena kalau diajak ke Toko mainan pasti mintanya Gitar, padahal di rumah juga sudah ada.  


    Semoga Gen mau belajar seni sama Mami Papinya ya soalnya tantangan banget nih. Biasanya anak kan agak susah ya latihan sama orang tuanya sendiri, banyak lho murid gambar saya itu anak Dosen Arsitektur atau pernah kuliah Desain Komunikasi Visual. Setelah berpikir, saya jadi yakin kalau ruangan untuk berkarya itu adalah diri sendiri. Mau ruangan besar, mau ruangan kecil, berkarya itu kita yang ciptakan. Apalagi di zaman digital seperti sekarang, ruang untuk pamer karya di dunia virtual semakin terbuka lebar, tinggal mau atau tidak nya saja. 

    Sekarang setelah makan malam, kami akan quality time, bermain musik bersama Gen, mobile blogging saat Gen tidur saja biar nggak kepo sama hp hehe. Ternyata main musik itu susah ya, salut banget sama Orang tua yang nge-les-in anaknya walau agak maksa, tapi percayalah Nak, memiliki banyak skill akan membuat kamu survive di dunia ini. Cerita saja, Suaminya Vika Ratu Tips itu waktu TK di les-in Piano sama Orang tuanya, cuma sebentar tapi sampai sekarang beliau bisa bermain musik, lulus dari ITB pula. Kalau Suami, sama seperti saya tidak di les-in sama orang tua karena pola pikir orang tua waktu itu berbeda dengan kita sekarang, jadi bakat kami memang gift dari Tuhan. Sekarang Suami bisa mengajar privat musik anak di Bandung Barat - Cimahi sampai melatih Angklung anak PAUD sampai para Pejabat. Bila teman-teman yang berminat les musik tanpa grade, silakan hubungi saya atau Ringga Hardika ya. Selamat beres-beres rumah, jangan menua tanpa berkarya💛 dan apakah di rumah kalian ada spot khusus untuk berkarya?. 

    Read more :

    25.8.18

    This Is My Life Now


    Hari silih berganti, mentari bersinar menyambut pagi hingga panas menyengat hingga keringat mengucur deras, tapi tidak selalu begitu...terkadang mentari malu-malu dan udara sangat dingin, bisa juga angin bertiup kencang menyentuh kaca jendela sampai gaduh...hal yang sama pernah terjadi padaku, terkadang aku begitu semangat, kadang aku jatuh sakit dan hari-hari penuh emosi. Sekarang aku sadar bahwa bagaimanapun cuaca dan suasana hatiku, aku harus memberikan yang terbaik untuk orang tercinta yaitu Belahan jiwa dan Sang penyejuk hati. Setiap pagi, akulah orang yang pertama kali membuka mata, dengan hati-hati aku keluar kamar menuju kamar mandi dan segera menuntaskan ritual harian sekaligus mandi biar segar.

    Lalu ku buka lemari es, untuk mengambil aneka bahan makanan dan aku eksekusi menjadi hidangan lezat untuk Suami dan anak. Aku bahagia jika mereka lahap dan menyukai masakan ku. Ya, meskipun wajahku fierce, tapi aku lihai memasak lho. Bekal Suami? Sudah siap dong! Supaya rekening gendut hihi. Setelah sarapan pagi bersama Suami, biasanya anak kami terbangun, sekarang dia sudah bisa membuka pintu kamar dan memanggil kami, aku memeluk dan segera menyuapinya sarapan. Syukurlah, dia anak yang mudah diberi makan, jadi aku semakin semangat membuat aneka makanan bergizi dari tangan ku sendiri untuk tumbuh kembangnya. Setelah urusan perut beres, Suami pamit berangkat kerja dan aku kembali melanjutkan tugas istimewa sebagai Ibu rumah tangga yaitu mengurus anak seperti memandikan anak, mengganti bajunya, menyusui lalu mengajak main dan menstimulasi sesuai usianya.

    Menjelang siang, aku kembali menyuapi buah hati dan tidur siang bersamanya sambil beristirahat. Jika anak belum bangun, aku bisa mencuci baju, piring atau sekedar membereskan mainannya supaya rumah tetap rapi ketika Suami pulang. Saat anak bangun, aku kembali menyuapinya makan sore atau memberi snack dan memandikannya, sambil menunggu Suami pulang, aku mengajak Gen ke mesjid. Setelah Suami pulang kerja, biasanya aku bisa memasak, makan kemudian mandi, saling berbagi tugas atau bergantian mengajak anak bermain. Syukurlah kami tidak perlu begadang karena jam 8 malam, anak sudah tidur dan kami bisa quality time berdua, bercerita tentang hari itu, melepas penat dengan ngemil sambil menonton TV atau meneruskan hobi kami, Suami bermusik dan aku menulis atau menggambar, mumpung masih muda, jangan sampai menua tanpa karya. Saat malam, beberapa kali aku terbangun untuk menyusui anak, terkadang sampai memikirkan besok mau masak apa? Hehe. Begitulah cerita keseharian kami, cara aku menjaga Suami dan buah hati, hampir sama dengan Ibu rumah tangga yang lain. Jenuh? Pasti ada, tapi aku mensiasatinya dengan tiga cara yaitu Bersyukur, Bertamasya dan Berkarya. 

    Bersyukur adalah hal pertama yang paling penting. Betapa banyak hadiah yang diberikan Tuhan semesta alam padaku, pada keluarga kecil kami. Kemudian setiap akhir pekan atau hari libur, Suami juga suka mengajak kami bertamasya, tidak usah terlalu jauh sih, karena aku sudah happy karena menurut ku, jalan-jalan itu seperti recharge energi baru, kami bisa mengunjungi tempat wisata, taman kota, cafe baru atau sekedar berbelanja di Swalayan. Selain jalan-jalan dengan keluarga, aku juga punya tetangga yang baik hati, dimana kita bisa saling membantu dan menemani saat aku dilanda kebosanan hehe. Maklum, setelah berkeluarga memang agak susah untuk bertemu sahabat, aku maklumi karena semuanya juga sibuk dengan urusan keluarga, karir atau passion masing-masing, tapi aku yakin suatu hari kalau ketemu, pasti ada kisah menarik yang pantas untuk dibagikan.

    Bagaimana dengan berkarya? Apakah setelah menikah dan mempunyai anak wanita masih bisa berkarya dan meraih impiannya? Saya optimis bisa! Kenapa? Karena berkeluarga bukan alasan bagi wanita untuk berhenti berkarya, tentunya menggali potensi diri tanpa meninggalkan kewajiban melayani Suami dan mengurus anak. Memang, kuantitas berkarya menjadi berkurang tetapi lumayan efektif sebagai stress realese, sekarang aku mengerjakan yang mudah dan semampunya, menulis blog atau membuat hand lettering untuk dipamerkan di instagram @art_sense, suatu saat aku juga bisa kembali melukis atau mengajar anak-anak menggambar lagi. Ketiga cara tersebut juga ampuh mengusir Baby Blues, insya Allah bye-bye Baby Blues and Post Partum Depression. 

    Selain menjaga Suami dan anak, bagaiamana caraku menjaga diri sendiri? Sebagai Ibu, tentunya aku harus cerdas memanfaatkan waktu, misalnya untuk perawatan, aku tidak mau menunggu anak sampai gede untuk tampil cantik, sehat terawat. Setiap pagi aku tetap mengoleskan lotion supaya kulit lembab, menggunakan tabir surya dan krim siang, minum banyak air putih, makan yang sehat, minum vitamin sebelum tidur, kalau ada waktu luang bisa maskeran, luluran, hair mask bahkan memanggil Tetangga untuk memijat, maklum sejak melahirkan badan jadi mudah pegal hehe. Menjadi Wonder Mom tidak boleh sakit memang benar adanya, karena kalau seorang Ibu sakit, maka semuanya akan terganggu.

    Aku selalu salut sama Ibu yang memiliki anak banyak karena Ibu adalah sosok dibalik kesuksesan Suami dan anak-anaknya, Ibu yang selalu bangun paling awal dan tertidur paling akhir untuk memastikan semuanya beres. Jadi, buat para Ibu-ibu diluar sana baik Working Mom atau Stay at home Mom, tetap semangat ya dalam menjaga diri dan orang tercinta, kita semua sama dalam mengemban tugas masing-masing, jalani semua dengan sepenuh hati maka kebaikan sejati akan kembali... Terima kasih telah berkenan membaca curhatnya Ibu menyusui ini.
    Happy reading 🍭 

    21.7.18

    28 Years Young!



    Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan semesta alam yang masih memberikan nafas kehidupan untuk saya. Sepanjang usia, baru kali ini saya dapat menikmati hari lahir dengan "merayakannya"  bersama orang-orang spesial terdekat saat ini.


    Sabtu pagi masih seperti biasa, mengurus urusan domestik rumah tangga, siangnya makan enak sama Tetangga sekaligus Sahabat saya, Gina, mungkin akan lebih seru jika ada Teh Muti. Kemudian sepulang Papi kerja, kami bertiga ke Bandung. Untuk pertama kalinya mengajak Gentra ke Mesjid Salman ITB, sambil belajar jalan dan menyempatkan diri berkunjung pula ke Galeri Soemardja di FRSD ITB. Jadi, kalau ada yang bertanya, anakmu sudah bisa apa? Jawabannya sudah bisa masuk ITB haha.





    Gen senang sekali, meskipun sedang ada Wisuda tapi Pameran Lukisan Balik Bandung begitu sepi. Setelah berkeliling, kami mulai kelaparan dan menuju Burger King BIP sambil menyuapi Gen yang belum makan sore, sekaligus menghabiskan voucher MAP hehe. Ternyata saat pulang, kami tergoda untuk parkir di Braga, mengajak Gen wisata hantu di sekitaran Museum dan Gedung Merdeka. Sungguh malam yang syahdu!


    Ketika tahun lalu saya menuliskan ingin ini dan itu, sekarang saya hanya ingin lebih sehat dan produktif! Senang rasanya bisa se-ikhlas ini, tidak memajang tanggal lahir di Facebook, toh udah jarang yang ngucapin,  para Sahabat juga lupa bahkan keluarga juga nggak ada yang mengucapkan selamat ulang tahun. Tak mengapa, saya maklum karena semua orang sibuk dan yah, nasib lahir di bulan Juli haha entahlah mengapa mereka sulit mengahafal tanggal tua 21 Juli. Tapi yang terpenting sekarang adalah hidup saya, Suami dan Gen.

    Love, 
    Sandra

    8.6.18

    Bukber Dari Masa ke Masa


    Assalamualaykum good reader, wah nggak kerasa ya bulan Ramadhan segera berakhir dan kita siap menyambut hari kemenangan nanti. Ada perasaan sedih dan rindu mendalam jika sudah meninggalkan bulan suci penuh ampunan ini. Bagi saya Ramadhan tidak sekedar detoksifikasi tubuh tapi menjaga semuanya agar lebih tenang, bersih dan tidak berlebihan. Karena jika yang menahan lapar dan haus saja bisa masuk Surga, seharusnya anak-anak yang kelaparan hingga tulang rusuknya terlihat yang bisa masuk Surga terlebih dahulu.

    Sejak menikah dengan Suami, Ramadhan menjadi lebih hemat karena saya yakin Tuhan itu tidak suka pada hamba yang berlebihan, buka puada di luar kalau nggak sempat masak hehe. Nah, tradisi di Indonesia ada yang namanya Bubar (Buka Bareng) atau Bukber (Buka Bersama). Tujuannya sih bagus, bertemu teman atau saudara yang jarang ketemu agar silaturahmi di dunia nyata tetap terasa lebih berarti dan berbagi rezeki pada tempat yang bisa dijadikan acara Buka Puasa Bersama.

    Saya ingat awal mula Bukber sama teman terutama itu sekitar tahun 2006, saat masih kelas 1 SMK. Semangat banget lah Bukber sama teman SD, SMP apalagi teman SMK. Tempatnya di Cafe atau Mall, pulangnya ke Studio foto atau era kejayaan Foto Box. Saat kuliah malah saya nggak pernah ikut Bukber, saat udah lulus kuliah pun nggak bisa  karena jauh, padahal udah naik level, Bukbernga di Hotel, bisa resevasi jadi nggak takut kehabisan tempat duduk. Gimana ya, teman kuliah yang sampai detik ini masih deket tinggal 1, kasian ya saya haha itupun jarang banget ketemu, seringnya chat via WA karena beda kota, sekarang pun beliau sibuk ngurus anak sambil S2 dan bisnis keluarga. Devi ini teman yang paling royal dan ngajarin saya jadi orang baik dan dermawan. 


    Saat kerja di Bandung juga Bukber di Hotel sama Boss dan teman kantor, begitu pula saat pindah kerja ke Bandung Barat, Bukber di Hotel kantor bareng Suami pula, asyik! Jadi, makin kesini makin jarang Bukber sama teman-teman, kalau diingat sih kayaknya paling sering sama Genk SMK ya siapa lagi kalau bukan Noenoe dan Venon, kita udah temenan lebih dari 10 tahun, apalagi sama Ismu, temenan dari SD artinya udah 20 tahun, wagelaseh. Sama mereka saya udah nggak jaim, mau ledek-ledekan, ngomong Sunda kasar, tapi tetap ya manggilnya Bebeb haha. Sekarang mereka sudah expert jadi Ibu, makanya Mamskie suka minta advice sama mereka.









    Alhamdulillah nya banget sekarang saya juga sedang menikmati persahabatan baru, the real friends banget lah, kita tetanggaan jadi gampang banget kalau mau ketemu, hampir tiap hari main malah haha. Kenapa seneng banget? Karena mereka itu Support System setelah Suami dan keluarga. Teh Muti Bumil solehat dan Neng Gina Ibu Salon sekaligus Paraji tercantik se-Indonesia bantu saya banget dengan ikhlas, kapanpun saya butuh bantuan mereka suka nawarin duluan. Dari mulai zumba bareng, ngidam pengen Mie Ayam, Salon-salonan, Ngasuh Baby G pokoknya banyak banget lah, apalagi kalau Busui lagi sakit, duh terharu! Kadang saya pengen suatu hari kalau punya rumah ingin tetanggaan lagi, aamiin. Jajan sama mereka mah gampang, mau di tempat mahal dan murah nggak gengsian. Kayak kemarin nih, Bukber dadakan di Ongkog Lohor, seru banget pada bawa anak haha.





    Satu lagi nih sobat Blogger yang belum Bukber, doi lagi hamil juga nih siapa lagi kalau Vika Si Ratu Tips, semoga lebaran bisa ketemu ya Beb. Menurut saya Bukber bisa dimana saja sih, di rumah juga jadi, nggak perlu jauh, nggak desek-desekan, bisa sholat Magrib dulu tanpa kekhawatiran kehabisan makanan, pulangnya juga nggak larut, Busui nggak kecapean hehe.

    Intinya setelah punya anak itu Bukber ya bawa anak, gantian makan, untung kemarin Suami juga ikut. Berangkat setelah sholat Magrib karena Sholat lebih utama dari Puasa dalam Rukun Islam, jadi sedih kan kalau Bukber diisi sama orang yang nggak berpuasa dan pas orang berpuasa selesai Sholat eh kehabisan makanan sama yang sengaja nggak puasa. Makin kesini males Bukber jauh-jauh apalagi kalau ada bukber keramat pasti macet, lebih baik menolak ikut daripada terpaksa dan akhirnya repot sendiri. So, kalian Bukber juga nggak nih? Sebenarnya lebih seneng Bukber dimana? Di rumah atau di luar? Terima kasih banyak telah membaca ya semoga kita semua semakin sehat lahir dan batin.

    Eh, baca juga dong! 

    14.5.18

    Coretan sore: Mana Foto Anakmu, San?

    Ini tulisan lama yang kelupaan mau di publish karena ada yang nanya kenapa wajah anak ditutupin mulu dan ternyata gak kerasa udah setahun nggak nyebarin foto anak dengan jelas, lebij baik cetak album, beres! 

    Perlukah show up kehamilan dan foto anak di sosmed? Tulisan ini dibuat saat saya hamil dan diedit kemarin :) enjoy.

    Hallo smart parents! seneng ya rasanya ketika tahu Istri hamil, rasanya pengen seluruh dunia tau... Salah satu caranya adalah melalui sosmed, nantinya bakal banyak doa dan ucapan selamat yang membanjiri status WA, BBM, Facebook, Twitter, Path bahkan Instagram ;) gatel rasanya pengen pamer kebahagian ini.

    13.5.18

    Selamat Ulang Tahun Gentra ❤️ 1


    Assalamualaykum Gentra sayang, Alhamdulillah hari ini Gen ulang tahun yang pertama, Mami dan Papi mengucap banyak syukur pada Tuhan karena telah menghadirkan Gen sebagai penyejuk hati yang telah lama kami nantikan. Sebenarnya dalam kalender Hijriyah, Gen sudah setahun saat Papi main Jazz di Phuket, malam Nisfu Sya'ban, Subhanallah. Gentra menambah kebahagiaan di bulan Mei karena ada hari ulang tahun pernikahan Mami dan Papi juga sebelumnya 😍. 

    Mami masih ingat malam Nisfu Sya'ban tahun kemarin, Mami sudah merasakan feeling akan bertemu Gen, tapi Mami masih sangat santai, Papi mengajak ke Borma buat beli kosmetik Gen, saat belanja Mami tertinggal beberapa langkah dari Papi karena Mami merasa ada sesuatu yang aneh di perut Mami yang membuat harus berhenti berjalan sejenak. Sepulang dari Borma, Mami dan Papi melihat rembulan merah yang sangat indah.

    Setelah sampai rumah, Mami merasa kurang nyaman karena ada sedikit mulas, Mami mencoba tidur tapi sulit, Mami latihan  bernafas untuk mengurangi rasa tak nyaman tersebut tapi tetap saja kondisi tidak membaik malah rasa mulas semakin menjadi. Sekitar pukul 2 dini hari, ada suara pecah ketuban, kemudian air ketuban merembes dan Mami merasakan semakin mulas.

    Mami enggak kuat, akhirnya menelpon Bidan Wisdy dan akan periksa kalau sudah pagi, tapi Mami merasakan mulas hebat seperti mau BAB yang tak tertahankan, tapi Mami harus sabar karena Mami belum tahu apakah sudah pembukaan atau belum, akhirnya Mami dan Papi sampai di rumah Bidan Wisdy, syukurlah sudah pembukaan 7 ke 8 jadi Mami semangat walau cara bernafasnya belum sempurna. 

    Alhamdulillah setelah berjuang selama 2 jam di ruang bersalin, Gentra lahir kedunia.
    Gen Si Bayi merah, Mami memanggil Gen dan kamu langsung membuka mata saat IMD. Ya Allah, inikah bayi yang baik hati selama ada di rahim Mami, bayi yang tidak pernah merepotkan acara makan Mami, bayi yang suka menendang perut Mami dan tidak suka suara berisik itu. Kami sangat tepat memberi nama yang indah untukmu, sebuah nama yang mencerminkan kebaikan hati agar kelak Gen menjadi lelaki yang hebat. Mami dan Papi tak sempat merekam momen pertama kali kita berjumpa, tapi kami akan selalu mengingat momen tersebut, sebuah momen magis yang sulit untuk dilupakan.

    Sejak awal Gen sudah pintar menyusui, suara tangisanmu juga sangat kencang, saat dimandikan sudah bisa menendang Ibu Bidan hehe. Alhamdulillah Gen juga jarang sakit, setia menemani Mami Sholat dan beraktifitas, sangat bisa diajak kompromi. Gen mudah sekali diberi makan, anteng kalau dikasih makanan, meskipun suka bosan dengan mainan, tapi Gen sangat antusias dengan alat musik Papi. Gen juga sangat ramah alias Amis Budi, tidak seperti Mami nya yang judes dan Papi nya yang super cool hehe, tapi semakin besar Gen bisa merasakan orang yang membuat nyaman dan tidak karena bonding kita kuat ya sayang.

    Kemudian hari-hari Mami Papi disibukkan mengurus Gen, hampir 40 hari kamu selalu menangis di malam hari, rasanya Mami ingin kembali ke masa itu, seharusnya Gen dirawat sama Mimih agar Mami dan Papi tidak kelelahan, belum lagi suara-suara sumbang yang tidak mau Mami dengar terus-menerus menguras kesabaran dan Mami hanya bisa menangis, iya Mami sepertinya Baby Blues. Bukan kurang iman, bukan kurang bersyukur Bu Dokter bilang, tapi karena perubahan hormon dan support system bagi Ibu baru seperti Mami. Siapa sih yang ingin Baby Blues? Mami akhirnya harus mengobati dan mengibur diri sendiri, segala yang Mami alami akan menjadi pelajaran jika kelak Mami menjadi seorang Nenek. 

    Mami berjanji akan memberikan yang terbaik untuk masa depan Gentra, karena Mami adalah Ibu terbaik buat Gen. Tak ada yang boleh mencela dan menghina kamu, karena Gentra ciptaan Tuhan, Gen anak Mami Papi yang kami urus sendiri, tidak merepotkan siapapun, anak suci yang terlahir tanpa hutang dan diberi makan dari sumber rezeki yang halal dan bersih. Terima kasih Gen telah mengajari banyak hal dalam hidup Mami Papi, Mami jadi tahu apa yang boleh dan tidak boleh dikatakan pada Ibu Hamil dan Menyusui, belajar untuk menjaga perasaan orang lain dan tidak menyakit hatinya. Mami juga sudah tidak berharap dibantu sama orang yang tidak mau membantu, sekarang terlihat mana yang ikhlas dan mana yang hanya pencitraan, Mami bangga bisa mengurus kamu setiap hari. 

    Kejadian demi kejadian telah kita lewati bersama sayang, betapa pedihnya saat Mami terkena cacar, untung Gen enggak ketularan ya, Gen sangat baik. Suka dan duka tersebut tak terasa membuat Mami berubah, Mami harus selalu sehat dan kuat,  kalau Mami sakit nanti siapa yang ngurus kalian? Mami juga harus menghindari ketidaknyamanan demi kewarasan dan jadinya Mami over protective sama Gen, tidak percaya jika Mami harus kembali bekerja, Mami harus titip ke siapa? Tidak ada Day Care depan rumah, lebih baik Mami bersabar dulu karena nanti ada saatnya Mami berkarya lagi, menjadi Sosialita yang punya karya haha. BISMILLAH, BABY BLUES IS OVER! 


    Kehadiran Gentra tidak mengganggu karena kami yang minta kamu pada Tuhan, Mami suka terharu dan takjub sama tingkah polah Gen, saat pertama kali Gentra tersenyum, keringetan, makan, minum air putih, tumbuh gigi, berkata Mamah-mamah mamah dan akhirnya bisa juga bilang Mami dan Papi hehe, kosakata Gen semakin banyak, ternyata Gen tidak suka telungkup saat Mami ajari tapi bisa sendiri dan mulai rotasi saat tidur hehe. Tiba-tiba Gen bisa merangkak dan nanti bisa berjalan pada watunya, Mami Papi akan sabar menunggu milestone selanjutya, kami tidak akan membandingkan dengan anak lain, santai saja manusia itu kan alami. Semua momen indah, quantity time is quality time with you...


    Insya Allah nanti Gen bisa membaca surat cinta ini ya. Gentra, jadilah anak yang sholeh, sehat sempurna lahir dan bathin, cerdas, ceria, rupawan dan bermanfaat bagi semesta. Terima kasih telah hadir di hidup kami, selamat ulang Tahun ya Si Raja Bonen!


    Cinta Mami dan Papi
    ❤️

    2.5.18

    Happy Wedding Anniversary ❤️ 4


    Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah tak terasa ya, sudah tahun keempat Mami dan Papi menikah. Tahun kemarin Gen masih ada di perut tepat 9 bulan. Tahun sekarang Gen sudah hadir menambah kehangatan diantara kita.

    Tahun keempat ini sungguh luar biasa, menguras emosi dan dompet hehe tapi anugrah Tuhan tetap tak terhingga banyaknya. Anak membawa rezeki memang benar adanya, meskipun Mami di rumah tetap saja ada kerjaan buat Mami hampir setiap minggu, bahkan nominalnya ratusan hingga jutaan rupiah, kalau dulu mungkin Mami harus kerja sebulan dulu hehe.


    Bahkan dua brand alat gambar terkenal memilih Mami sebagai Reviewer, Mami tidak selingkuh dong, soalnya tidak ada kontrak kerjasama tentang produk pesaing, toh semua Seniman pasti pakai kedua produk tersebut. Tujuan Mami bukan hanya uang tapi mengedukasi lewat tulisan, karena sampai sekarang Mami belum berniat mengajar di luar rumah, Mami sedang menikmati masa-masa emas ini, mengurus Gen dan mendukung Papi berkarya. 


    Karir Papi juga semakin cemerlang, waktu hamil Gen, Mami pernah berdoa pada Tuhan agar Papi diundang main Jazz di luar negeri, Alhamdulillah setahun kemudian Papi beneran main Jazz di luar negeri! Enggak tanggung-tanggung, beliau diundang secara terhormat oleh UNESCO, semoga nanti bisa berkarya lagi di festival Jazz dunia, aamiin😍.

    Papi sukses memeriahkan Phuket International Jazz Day 2018, bermain bass bersama musisi Jazz dunia yang the real Jazz. Biasanya kita nonton bule main Jazz, kali ini giliran bule yang nonton Papi, subhanallah, Papi Ringga Hardika adalah Bassist pertama dan satu-satunya yang mewakili Indonesia di festival Jazz asli ini🥁🥁 Beliau juga insruktur Angklung pertama dan satu-satunya di dunia yang bisa memainkan Bass Jazz Integral Triton.

    Karena Gen, Mami tidak iri Papi bepergian ke luar negeri untuk berkarya, karena Mami tahu Papi juga ingin keliling dunia bersama Mami dan Gen, sekarang Mami harus mendukung Papi 100% agar suatu hari mimpi kita terwujud. Semoga berbagai peristiwa yang terjadi dalam pernikahan kita menjadi pembelajaran dimasa mendatang, apalagi sekarang kita sudah punya Gen, tanggung jawab nya dunia dan akhirat.

    Empat tahun menikah, kami tidak punya hutang, tidak punya cicilan, badan langsing, rekening gendut dan belajar investasi syariah karena menurut kita, hijrah sesungguhnya adalah berani menghindari Riba. Kita belajar banyak dari pernikahan orang lain, Riba itu benar-benar merusak keharmonisan rumah tangga. Terima kasih Tuhan yang Maha kaya, telah memudahkan segalanya dan memberi hidayah.

    Dan ini adalah... 
    Pelukan sayang...
    Sayang, Mami minta uang😂
    Happy Wedding Anniversary❤️ Bassist paling ganteng sedunia😉

    21.2.18

    Tipe Pembaca Blog Sandraartsense.com

    Hello Reader, kali ini saya mau nulis sesuatu yang ringan, iya lah yang berat itu bukan rindu, Dilan, tapi gendong anak yang lagi lincah-lincahnya hehe. Setelah hampir 3 tahun aktif ngeblog, saya mulai menganalisis tentang perilaku unik para pembaca blog kebanggaan saya di www.sandraartsense.com 😂

    Pembaca yang jujur
    Saya suka terharu kalau chat sama temen smp dan sma, lama banget enggak ketemu tapi pas chat atau ketemu langsung mereka bilang "Aku suka baca blog mu, loh San" tak lama kemudian mereka minta diajarin bikin blog ah senang nya menularkan energi positif, serasa berguna banget hidup di bumi yang fana ini.
    Pembaca yang gengsi
    Banyaknya silent reader kayak saya waktu zaman belum ngeblog. Tapi yang parah itu kalau ada yang enggak mau mengakui atau enggak suka sama saya biasanya saya block aja akun sosmed nya dan membiarkan dia terbaper-baper lihat kesuksesan serta kebahagiaan hidup  saya lewat blog ini, sungguh pembalasan yang manis, benci sama kita tapi ngikutin kita, semacam haters lah ya😂
    Pembaca yang tidak membaca
    Lucu banget lah ini, kita sudah nulis capek-capek eh enggak nyambung pas komen, ketahuan banget terpaksa blogwalking. Makanya saya enggak pernah blogwalking kalau tulisannya memang belum butuh atau tidak tertarik, ya daripada buang kuota lebih baik baca yang ingin dibaca. Kecuali kalau komitmen di grup Blogwalking hehe.
    Pembaca yang rajin
    Saya suka apresiasi sama pembaca setia yang selalu menyempatkan waktu untuk komen panjang lebar, berarti dia sungguh-sungguh baca, so sweet banget lah!
    Pembaca yang nyampah
    Sorry ya, komentar di blog ini dimoderasi karena banyak broken link, jadi kalau mau komen, enggak usah simpan link ya, insyaallah saya akan berkunjung ke blog nya juga kok. Apalagi yang suka spam bisnis yang tidak sesuai, saya delete permanen ya.
    Pembaca yang misterius
    Biasanya bernama Anonim hehe mungkin yang jarang komen tapi butuh tapi malu atau teman sendiri yang minta bantuan buat komenin lomba blog wkwk. 
    Buat teman-teman yang belum follow blog ini tinggal klit tombol follow di bawah, insyaallah saya akan follback, asal alamat blog nya tercantum di profil atau G+. Sekian coretan pagi kali ini, share tentang pembaca blog kalian dong? Thankiez.

    Read more:

    COPYRIGHT © 2017 SANDRAARTSENSE | THEME BY RUMAH ES