• Showing posts with label Motivation. Show all posts
    Showing posts with label Motivation. Show all posts

    26.12.18

    Orang Awam: Enak Ya Jadi Blogger, Dapet Gratisan Mulu...


    Hallo sahabat Sandraartsense.com, orang awam atau teman-teman selalu melihat sisi enaknya saja dengan bilang "enak ya jadi Blogger, bisa dapet produk gratis", Alhamdulillah berarti saya nggak mengganggu timeline orang lain dengan keluhan kehidupan tapi, eits jangan salah dulu ya gaes, sebenarnya produk dari brand tersebut nggak gratis lho, kita harus kerja! Memang dulu pas saya masih kerja fulltime, duitnya buat beli skincare dan sekarang skincare dateng sendiri ke rumah  (nggak tiba-tiba sih, rezeki dari Tuhan dan hasil kerja keras, kerja cerdas review sukarela di awal membangun blog) buat kerjasama sama saya, istilah keren nya deadline dikejar duit. 

    Fyi nih setelah produk endorsement saya terima, saya harus unboxing, mencoba selama dua pekan, terutama skincare ya supaya hasil relevan. Beauty Blogger pasti tahu kalau wajah kita-kita ini ibarat kelinci percobaan, jadi buat kalian yang wajahnya sensitif nggak boleh sembarangan ambil job review produk kecantikan! Alhamdulillah wajah saya meskipun nggak putih bening kayak ubin masjid, tapi kokoh sekali dan nggak pernah breakout saat mencoba berbagai jenis produk kecantikan.
    Nah, setelah dicoba saya harus menej waktu untuk foto produk saat anak tidur, foto bersama produk saat suami libur (I love you papskie my instagram/blog husband), setelah itu nulis honest review,  kadang kita ikut brief dari brand, harus sesuai persetujuan mereka baru boleh tayang, kadang ada permintaan plus membuat video atau vlog. Setelah tayang, kita juga harus share ke sosial media dengan caption yang menarik, terkadang brand juga minta report pageview lho.

    Bahkan terkadang ada brand yang unik dengan menanyakan pengaruh tulisan terhadap penjualan produk hehe. Padahal endorsement pada Blogger hanya salah satu strategi digital marketing kak, dimana untuk mengetahui tulisan blogger memengaruhi pada penjualan produk silakan buat kuisioner pada pembeli dan tanyakan langsung pada bagian penjualan. Kalau memang brand tidak mau endorse Blogger ya tidak masalah, toh masih banyak strategi marketing lain, tapi pihak brand juga harus ingat ini zaman apa, kita bukan di zaman promosi door to door lagi. Harap maklum, saya kan anak pemasaran, jadi tahu seluk beluk display sampai promosi produk.


    Alhamdulillah saya senang sekali menjalani job ini dan kalau ditanya gimana rasanya banyak job review? Keteteran juga kak hehe. Makanya 2019 saya nggak menargetkan harus banyak endorsement karena sudah pernah mengalaminya, nggak boleh serakah malah harus selektif memilih job supaya hasilnya lebih maksimal dan kewajiban lain tidak lalai. Saya juga udah males banget ikut lomba (kecuali emang ikut campaign), saya ketagihan jadi juri lomba lol.

    Di tahun 2019 mendatang saya ingin lebih enjoy nulis blog, karena harus belajar ngevlog kalau diminta brand, pengen sih pageview sejuta tapi nggak berambisi juga takut stress kalau tidak tercapai. Saya hanya ingin berusaha nulis dengan hati, minimal seminggu dua kali dan melakukan hobi lain supaya naik kelas. Jadi, balance lah ya iklan sama non iklan haha. Lucunya lagi saya kesulitan memberi tahu pekerjaan saya ini sama orang tua, nggak apa-apa sih yang penting transferan lancar kan? Saya juga seneng ketika Suami menceritakan bahwa istrinya ini seorang Blogger hehe. 
    Makasih banyak buat kalian yang nggak pelit ngasih like dan komen kalau saya lagi share kerjaan di Instagram, selamat sukses berarti kalian nggak julid ya, because jangan iri dengki jadi orang, soalnya Koruptor saja nggak perlu kalian iri-in apalagi Blogger yang berusaha nyari rezeki halal kayak saya haha. Kalau kalian nggak suka sama campaign, merasa risih karena virus influencer dimana-mana, berarti wawasan pergaulan kalian belum cukup luas soalnya di dunia ini ada Good and Bad Influencer, keep calm guys, kalian bisa mute, turn off, unfollow, block bahkan silakan quit dari sosial media, nggak usah browsing apalagi baca review Blogger. Saya juga pengen detox kalau nggak ada kerjaan haha. 

    Siapa tahu mau baca juga: Job Blogger sepanjang 2018

    Kebetulan lagi baca buku Mark Manson nih, Value kepercayaan diri kalian bukan masalah kami, self control ada sepenuhnya pada Anda, mau beli atau tidak nggak usah risih segala, kami hanya menyampaikan, kami memang promosi di sosial media, apakah salah memanfaatkan sosial media? daripada nyebar kepameran, hoax dan SARA ye kan. Yuk, kenali setiap pekerjaan terlebih dahulu, jangan melihat dari kulitnya saja. Gimana sudah lebih tercerahkan tentang dunia kami?

    Salam hangat,

    Sandra

    21.8.18

    Tiga Cara Membatasi dan Mengendalikan Konsumsi Rokok di Indonesia


    Dear healthy people, melihat Kakek dan Nenek saya yang gemar merokok, mewariskan kebiasaan tersebut pada anak cucu nya, entahlah kenapa harus merokok yang menjadi kebiasaan hidupnya, kenapa bukan kebiasaan hidup sehat, agar uang jatah rokok ditabung, digunakan untuk membeli makanan bergizi atau dana untuk pendidikan agar masa muda dan tua tidak "sakit-sakitan", sakit fisik maupun sakit mental karena tidak punya uang dan miskin ilmu karena pendidikan yang rendah. 

    Melihat kenyataan pahit tersebut saya menjadi sangat yakin untuk mencari pasangan hidup yang tidak merokok, sederhana saja, saya memang tidak suka asap rokok mencemari rambut saya hehe. Ternyata saya ditakdirkan menikah dengan Musisi sekaligus Guru Musik. Mendengar kata Musisi atau Seniman, seringkali dikaitkan dengan pertemuan yang dihiasi asap rokok. Dalam iklannya saja, secara halus rokok juga menjadi teman mencari inspirasi berkarya,  jiwa Petualang yang pemberani serta sukses di usia muda, sangat bertentangan dengan kenyataan yang terjadi. Alhamdulillah saya sangat bersyukur sekali Suami saya tidak merokok, karena kalau beliau Perokok, saya tidak akan mau dinikahi oleh calon orang sakit.
    Saya bertanya pada Suami, kenapa tidak merokok? Beliau menjawab bahwa rokok rasanya tidak enak. Mencari inspirasi berkarya ternyata bukan dengan rokok saja, tapi bisa dengan jalan-jalan menikmati keindahan alam, membaca buku dan melakukan kegiatan sosial, selain sehat jasmani dan rohani, kegiatan tersebut juga bisa membuat hidup lebih bernilai. Suami saya telah membuktikan meskipun beliau tidak merokok, tapi bisa tampil memukau di panggung internasional lewat karyanya dalam musik Jazz, jika Suami saya saja bisa bebas berkarya dengan brilian, harusnya kalian juga bisa berprestasi tanpa rokok.

    Saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika punya Suami yang gemar merokok. Awal tahun ini saya dikejutkan dengan wafatnya Guru SD yang sejak dahulu selalu merokok. Beliau adalah sosok jenius dan fenomenal, galaknya luar biasa, kalau belum bisa menyelesaikan soal Matematika, saya tidak bisa pulang. Masih ingat sekali, ketika setiap pembagian Rapot, beliau selalu meminta setiap murid untuk membawa sebungkus rokok untuknya, karena masih kecil dan rokok dianggap wajar oleh Orang tua kami, maka di hari pembagian Rapot, meja Guru penuh dengan gunungan rokok. Saat itu saya juga sudah cemas dengan kesehatan beliau di masa depan, bayangkan setiap hari beliau merokok selama bertahun-tahun. Setelah 15 tahun tidak berjumpa, tiba-tiba saya mendengar kabar duka bahwa beliau meninggal karena komplikasi dan kerusakan syaraf otak.

    Setelah berkeluarga dan punya anak, saya jadi ikut memikirkan itu bagaimana ya, keluarga beliau yang ditinggalkan, apakah beliau punya dana Pensiun? Bagaimana dengan Istrinya yang harus membesarkan anak-anaknya? Kasihan dong, anak-anak yang masih kecil harus kehilangan sosok Ayah, lelaki panutan dalam keluarga.

    Kemudian saya juga sedih kalau ada Kepala Keluarga yang harusnya gigih mencari nafkah malah jadi pengangguran, tapi rokok jalan terus. Saat Istri mengandung, rokoknya tidak berhenti, uangnya dipakai untuk rokok tapi sangat pelit jika harus mengantar Istri USG di Dokter Kandungan. Lalu apa yang terjadi? Selain Ibu hamil kekurangan gizi, tidak tahu berat badan janin, saat melahirkan tidak punya simpanan uang atau Asuransi, jika harus melahirkan di rumah sakit bagaimana? Jika berat badan bayi kurang bagaimana? Sepertinya tidak terpikirkan oleh mereka yang miskin dan suka merokok.
    Saya juga risau nih, jika anak saya digendong sama Perokok atau orang yang baru saja merokok, asapnya kan menempel di baju. Saya masih sedih ketika dulu ada bayi meninggal karena saat acara Aqiqah, para Bapak terlena merokok, sepertinya Perokok itu sangat egois ya, selain merusak kesehatan diri sendiri, juga bisa merenggut nyawa bayi yang tidak berdosa.

    Kejadian saat lebaran kemarin juga membuat kaget. Saudara yang masih remaja dan Bapak-bapak begitu merdeka menghisap dan menyebarkan racun saat kumpul keluarga, anak saya terpapar asap rokok menjadi batuk pilek selama dua minggu, hiks saya benar-benar sedih sekali jika harus bersilaturahmi tapi pulang membawa penyakit. Membicarakan rokok memang tidak ada habisnya ya, saya sering merasa bersalah dan tidak enak jika harus membawa anak bertemu dengan para Perokok.

    Di tempat umum saja, orang seenaknya merokok padahal di depannya saya membawa bayi dan kemarin saat jalan-jalan ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, masih saja ada yang merokok, memang ada Petugas Keamanan yang menegur, tapi di tempat yang tak terlihat, mereka tetap asyik merokok dan membuang puntungnya sembarangan. Sungguh sangat keterlaluan merokok di Hutan Kota, bahkan diantaranya anak SMP yang bolos sekolah, malah merokok di hutan kota, saya jadi sangat gemas, mau dibawa kemana masa depan bangsa ini jika masih kecil saja sudah malas sekolah dan merokok di Hutan Kota, kebayang nggak sih kalau Hutan Kota yang semakin langka itu harus musnah akibat kebakaran?.

    Duh, sepertinya susah banget ya kalau menyuruh orang untuk berhenti merokok, apalagi jika anak dibawah umur dan orang miskin yang sudah kecanduan. Bagaiamana ya solusi agar paling tidak kita bisa berusaha membatasi dan mengendalikan konsumsi rokok di negeri ini? Semesta mendukung, sudah sejak lama saya ingin menulis kekhawatiran tentang bahaya rokok, kemudian tanggal 14 Agustus lalu ada Talkshow Ruang Publik di Radio KBR Serial Rokok Harus Mahal yang mengangkat tema “Jauhkan kelompok Rentan dari Rokok”. Serial Rokok Harus Mahal diselenggarakan untuk mengingatkan harga rokok yang murah membuat konsumsi rokok makin tak terkendali, termasuk pada anak-anak dan keluarga miskin.

    Narasumber pada Talkshow tersebut adalah Dr. Abdillah Ahsan (Wakil kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI) dan Dr Arum Atmawikarta, MPH, (Manager Pilar Pembangunan Sosial Sekretariat SDGs Bappenas.) Baiklah akan saya tuliskan kembali resume poin-poin penting, yang  disampaikan oleh Narasumber, tentunya ada fakta-fakta mengejutkan yang perlu kalian ketahui:


    • Kelompok rentan yang pertama dari aspek kesehatan, yang disebut rentan itu adalah bayi, balita, kemudian ibu hamil, kemudian ibu menyusui dan orang sakit. Tapi dalam kelompok rentan yang paling luas lagi adalah kelompok yang miskin, yang mana jumlahnya pada hasil survei BPS yang baru saja diumumkan itu sekitar 9,7 %, itulah kelompok rentan yang perlu kita lindungi. Dan juga kelompok marginal lain yaitu yang tinggal di daerah-daerah yang memang sulit dan terpencil, itulah daerah yang banyak kelompok rentannya.
    • Mengapa kelompok rentan harus dijauhi dari rokok? Berdasarkan data BPS, secara konsisten menunjukan bahwa ternyata pengeluaran dari kelompok penduduk miskin untuk rokok itu besar sekali. Jadi artinya, jika keluarga itu dikategorikan miskin maka dia mengeluarkan uang yang banyak sekali untuk membeli rokoknya. Itu konsisten dari sejak tahun 2004 sampai tahun 2018. keluarga miskin mengeluarkan uang banyak sekali setelah beras. Setelah beras itu urutannya adalah rokok.
    • Ibu-ibu atau keluarga membelanjakan lebih banyak rokoknya daripada memberikan makanan bergizi atau pendidikan yang layak untuk anak-anaknya. Setiap harinya rata-rata penduduk miskin mengkonsumsi 11 batang rokok per hari. Salah satu solusinya adalah harga rokok harus mahal dan itu sudah terbukti bahwa di berbagai negara, jika harga dari rokok dinaikan 10% maka, terutama pada penduduk miskin itu akan drop, orang-orang yang merokok itu sekitar 16%, pada kelompok kaya turunnya 7%. Jadi pada kelompok miskin maupun kaya itu dia tetep turun, tapi yang lebih banyak itu kepada kelompok miskin. 
    • Untuk mendapatkan rokok itu sangat mudah ya, harganya sangat murah. Satu bungkus rokok paling harganya sekitar 15 ribuan, bahkan bisa dibeli per batang, per batangnya bahkan seribu rupiah. Rp 600 - Rp 1000. Dengan uang saku anak SD yang seharinya Rp 10.000, harga per batang seribu rupiah, itu sangat bisa dijangkau dan dibeli oleh anak-anak, orang miskin dan sebagainya. Kita mengharapkan pemerintah menaikan harga rokok melalui peningkatan cukai yang setinggi-tingginya. Kemudian kita juga mengingatkan pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi itu tidak boleh diserahkan kepada industri rokok. Kita harus yakin, bahwa mengendalikan konsumsi rokok membuat masyarakat sehat, itu berguna bagi perekonomian.
    • Masyarakat yang tidak merokok itu lebih sehat dari pada masyarakat yang merokok. Pekerja yang merokok itu produktivitasnya lebih rendah daripada yang tidak merokok, karena mereka butuh waktu untuk merokok. Itu belum sakit ya, butuh waktu buat merokok, pada saat sakit dia tidak bisa bekerja. Sebenarnya perekonomian Indonesia ini akan jauh lebih tinggi output-nya, pada saat semua masyarakat sehat. Karena dengan masyarakat yang panjang umur dan sehat, bisa lebih produktif.
    • Rokok itu ada yang dibuat mesin, ada juga yang dibuat tangan. Saat ini, rokok buatan mesin jauh lebih laku daripada buatan tangan sehingga turunnya pekerja bisa disebabkan karena ada perubahan dari tangan ke mesin. Kalau ada penurunan tenaga kerja di rokok kretek tangan walaupun bukan gara-gara pengendalian rokok tapi karena gara-gara pabriknya memang ingin pindah ke mesin.
    • Membeli rokok itu tidak mensubsidi para pekerja rokok. Kita harus ingat bahwa orang terkaya di Indonesia, itu adalah pemilik industri rokok, jadi sangat disayangkan jika anak-anak merokok, orang miskin merokok, uangnya itu mengalir ke orang terkaya di Indonesia. 


    Kesimpulannya adalah kalau kita ingin membatasi atau mengendalikan konsumsi rokok di Indonesia, memang ada tiga kebijakan yang harus kita betul-betul diterapkan secara nyata. Pertama mencegah, mencegah konsumsi rokok bagi yang belum merokok. Yang kedua adalah memperkecil akses atau tempat-tempat dimana rokok itu bisa dibeli dengan mudah. Yang ketiga adalah membantu, yang sulit ini, membantu orang yang sudah kecanduan rokok dengan pengobatan atau rehabilitasi. 


    Sebagai langkah awal, saya setuju harga rokok harus mahal kalau bisa Rp 150.000 seperti di Singapura agar masyarakat miskin dan generasi muda terlindungi, lalu gimana nih Sobat? Masih mau merokok? Masih mau menyakiti orang yang kita sayangi? Lebih baik tabung uang rokoknya untuk hidup yang lebih sehat agar di masa depan, kita masih bisa melihat kebahagiaan dan kesuksesan anak dan cucu kita nanti. Maka dari itu yuk ikuti kampanye pengendalian tembakau ini dengan menyerukan:

    #Rokokharusmahal
    #Rokok 70ribu
    #Rokokmemiskinkan 

    Mari bantu keluarga miskin dan anak-anak berhenti beli rokok, tanda tangani petisinya di Change.org. Jika kalian merasa artikel ini bermanfaat, tolong bantu sebarkan ya, supaya lebih banyak orang yang sadar ternyata hidup lebih indah tanpa asap rokok. 

    14.5.18

    Coretan sore: Mana Foto Anakmu, San?

    Ini tulisan lama yang kelupaan mau di publish karena ada yang nanya kenapa wajah anak ditutupin mulu dan ternyata gak kerasa udah setahun nggak nyebarin foto anak dengan jelas, lebij baik cetak album, beres! 

    Perlukah show up kehamilan dan foto anak di sosmed? Tulisan ini dibuat saat saya hamil dan diedit kemarin :) enjoy.

    Hallo smart parents! seneng ya rasanya ketika tahu Istri hamil, rasanya pengen seluruh dunia tau... Salah satu caranya adalah melalui sosmed, nantinya bakal banyak doa dan ucapan selamat yang membanjiri status WA, BBM, Facebook, Twitter, Path bahkan Instagram ;) gatel rasanya pengen pamer kebahagian ini.

    4.5.18

    Dikelilingi Orang-orang Baik? Jangan Senang Dulu

    Hello readers, sering kali kita melihat atau mendengar orang-orang yang gembira karena dikelilingi orang baik atau lingkungan yang baik? Bersyukur boleh saja karena energi itu kan saling tarik menarik, kita akan dikumpulkan berdasarkan karakter, minat dan bakat masing-masing. Tapi, dikelilingi orang baik tak lantas membuat kita jadi pribadi yang unggul dan merendahkan orang lain yang hidupnya dikelilingi lingkungan yang tak sebaik kita.

    Jangan salah lho, Rasulullah itu dikirim ke Mekkah kenapa? Karena masa itu penduduknya Jahiliyyah. Bahkan semua Nabi dan Rasul dikirimkan Tuhan ke sebuah wilayah yang penduduk nya jauh dari ketaatan. Catet ya, Mekkah yang sekarang berbeda dengan Mekkah saat zaman masih ada Rasulullah, itupun Rasul butuh perjuangan dalam "menaklukan kota suci Mekkah"  dan Rasul juga sempat sempat ber-Hijrah.
    Rasulullah itu orang yang sangat rendah hati, sedangkan kita masih ingin enaknya saja, baru wakaf sedikit saja ingin Surga yang bersanding dengan Rasulullah. Memang kita semua ingin masuk Surga dan Surga itu hak Allah, tapi apakah mungkin jika prosesnya biasa saja ingin disamakan dengan orang yang berjuang habis-habisan menjaga iman?. Kembali ke niat, ikhlas ingin membantu atau beramal karena ada maunya, sekarang kan apa-apa jadi mudah asal ada uang, tapi saya yakin Tuhan itu tidak bisa disuap. 

    Suatu hari seorang Ustadz, yang jelas bukan Ustadz artis ya, beliau malah salut pada temannya yang hidup di lingkungan yang bertolak belakang dengan Ustadz tersebut. Jadi, Sang Ustadz kan lahir di keluarga muslim yang taat, mendapat pendidikan Pesantren terbaik, sedangkan temannya dikelilingi orang yang beraneka ragam kadar keimanan dan ketaatan dalam beribadah. Lebih sulit mana kira-kira, hidup sebagai orang shalih diantara yang shalih atau orang shalih di lingkungan yang kurang shalih?
    Ilustrasi kedua saya dapat saat mendengar Percikan Iman yang disampaikan oleh Ustadz Aam, Mahasiswa yang kuliah di Mekkah atau Mahasiswa yang kuliah di LA, atau di daerah manapun yang muslimnya menjadi minoritas, kira-kira pahalanya lebih besar yang mana? Di Mekkah, sudah jelas orang Muslim semua, sedangkan di negara yang mayoritas non Muslim bagaimana kita bisa mempertahankan keimanan? Jangankan di luar negeri, beberapa wilayah di Indonesia saja, terkadang kita susah mendapat Mesjid atau makanan yang Halal. Kebayang kan kalau kita tinggal di wilayah yang susah buat makan halal?. 

    Itulah mengapa jangan terlalu senang kalau dikelilingi orang baik atau lingkungan baik, karena kualitas hidup kita jadi standar, tidak menantang. Jika saat ini Anda di lingkungan yang baik, bersyukurlah tapi tetap siapkan mental untuk move on dan move up karena hidup itu singkat jadi jangan sampai biasa-biasa saja karena yang luar biasa itu butuh perjuangan. Untuk yang sedang berjuang, tetap semangat saling mengingatkan dalam kebaikan ya, have a great day! Salam. 

    Sudah baca ini belum? 

    1.5.18

    Musisi Jazz Asal Bandung Tampil Memukau di Panggung Phuket International Jazz Day 2018


    Dear Jazz lovers, Warga Bandung dan Indonesia tentunya perlu berbangga karena Musisi lokalnya diundang secara terhormat oleh UNESCO dalam rangka Phuket International Jazz Day 2018. Adalah Ringga Hardika, Instruktur Angklung dari Kabupaten Bandung Barat yang merupakan Musisi pertama dan satu-satunya di dunia yang bisa memainkan Bass Jazz Integral Triton, tahun ini juga pertama kalinya musisi Indonesia diundang ke festival Jazz di Phuket sejak 7 tahun diadakan acara tersebut. 

    Ringga Hardika membawa juga Band nya yaitu Hariring For Freedom dengan personil Asep Sofian (Kajon) dan Arfan Huda (Gitar) untuk memeriahkan Phuket International Jazz Day 2018 pada 30 April kemarin. Mereka tiba di Phuket dini hari dan sehari sebelum acara di mulai, berkesempatan jamming bersama Musisi dari berbagai belahan dunia lainnya. 





    Pada hari H, festival disambut oleh Ibu Walikota Phuket, setelah itu satu persatu Artist Jazz pendukung acara silih berganti menampilkan bakatnya dalam bermusik. Ringga Hardika tampil sebanyak 3 kali, sebagai Bassist Solo, bersama SEA BAND yaitu perwakilan ASEAN dan puncak acara adalah penampilan Hariring For Freedom, melihat video penampilan Musisi Indonesia tampil go international, terasa sekali aura semangat dan kepuasan penonton yang membuat hati gembira bahwa Jazz asli itu masih ada, Indonesia masih punya harapan, musisi yang mengharumkan nama bangsa. 




    Read more:

    Ini merupakan kesempatan langka, jika biasanya festival Jazz di Nusantara mengundang Musisi Internasional dan di tonton oleh penikmat musik lokal, pada kesempatan ini Musisi Indonesia yang ditonton oleh masyarakat internasional. Sekali lagi, selamat sukses Musisi Indonesia,  semoga nanti bisa berkarya lagi di festival Jazz seluruh dunia. Terima kasih telah membaca, jangan menua tanpa karya!.

    27.1.18

    Hikmah di Balik Mahalnya Harga Beras


    Dear readers, terkadang ide nulis tuh dari cerita sehari-hari ya, apalagi stay at home Mom seperti saya dimana ide itu menggunung cuma tangan enggak bebas main hp because Baby is priority, sebisa mungkin saya enggak main hp di depan bayi dan ngeblog saat bayi tidur hehe. Yes, saya memang mobile blogging lovers, hp saja sering dapet 10 panggilan tak terjawab, apalagi kalau ngeblog di laptop, sungguh ku tak sanggup hehe. 

    Nah, back to top, beberapa minggu ini masyarakat diresahkan dengan kenaikan harga beras, kata Ibu Warung sih dari sekarung beras, kenaikannya Rp 15.000. Saya dan Suami biasa membeli beras putih yang kualitas menengah, saat kenaikan terjadi, kami mendapat kualitas beras yang lebih rendah dengan harga yang sama. Apalagi kami biasa mengkonsumsi beras merah, asalnya Rp 12.000 menjadi Rp 14.000. Terpaksa kami membeli beras di Supermarket karena harganya lebih murah dan kualitas nya premium, itupun stok nya hampir habis.  


    Mungkin bagi teman-teman yang Tuhan berikan rezeki berlimpah, kenaikan harga beras enggak terlalu bermasalah tapi bagaimana dengan rakyat kecil yang mencari uang untuk makan saja masih susah? Hal tersebut membuat saya merenung, bagaimana jika saya yang tak berniat pamer di sosmed malah di iri dengki oleh orang-orang yang belum mampu? Bersyukur San. 
    Rakyat perlu berpikir, jangan hanya menyalahkan pemerintah, kok bisa ya negara Agraris kekurangan beras? Kok berasnya mahal? Negara Maritim kok ikannya mahal ya? Makan apa dong? Dibalik kenaikan harga-harga tersebut sebenarnya ada hikmah yang dapat diambil, happy reading

    1. Habiskan makananmu! 
    Saat ada Mama, saya dan Suami bisa kabur sebentar untuk makan di cafe, disana saat harga beras naik, orang-orang masih saja menyisakan makanannya hiks. Memang uang bisa dicari, tapi sumber daya alam itu butuh waktu untuk ditanam. Pikir lagi deh, kalau mau buang nasi, pssst nanti Ayam nangis.

    Selain soal makanan, saya juga stop membeli kosmetik yang tidak perlu, sekarang saya hanya punya 2 bedak yaitu tabur dan padat serta 2 lipstik, varian lip cream dan matte dimana semuanya adalah gift. Ternyata selama ini saya menimbun kosmetik, kalau orang zaman old menimbun beras untuk masa paceklik ya. Selama hamil dan menyusui kan jarang dandan, saat saya periksa, banyak makeup tak terpakai akan segera expired, akhirnya saya hibahkan pada adik yang jago Jaipong supaya lebih berfaedah, kebayang dong mbak-mbak Beauty Blogger kalau udah Swatch lipen sudahnya dikemanain ya? Enggak mungkin lipen dijual lagi kan. 

    Begitu pula dengan buku-buku yang belum sempat terbaca oleh Busui, saya pinjamkan toh buku giveaway ini hihi. Pokoknya saya enggak mau menimbun karena pernah dengar di radio, menimbun barang itu membuat hidup tidak bahagia, menyebabkan penyakit psikologi dan pertanggungjawaban di akhirat kelak.


    2. One day no Rice
    Sebenarnya program pemerintah ini sudah lama dan dulu saya pernah baca kalau mbak Nadine Chandrawinata itu enggak makan nasi selama 20 tahun dan saya pernah lihat langsung orangnya tinggi dan langsing, sehat karena karbo nya diganti sama smashed potato. Yup, ganti nasi dengan sumber karbohidrat lainnya yang tak kalah bergizi seperti Ubi, Kentang, Ketela Serealia. Saya lebih aware sejak MPASI Baby G, dia lebih sering makan umbi-umbian daripada tepung beras. Tapi tahu kan orang Indonesia, sudah makan Mie Instan isi dua saja bilang belum makan hehe jangan hanya bergantung sama beras ah, jangan gelisah kalau anak enggak suka nasi, bule saja enggak makan nasi hehe. Toh nenek moyang kita juga dulu makannya umbi-umbian. 


    3. Anak adalah rezeki
    Katanya banyak anak, banyak rezeki, melihat fenomena yang terjadi, anak membawa rezeki nya masing-masing. Bukan enggak boleh banyak anak tapi balik lagi ke soal mendidik anak dan melihat sumber daya alam yang kian menipis. Sudahkan Anda memperhatikan berapa hektar sawah di dekat rumah yang kini berubah jadi Perumahan? Artinya manusia semakin banyak dan semua orang ingin memiliki rumah, akhirnya sawah yang harus dikorbankan. 

    Terkadang manusia terlalu serakah, ingin enak tanpa mau bersusah payah. Saat kekeringan susah air malah banyak mengeluh tanpa bercermin sudahkah menanam pohon? Menyayangi tumbuhan? Menghijaukan bumi? Tidak ada tempat katanya, tuh kan sudah rumah kecil, cicilan belum lunas, nanam di pot saja banyak alasan. Ingat, semesta akan memperlakukan sesuai perilaku Anda, ada hukum sebab akibat, jika kita mencintai alam, mereka akan mengirim sinyal pada tanah untuk mengeluarkan air yang banyak😂. 

    Setiap pro dan kontra pasti ada hikmahnya ya, hanya orang yang berpikir dan bersyukur yang mau berubah. Jika ada yang punya solusi menanggapi kenaikan harga beras ini, silakan share di kolom komentar, terima kasih! 

    25.11.17

    Siapa Bilang Jadi Guru Enggak Bisa Kaya?


    Selamat Hari Guru, Bapak Guru, Ibu Guru, rekan-rekan sejawat dan juga calon Guru, Mahasiswa yang nantinya akan meraih gelar Sarjana Pendidikan. Balada Guru zaman now adalah begitu bangga nya mencerdaskan anak bangsa, ironisnya "penghargaan" tak sepadan dalam honor seorang Guru.

    Untuk menjadi seorang Guru, dibutuhkan kuliah bertahun-tahun bahkan ada yang gelarnya sangat panjang mengabdikan dirinya sebagai Guru. Tentunya biaya kuliah, waktu, tenaga, pikiran tak sebanding dengan honor yang diterima, pantas saja Guru dikenal dengan sebutan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.



    Betul memang, saat bekerja kita harus ikhlas dan profesional, rezeki sudah ada yang mengatur karena Tuhan Maha Kaya, sekarang mungkin jadi Guru yang dibayar beberapa rupiah, mungkin besok dapat rezeki nomplok, aamiin.

    Saat ada rekan Guru yang selfie memegang honornya Rp 150.000/bulan kemudian viral, prihatin rasanya, jika bahagia silakan, jika masih pengen ini itu, realistis saja, segera resign karena Guru Super banyak yang membutuhkan, bukan dimanfaatkan mengabdi bertahun-tahun hanya untuk naik status yang belum jelas kapan akan diangkat. Itu teori lama, pemikiran orang tua zaman old.


    Lalu gimana sih biar Guru juga bisa kaya atau nambah penghasilan? Syarat utama adalah JANGAN JADI GURU BERMENTAL RECEH, JADILAH GURU BERMENTAL SUPER. Jika rekan Guru yang ortunya emang sudah kaya 7 turunan, enggak masalah lah anaknya jadi Guru honorer atau bisa juga kaya mendadak karena menikah dengan anak pengusaha, tapi biasanya sih yang kaya nikah atau cari keluarga kaya juga.

    Yuk mulai berbisnis, cari side job, tekuni hobi, upgrade kemampuan diri supaya jadi Guru yang sejahtera tanpa harus terbebani dengan menunggu kenaikan pangkat. Ingat ya mencari rezeki itu harus halal, Guru muda itu harus sejahtera tanpa meminta-minta. Thank's for reading Teachermate!
    Baca juga:

    24.10.17

    Dapat Apa Sih Dari Ngeblog?


    Hello Blogmate? Sebentar lagi para Blogger akan memperingati hari Blogger Nasional yang akan jatuh pada tanggal 27 Oktober, tepat sehari sebelum peringatan Hari Sumpah Pemuda, ya. Saya mau sharing saja sih mengenai serba-serbi Blogger newbie hihi. Syukurlah Om Rhenald Kasali bilang kalau Blogger jadi salah satu pekerjaan baru ditengah banyaknya kerjaan yang akan hilang oleh distruption. Ya, sekarang kalau butuh sesuatu nyari dimana sih? Internet, kan.

    6.8.17

    [Sharing] Pengalaman Menyusui Anak Pertama


    Hello Busui kece, awal bulan Agustus ini kita disambut dengan pekan ASI sedunia, dalam rangka menyemangati para pejuang ASI. Saya baru tahu ketika ada teman mention panjang lebar tentang drama air matanya saat menyusui,  beliau mengajak saya sharing, tapi sayang komen panjang lebar saya tentang betapa indahnya menyusui tidak muncul lagi di postingannya, memang hak beliau sih, akunnya beliau haha dan semua orang punya pengalaman berbeda ya, saling menghargai saja untuk pembelajaran di masa depan, maka dari itu saya sekalian saja posting di blog biar enggak ada yang hapus hehe.

    5.8.17

    #CoretanSore || Benarkah Istri itu Tidak Digaji dan Kurang Piknik?


    Judul rubrik kali ini meyakinkan banget ya? Emang bener gitu kalau Istri (terutama STAY AT HOME MOM alias IBU RUMAH TANGGA) itu enggak di gaji, enggak ada tunjangan, enggak libur, enggak pernah piknik endebray endebray diakhiri dengan SURAT TUGAS DARI TUHAN?

    24.7.17

    Perlukah Ibu Rumah Tangga Lanjut S2?



    Hello Mommies, beberapa minggu lalu ada teman kuliah saya, sebut saja namanya Meisya (nama sebenarnya hehe) datang ke rumah beserta anak, Suami dan Mama nya tercinta untuk bersilaturahmi sambil nengok baby G. Ditengah obrolan Meisya bertanya apakah saya akan lanjut S2? Gara-gara obrolan tempo hari saya jadi punya ide nulis ini.

    18.7.17

    #CoretanMalam || Untung Hamilnya Duluan Andien

    Malam Moms, Alhamdulillah baby gentle birth udah tidur jadi saya bisa buka Instagram hehe. Saya selalu tertarik baca caption Mbak Andien, makin kesini saya kagum sama kepribadiannya. Oke, saya emang enggak kenal beliau di dunia nyata, tapi perilakunya yang anggun memesona dan pemikirannya yang brilian tercermin lewat akun sosmednya, terutama postingannya di Instagram, yang orang bilang sem pur na.

    14.7.17

    #CoretanSiang || You Had One Job



    Dear good readers, dalam blog ini saya sering mengemas curhatan sehari-hari untuk dijadikan sebuah renungan, pelajaran dan motivasi bagi diri sendiri dan semoga pembaca dapat mengambil hikmah dan manfaatnya aamiin. 

    Karena tagline nya coretan warna-warni, sekarang kalau mau curhat pakai tagar ah sesuai jam blogpost tersebut di posting hihi yaitu:
    #CoretanPagi
    #CoretanSiang
    #CoretanSore
    #CoretanMalam

    Btw kalian suka baso enggak? Enak kali ya siang-siang makan baso urat pake mie kuning sayur toge, enggak pake vetsin, di bening, pake sambal sedikit, ngiler mode ON. 

    Selain baso, saya juga suka Mie Ayam dan Yamien pakai pangsit ayam ala Restorja gitu hehe. Menurut saya ketiga sajian tersebut lebih lezat dan hemat dibanding Ramen Jepang atau Ramyeon Korea.

    Tapi sekarang bukan saatnya debat makanan sih, jadi ceritanya kemarin saya beli Baso di Tetangga. Penjualnya tuh teman Suami saya, beliau juga baru melahirkan, sekarang bayinya berusia 3 bulan. Saya salut sama si Teteh yang satu ini, meskipun wajahnya menyiratkan lemah, letih, lesu, kurang bergairah tapi beliau rajin banget. Pagi-pagi kalau saya lewat, beliau lagi jemur popok, uh saya aja masih di bantu Suami.


    Kemudian saat saya beli baso nya, suka tanya-tanya lah kalau mulai jualan jam 5 subuh, kan harus bikin gorengan terus baso dan siomaynya beli dari pasar, ternyata beliau belanja sendiri ke pasar sambil bawa bayi nya. Ya Allah, emang sih di rumahnya ada Ibu nya, tapi Ibu nya juga sudah tua dan sakit-sakitan huhu. Suami nya jauh di luar kota.

    Saya juga pernah lihat tetangga penjual Lotek dan Rujak sudah nenek-nenek, beliau belanja banyak banget pulang dari pasar seorang diri. Saya pernah nanya, kenapa enggak ikut anak aja Nek? Beliau bilang, enggak mau merepotkan anak dan enggak mau pikun, jadi pengen aktif berkegiatan. Subhanallah ya...

    Lalu belanja ke tukang sayur, saya enggak perlu nawar, mereka akan memberikan diskonnya dengan sendirinya, lagian saya merasa bahagia saja bisa belanja hemat dibanding belanja mahal di Supermarket, toh di Supermarket kita enggak bisa nawar kan.

    Kontras sekali dengan di luar sana masih banyak orang-orang yang malas bekerja, kesibukannya hanya ngomongin politik, nyalahin pemerintah, memuja kekayaan orang lain, mengeluh hidupnya susah dan serta banyak alasan kalau mau buka usaha. Masa kalah sama Teteh-teteh yang masih nifas atau Nenek-nenek yang usianya 70 tahun?


    Saya menyimpulkan harus banyak-banyak bersyukur, sebagai Ibu rumah tangga yang tugas utama sekarang hanya ngurus Suami dan baby serta masih sempat ngeblog sebagai stress realese nya hehe. Ternyata masih banyak tetangga yang harus kita bantu. Semoga kita senantiasa sehat lahir batin ya, dilapangkan rezeki yang halal, berkah dan banyak aamiin.

    5.7.17

    Langsing Setelah Melahirkan



    Baca judulnya jangan baper ya, biasanya Ibu-ibu suka sensi kalau bahas timbangan. Ya, namanya juga hidup, kurus dibilang susah, gemuk dibilang salah jaga makan. Yang penting mau gemuk atau kurus, hidup memang harus bahagia dan tanpa hutang dong haha. Da aku mah apa atuh, pengen kayak Teteh Gal Gadot nya Wonder Woman atau kayak Teteh Behati nya Mas Adam, abis lahiran langsung langsing haha.

    26.5.17

    Apa Yang Harus Dilakukan Ketika Tidak Ikut Asuransi?



    Dear healthy people, saya mau cerita pengalaman yang kurang mengenakan tentang Asuransi atau Jaminan kesehatan. Kami sih selalu berdoa agar senantiasa sehat, biarlah premi itu sebagai amalan yang siapa tahu bisa bantu saudara kita yang sedang sakit.

    1.3.17

    Kebiasaan orang menabung dari masa ke masa

    Setelah menikah, saya dan Suami sering mendengarkan acara radio yang membahas tentang masalah keuangan. Topik yang menarik bagi kami adalah soal investasi. Menabung adalah langkah awal paling sederhana yang dapat dilakukan siapapun, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Apalagi bagi seorang Istri, menabung sudah menjadi bagian yang penting dalam menjaga kesehatan keuangan rumah tangga.

    Suatu sore kami pernah mendengarkan perbincangan tentang kebiasaan orang menabung dari masa ke masa, mohon maaf saya lupa mencatat nama pembicaranya tapi semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan disebarluaskan. Enggak kerasa ya sudah awal bulan Maret lagi, sudah gajian lagi, nah daripada keburu habis gajinya, lebih baik kamu baca ini dulu cmiiw.


    Manusia purba vs Manusia Modern ups, Pembicara mengilustrasikan orang menabung dari masa ke masa, seperti manusia zaman purba, ingat pelajaran sejarah kan? Kehidupan manusia purba terdiri dari beberapa tahapan:

    1. Masa berburu
    Berburu itu tidak selalu dapat hasil buruan setiap hari kan? Manusia purba setelah berburu, langsung menghabiskan hasil buruannya tanpa berpikir panjang besok makan apa. Nah ada kan orang jaman sekarang yang setelah memperoleh gaji (berburu) langsung dihabiskan saat itu juga. Tanggal muda foya-foya dan tanggal tua merana.

    2. Mengumpulkan makanan
    Masa ini dikenal dengan food gathering atau mengumpulkan makanan. Setelah sadar berburu itu tidak dapat diprediksi, maka mulailah manusia purba menabung dengan mengumpulkan makanannya supaya tidak kelaparan di kemudian hari. Sama halnya dengan orang yang setelah gajian memprioritaskan sekian persen penghasilannya untuk menabung terlebih dahulu, baru belanja kebutuhan lainnya.

    3. Masa bercocok tanam
    Jumlah manusia yang semakin bertambah, mengharuskan manusia purba belajar bertani (food producing). Mereka tidak hanya berburu dan mengumpulkan makanan tapi juga belajar menghasilkan sesuatu yang dapat dikonsumsi sendiri dan anggota keluarga. Untuk berhemat, manusia jaman sekarang lebih sering memasak atau membawa bekal ke kantor ya daripada jajan sembarangan.

    4. Masa perundagian dan perdagangan
    Manusia purba harus mempersiapkan cadangan makanan ketika musim paceklik tiba, munculah ide membuat perkakas logam. Mata uang mulai dipergunakan sebagai alat tukar transaksi barter dan perdagangan. Orang tipe ini selain menabung juga mulai berwirausaha, ada yang memiliki side job, ada juga yang 100% wirausaha. Jadi penghasilannya lebih banyak untuk disimpan di hari tua (investasi). Media menabung pun bermacam-macam yang awalnya di bawah kasur, di celengan, di bank, berbentuk emas dan perhiasan dan bahkan sekarang mulai menabung saham.

    Nah kamu tipe orang seperti apa? Sudahkah kamu mulai menabung dan berinvestasi? Kalau tabungannya sudah banyak jangan lupa sedekah ya^^.

    Daily positive affirmation
    Mungkin kamu mau baca juga:

    27.2.17

    [Resensi] Buku HypnoBeauty

    Hola cantiks, sekarang saya mau review bacaan selama kehamilan lagi nih. Sejak kenal sama Suami, saya jadi tertarik belajar NLP, HypnoTherapy, HypnoBirthing sampai HypnoParenting, tapi sekarang saya bedah buku HypnoBeauty dulu ya, Happy reading!


    1. Identitas buku
    Judul buku: HypnoBeauty, Sugesti Positif agar Menjadi Cantik, Bahagia dan Penuh Percaya Diri.

    Penulis: Dr. Dewi Yogo Paratomo, MHt.

    Penerbit: Noura Books

    Tahun terbit: Cetakan I, September 2012

    Jumlah halaman: 214 halaman

    2. Jenis Buku: Hipnotisme, Penggunaan Terapi

    3. Packaging:
    Cover nya dihias wajah cantik Donna Agnesia, sangat feminin sekali karena diberi nuansa warna ungu dan toska, buku ini tidak terlalu tebal sehingga mudah dibawa.

    4. Bedah buku:
    >> Berdasarkan organisasi buku: Buku ini diawali dengan pengenalan Hipnosis, pentingnya sugesti, manfaat HypnoBeauty dan Mitos seputar Hipnosis. Selanjutnya pembaca akan mengetahui cara kerja HypnoBeauty, aturan dasar dan penerapan HypnoBeauty di rumah.


    >> Berdasarkan isi buku, 📚📖 HypnoBeauty merupakan metode untuk mencapai kedahsyatan diri melalui kekuatan pikiran bagi penyempurnaan kecantikan fisik yang dimiliki. HypnoBeauty bisa menjadi solusi ampuh bagi berbagai macam permasalahan pada wanita. Melalu metode hipnosis, Anda sebagai wanita dapat dengan mudah mengubah mindset agar mendapatkan kecantikan yang maksimal. HypnoBeauty mengajak seseorang untuk jujur pada diri sendiri, mengenali kekuatan diri, serta mengubah kekurangan menjadi kekuatan diri. 👗👒👠👡👢👛☂💋💄

    Saya suka membaca buku ini karena banyak ilmu baru, meskipun ada istilah asing mengenai dunia hipnosis namun disajikan dengan begitu ringan, padat dan jelas. Ternyata banyak sekali faktor yang memengaruhi terhambatnya inner beauty seorang wanita dan kita harus self healing terlebih dahulu agar kita bisa menjadi pribadi yang tak sekedar cantik tapi juga bahagia dan percaya diri.

    >> Bagian terfavorit adalah membaca kisah-kisah nyata klien sang Penulis yang ingin cantik secara lahir dan batin. Saya baca nya ngeri-ngeri sedap, ada suatu kisah klien, ternyata wanita jaman sekarang rentan sekali terkena stress sehingga bisa menghalalkan segala cara untuk menarik hati lawan jenis, jika uang pasangannya telah habis, ia akan mencari "mangsa baru" untuk dikuras hartanya.

    >> Berdasarkan bahasa, karena menggunakan bahasa yang sederhana, buku ini mudah dipahami meskipun kita baru belajar Hipnosis.

    5. Kelemahan:
    Buku ini dilengkapi dengan bonus CD HypnoBeauty untuk latihan di rumah, sayangnya saya kurang nyaman mendengarnya, mungkin karena saya sedang hamil dan terbiasa HypnoBirthing jadi CD ini agak berisik dan membuat bayi saya menendang-nendang. Lebih baik jika mau latihan mensugesti alam bawah sadar dengan kata-kata sendiri saja ya.

    Kemudian masalah penggunaan kata "jangan" dalam penerapan sugesti atau afirmasi, menurut saya jika ada pemilihan kata yang lebih baik ya silakan tapi jangan sampai menghindari kata "jangan" malah menyulitkan diri sendiri. Ya, namanya juga penelitian manusia yang bisa berubah-ubah sedangkan firman Tuhan dalam kitab suci banyak sekali menggunakan kata "jangan". Setiap ilmu itu harus kita filter, baiknya diambil kalau dirasa tidak sesuai ya abaikan saja.

    6. Nilai Buku: 8/10

    7. Kesimpulan:
    Buku ini menekankan tentang pentingnya kekuatan alam bawah sadar yang memengaruhi penampilan dan sikap kita dalam menjalani kehidupan, sugesti yang positif akan melahirkan pribadi yang positif juga. Buku yang cocok untuk para Wanita terutama yang tinggal di perkotaan dengan desakan hidup kaum urban, tingkat stress yang tinggi dan segala macam permasalahannya.


    Bagi saya yang sedang hamil, buku ini mengubah segala kekhawatiran tentang perubahan fisik dan mental menjadi rasa yang penuh kesyukuran dalam menjalani kehamilan yang bahagia, nyaman dan ramah jiwa. Jadi setelah melahirkan nanti, tetap cantik dan glowing dong kayak Princess Catherine dari Inggris hehe.

    Buku ini dibeli dengan harga Rp 20.000 di pasar tumpah dekat rumah hehe.

    Sekian review dari saya, semoga bermanfaat buat kalian yang hobi baca buku berkualitas!  See you...

    Baca juga:

    COPYRIGHT © 2017 SANDRAARTSENSE | THEME BY RUMAH ES