• 25.8.18

    This Is My Life Now


    Hari silih berganti, mentari bersinar menyambut pagi hingga panas menyengat hingga keringat mengucur deras, tapi tidak selalu begitu...terkadang mentari malu-malu dan udara sangat dingin, bisa juga angin bertiup kencang menyentuh kaca jendela sampai gaduh...hal yang sama pernah terjadi padaku, terkadang aku begitu semangat, kadang aku jatuh sakit dan hari-hari penuh emosi. Sekarang aku sadar bahwa bagaimanapun cuaca dan suasana hatiku, aku harus memberikan yang terbaik untuk orang tercinta yaitu Belahan jiwa dan Sang penyejuk hati. Setiap pagi, akulah orang yang pertama kali membuka mata, dengan hati-hati aku keluar kamar menuju kamar mandi dan segera menuntaskan ritual harian sekaligus mandi biar segar.

    Lalu ku buka lemari es, untuk mengambil aneka bahan makanan dan aku eksekusi menjadi hidangan lezat untuk Suami dan anak. Aku bahagia jika mereka lahap dan menyukai masakan ku. Ya, meskipun wajahku fierce, tapi aku lihai memasak lho. Bekal Suami? Sudah siap dong! Supaya rekening gendut hihi. Setelah sarapan pagi bersama Suami, biasanya anak kami terbangun, sekarang dia sudah bisa membuka pintu kamar dan memanggil kami, aku memeluk dan segera menyuapinya sarapan. Syukurlah, dia anak yang mudah diberi makan, jadi aku semakin semangat membuat aneka makanan bergizi dari tangan ku sendiri untuk tumbuh kembangnya. Setelah urusan perut beres, Suami pamit berangkat kerja dan aku kembali melanjutkan tugas istimewa sebagai Ibu rumah tangga yaitu mengurus anak seperti memandikan anak, mengganti bajunya, menyusui lalu mengajak main dan menstimulasi sesuai usianya.

    Menjelang siang, aku kembali menyuapi buah hati dan tidur siang bersamanya sambil beristirahat. Jika anak belum bangun, aku bisa mencuci baju, piring atau sekedar membereskan mainannya supaya rumah tetap rapi ketika Suami pulang. Saat anak bangun, aku kembali menyuapinya makan sore atau memberi snack dan memandikannya, sambil menunggu Suami pulang, aku mengajak Gen ke mesjid. Setelah Suami pulang kerja, biasanya aku bisa memasak, makan kemudian mandi, saling berbagi tugas atau bergantian mengajak anak bermain. Syukurlah kami tidak perlu begadang karena jam 8 malam, anak sudah tidur dan kami bisa quality time berdua, bercerita tentang hari itu, melepas penat dengan ngemil sambil menonton TV atau meneruskan hobi kami, Suami bermusik dan aku menulis atau menggambar, mumpung masih muda, jangan sampai menua tanpa karya. Saat malam, beberapa kali aku terbangun untuk menyusui anak, terkadang sampai memikirkan besok mau masak apa? Hehe. Begitulah cerita keseharian kami, cara aku menjaga Suami dan buah hati, hampir sama dengan Ibu rumah tangga yang lain. Jenuh? Pasti ada, tapi aku mensiasatinya dengan tiga cara yaitu Bersyukur, Bertamasya dan Berkarya. 

    Bersyukur adalah hal pertama yang paling penting. Betapa banyak hadiah yang diberikan Tuhan semesta alam padaku, pada keluarga kecil kami. Kemudian setiap akhir pekan atau hari libur, Suami juga suka mengajak kami bertamasya, tidak usah terlalu jauh sih, karena aku sudah happy karena menurut ku, jalan-jalan itu seperti recharge energi baru, kami bisa mengunjungi tempat wisata, taman kota, cafe baru atau sekedar berbelanja di Swalayan. Selain jalan-jalan dengan keluarga, aku juga punya tetangga yang baik hati, dimana kita bisa saling membantu dan menemani saat aku dilanda kebosanan hehe. Maklum, setelah berkeluarga memang agak susah untuk bertemu sahabat, aku maklumi karena semuanya juga sibuk dengan urusan keluarga, karir atau passion masing-masing, tapi aku yakin suatu hari kalau ketemu, pasti ada kisah menarik yang pantas untuk dibagikan.

    Bagaimana dengan berkarya? Apakah setelah menikah dan mempunyai anak wanita masih bisa berkarya dan meraih impiannya? Saya optimis bisa! Kenapa? Karena berkeluarga bukan alasan bagi wanita untuk berhenti berkarya, tentunya menggali potensi diri tanpa meninggalkan kewajiban melayani Suami dan mengurus anak. Memang, kuantitas berkarya menjadi berkurang tetapi lumayan efektif sebagai stress realese, sekarang aku mengerjakan yang mudah dan semampunya, menulis blog atau membuat hand lettering untuk dipamerkan di instagram @art_sense, suatu saat aku juga bisa kembali melukis atau mengajar anak-anak menggambar lagi. Ketiga cara tersebut juga ampuh mengusir Baby Blues, insya Allah bye-bye Baby Blues and Post Partum Depression. 

    Selain menjaga Suami dan anak, bagaiamana caraku menjaga diri sendiri? Sebagai Ibu, tentunya aku harus cerdas memanfaatkan waktu, misalnya untuk perawatan, aku tidak mau menunggu anak sampai gede untuk tampil cantik, sehat terawat. Setiap pagi aku tetap mengoleskan lotion supaya kulit lembab, menggunakan tabir surya dan krim siang, minum banyak air putih, makan yang sehat, minum vitamin sebelum tidur, kalau ada waktu luang bisa maskeran, luluran, hair mask bahkan memanggil Tetangga untuk memijat, maklum sejak melahirkan badan jadi mudah pegal hehe. Menjadi Wonder Mom tidak boleh sakit memang benar adanya, karena kalau seorang Ibu sakit, maka semuanya akan terganggu.

    Aku selalu salut sama Ibu yang memiliki anak banyak karena Ibu adalah sosok dibalik kesuksesan Suami dan anak-anaknya, Ibu yang selalu bangun paling awal dan tertidur paling akhir untuk memastikan semuanya beres. Jadi, buat para Ibu-ibu diluar sana baik Working Mom atau Stay at home Mom, tetap semangat ya dalam menjaga diri dan orang tercinta, kita semua sama dalam mengemban tugas masing-masing, jalani semua dengan sepenuh hati maka kebaikan sejati akan kembali... Terima kasih telah berkenan membaca curhatnya Ibu menyusui ini.
    Happy reading 🍭 

    2 comments:

    1. Salut dengan mba sandra yang tetap produktif menulis dan art ditengah-tengah kesibukan punya baby kecil dan baby besar :D

      ReplyDelete
    2. Amin ya robbal alamin setuju banget sama artikelnya kak Sandra. Kita harus mengapresiasi working mom and stay mom karena semua mommy mempunyai peranan yang sangat penting dibalik kesuksesan suami dan anak2.. semangat kak Sandra

      ReplyDelete

    COPYRIGHT © 2017 SANDRAARTSENSE | THEME BY RUMAH ES