• 28.6.18

    Betah Mojok di Warkop Modjok


    Dear Travelmate dan pecinta kuliner, saya dan Suami senang banget kalau tanggal tua, karena itu artinya kami bisa jalan-jalan di Bandung tanpa harus takut terkena macet. Tanggal 24 kemarin, jalanan Bandung masih sepi, mungkin sebagian warga Bandung belum pulang dari mudik lebaran atau THRan nya sudah bablas? Entahlah yang pasti financial freedom itu nggak harus punya jet atau kapal pesiar pribadi kan? Bebas jalan kapan saja tanpa mengenal tanggal tua, tanpa nungguin tanggal gajian apalagi maksa bongkar dompet Suami buat ambil THR, nggak segitunya kali ya. Cukup rezeki halal lancar, nggak punya hutang dan cicilan, insyaallah setiap hari adalah tanggal muda nan ceria.


    Awalnya kami bingung mau kemana setelah makan siang enak dan murah di warung Abah Gandi jalan Gunung Batu, akhirnya saya inget ada Cafe Instagramable yang sudah lama ingin dikunjungi, kebetulan  selama kuliah di UPI belum pernah ke Pondok Hijau hehe, jadi penasaran banget deh sama Warkop Modjok yang beralamat di Perumahan Pondok Hijau Indah, Jl.Pinus Raya No.73B, Isola, Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat 40154. Kami ngikutin feeling aja sih tanpa Google maps, ternyata deket dan emang tempatnya ciamik.










    Saat kami kesana, pengunjung sudah menikmati hidangan di beberapa kursi yang berada di dalam dan di luar, Alhamdulillah nggak terlalu penuh sih, maklum tanggal tua jadi banyaknya Turis Jakarta, yaiyalah UMR nya saja beda lol. Seperti biasa, Papi pesan Long Black dan Mami pesan Matcha, semuanya cuma Rp 33.000, jadi setelah lihat daftar menu di papan tulis, order dan langsung bayar cash, sungguh syariah sekali, jadi tenang kalau kayak gini. Sambil menunggu, kami pindah ke sisi luar yang agak sepi untuk menyusui Gen. Ternyata pesanan cepat sampai, kata Papi kopinya lumayan, kalau Matcha nya enak, ada yang lebih enak lagi tapi harganya Rp 25.000. Ah, ini saja udah enak dibanding Matcha ala Cenghar Kopi di Cimahi. Gen langsung bilang a a a pengen dia, dasar bocil segala suka. Saya kemudian menyuapi Gen sambil melihat kelinci, burung dan tupai, Gen suka sekali dan Mami happy karena waktu makan jadi lebih singkat dan habis tentunya.



















    Suami suka sekali design Warkop Modjok, seperti rumah impian kami, American Style, Shabby Chic dan Vintage, sungguh kalau punya rumah kayak gitu bakal betah karena nggak ngebosenin. Apalagi suasana Warkop Modjok itu adem, halaman luas dan ada air terjun kecil tapi lumayan deras lah dibanding Curug Cilengkrang lol.



    Kebayang kan menyusui Gen di alam terbuka, ditemani petrichor karena saat disana sempet gerimis, udara Bandung yang sejuk, nyanyian kicau burung dan tupai yang melompat-lompat diantara rimbunnya pepohonan, syahdu! Kangen deh, semoga nanti kami bisa kembali menikmati Warkop Modjok dan mencoba makanan disini. Buat kalian yang suka selfie kayaknya cocok nih karena harganya terjangkau, service oke dan ramah! Selamat jalan-jalan. 
    Baca juga dong!

    25.6.18

    Hiking Singkat Ke Curug Cilengkrang


    Dear Travelmate, waktu libur lebaran ngapain aja? Kemana aja nih? Pasti happy ya berkumpul sama keluarga besar. Kalau saya, Suami dan Gen untuk pertama kalinya merayakan Idul Fitri di rumah Mama di Bandung Timur, tepatnya di kaki Gunung Manglayang. Disana ada 2 tempat wisata, yakni Batu Kuda dan Curug Cilengkrang. Karena akhir tahun kemarin sudah pernah ke Batu Kuda, maka kemarin Suami mendadak mengajak saya ke Curug (air terjun) Cilengkrang. Gentra mana Gentra? Ditinggal tidur mumpung ada Mimih Pipihnya hehe, kesempatan pacaran yass!

    Ekspektasi from Google

    Kami tidak tahu alamat pastinya, hanya mengandalkan Google Maps. Untuk menuju ke Curug Cilengkrang, Travelmate bisa melalui Alun-alun Ujung Berung, lalu masuk ke Kiri ada gapura Cilengkrang I, dari sana kalian harus melewati Perumahan Astom, lanjutkan sampai ke atas. Nanti di sebelah kiri ada 2 Villa cantik, saat ada pertigaan lurus saja ya tinggal 10 menit lagi mengikuti arahan Google Maps. Tenang saja, jalannya bagus dan mulus, cuma saat datang kami nyasar ke Kuburan, untung masih sore hehe.




    Saat tiba di kawasan Curug Cilengkrang, kami harus melewati loket masuk sebesar Rp 20.000 berdua, sudah termasuk parkir motor. Yah sesuai lah dengan fasilitas yang masih belum maksimal. Kesan pertama kali, meskipun sudah sore, masih ada yang berkunjung ya hehe. Jadi, kami hiking menyusuri hutan yang dihiasi pohon Pinus seperti di Korea, semoga nanti bisa beneran ke Korea aamiin. Pemandangan hutan Pinus seperti ini sudah lumrah sih kalau di Bandung, banyak tempat wisata alam bahkan wisata selfie, menjadikan deretan pohon Pinus sebagai daya tarik utama.











    Udara disini tentunya dingin-dingin sejuk ya, rileks banget bisa mendengar suara air sungai. Karena sedang musim kemarau, jadi airnya kurang deras. Sebenarnya ada 6 Curug disini, tapi berhubung kurang persiapan, tidak pakai sepatu hiking dan nggak bawa pembekalan, Busui hanya melewati Curug yang terdekat saja, maklum hari sudah sore pula, takut anak rewel, tahunya enggak dong hehe.






    Akhirnya saya dan Suami nggak penasaran lagi sama Curug Cilengkrang hehe. Kalau kalian suka tempat wisata alam, tak ada salahnya mencari ke 6 curug yang ada disini, jika lapar tenang saja karena sudah ada warung yang menyediakan aneka gorengan dan mie instan. Jangan buang sampah sembarangan dan selamat berlibur ya! Sampai jumpa di jalan-jalan selanjutnya...

    Baca juga:
    COPYRIGHT © 2017 SANDRAARTSENSE | THEME BY RUMAH ES