• 27.4.20

    Tetap Bahagia Meskipun di Rumah Saja

    Tetap Bahagia Meskipun di Rumah Saja

    Dear readers, apa kabar? Semoga senantiasa sehat lahir batin, banyak rezeki dan dilindungi Tuhan ya! Nggak kerasa ya udah hampir dua bulan kita mengurangi kegiatan di luar rumah. Anak sekolah diliburkan, yang kerja dirumahkan, nggak bisa mudik dan jalan-jalan. Tetap sabar ya guys, apalagi sekarang sudah memasuki bulan ramadan, saat yang tepat untuk memperbaiki diri, menahan hawa nafsu duniawi agar bisa mempersiapkan diri lebih baik lagi karena masa depan kadang penuh kejutan. Tuhan memang sebaik-baiknya merencanakan. Inilah cerita saya yang selama masa pandemi Tetap Bahagia Meskipun di Rumah Saja... Enjoy!

    Bagi saya yang seorang Ibu rumah tangga, berhenti mengajar karena harus melahirkan dan mengurus anak, tentunya lebih sering berada di rumah. Awalnya pemandangan saya hanyalah pintu, seiring anak bertambah usia, saya mulai bisa senam bersama warga dan jalan-jalan seminggu sekali bersama keluarga kecil kami.

    Jenuh adalah kata kunci yang sering mampir pada blog saya, mungkin karena saya pernah menulis tentang tips agar Ibu Rumah Tangga Agar Tidak Jenuh di Rumah hehe. Pageview nya lumayan tinggi, saya sendiri emang nggak pernah jenuh diam di rumah, mungkin karena cenderung introvert-ambivert tapi kalau ketemu orang dan traveling siap-siap aja hehe. Kenapa saya nggak jenuh meskipun setiap hari di rumah saja bermain bersama anak? Karena saya bersyukur dan punya hobi.

    Tentang bersyukur
    Klise memang, yang tahu level kesyukuran kita hanya Tuhan. Kenapa Ibu-ibu lain jenuh? Mungkin terlalu banyak melihat layar kehidupan orang lain, lupa harus melihat bumi. Akan tetapi ada juga lho yang bilang kalau melihat orang lain kesusahan lalu kita bersyukur itu namanya sombong. Hmmm baiklah, bersyukur memang menerima apa yang ada. Akan tetapi apakah kita bermaksud kepo-kepo kesusahan orang lain? Oh tentu saja tidak. Kita mungkin melihatnya juga tanpa kesengajaan alias qadarullah, Tuhan yang memperlihatkannya pada kita, mengirim hidayah supaya kita bersyukur. Lewat apa? Ya lewat apa saja termasuk postingan di sosial media. Menurut hemat saya, melihat kesusahan orang lain itu bisa menumbuhkan Empati, makanya tabungan harus banyak karena rasa kasihan saja tidak cukup, kita harus nyumbang!

    "Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah melihat pandangan orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu . ” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Bisa juga diantara kita pernah menangis gara-gara lihat postingan orang lain yang liburan mulu, mungkin beliau juga liburan nggak gratis, harus nabung dan banting tulang, bahkan banyak yang ngutang atau pay later. Tidak bermaksud pamer tapi ada banyak lho Ibu-ibu yang nggak pernah diajak jalan-jalan sama Suaminya sama sekali sehingga munculah bunga-bunga iri dan dengki yang tak disengaja pula, be wise. Sekarang semua sama-sama merasakan, sehingga harus di rumah saja.

    Bersyukurlah masih diberikan kesempatan bertaubat, bernapas bebas, punya tempat berteduh, bekerja dari rumah dan dikelilingi keluarga tersayang.

    Punya hobi
    Tahun lalu heboh film Korea yang mengangkat tema feminisme. Saya hanya kuat menonton selama 10 menit saja karena alurnya yang slow and mellow abis, emang sih relatable sama kehidupan rumah tangga orang Asia. Akhirnya saya baca review Blogger saja dan ternyata tokoh utama film tersebut tidak punya hobi, jadi masih terjebak inner child dan merasa hampa karena tidak adanya kesempatan eksis dan bangga terhadap pencapaian diri sendiri.

    Ibu-ibu zaman baheula sama zaman now tentunya berbeda, Ibu-ibu sekarang dituntut untuk tetap bersinar, baik dalam karir maupun passion. Lewat hobi inilah kita bisa bertemu dengan orang-orang yang seenergi, bertemu teman baru bahkan menghasilkan uang. Hobi saya banyak, bisa dibayar, membuat kreatif dan bugar. Apa sajakah itu?
    Tetap Bahagia Meskipun di Rumah Saja
    • Menulis 
    Sejak kecil saya suka membaca dan menulis, akhirnya lewat blog ini saya bisa menyalurkan energi. Semoga bermanfaat dan yang jelek-jeleknya jangan diikuti hihi. Setelah dua tahun ngeblog, baru ada penghasilan, slow progress is still progress hehe. Doakan tahun ini bisa 1 juta view ya guys!

    Tetap Bahagia Meskipun di Rumah Saja

    • Menggambar 
    Sejak kecil pula saya ingin jadi Seniman, sayangnya anak masih kecil agak riweuh kalau melukis. Sekarang saya lebih sering mobile drawing, iya selain mobile blogging, saya juga menggunakan hp untuk berkarya! Doakan ya supaya suatu hari nanti bisa belajar seni di luar negeri, membuat pameran tunggal dan membuat sekolah seni untuk anak-anak, aamiin. Follow donk @art_sense hehe.
    Tetap Bahagia Meskipun di Rumah Saja
    • Aerobic 
    Saya aerobic sudah sejak usia 17 tahun dan berkat Covid 19 ini saya memaksa diri untuk bisa workout from home dan berhasil yeay! Dalam 14 hari perut kencang, 21 hari ketagihan dan jadi kebiasaan. Sekarang mau belajar latihan 10.000 jam agar bisa profesional, seru kali ya ikut kelas sertifikasi Zumba dan buka sanggar senam sendiri suatu hari nanti hihi.

    Banyak yang harus kita renungkan
    Jangan-jangan Covid 19 adalah anti virus dan kitalah virus yang membuat kerusakan di muka bumi ini đŸ˜· kalau Tuhan berkehendak maka terjadilah.

    Semua ada hikmahnya ya, langit membiru, polusi dan sampah berkurang, air sungai jernih, air laut bersih, udara lebih segar...

    Kalo wabah telah sirna, BUKAN MAU NGAPAIN? Aja yang ditanya, tapi jika wabah berakhir, apakah kita akan semakin mencintai bumi?

    Puasa mengajarkan kita untuk menahan, begitu pula dengan ujian ini. Pantas saja Nabi Yusuf disuruh menanam dan menabung sebelum masa paceklik karena ternyata inilah maksud Tuhan. Nggak usah jauh-jauh dana darurat, dana pensiun, dana pendidikan anak, buat makam sendiri saja, apakah kita sudah punya tabungan? Begitu pula tabungan amal, semoga diterima dan lebih fokus berkarya daripada sibuk melihat life update orang lain.

    Mungkin seburuk-buruk orang semasa hidupnya, ketika meninggal masih bisa dimandikan, dikafani, didoakan keluarga. Sedangkan fenomena Covid 19 tidak memberikan kesempatan tersebut kan? Ibarat menunggu kematian dan bisa saja kita hanyalah statistik angka, masihkah kita egois dan tidak mengikuti himbauan di rumah saja jika tidak ada kepentingan?

    Saya agak kaget juga ternyata beberapa tulisan di blog ini begitu visioner, emang sih saya suka koar-koar ke orang tersayang tentang pentingnya nabung dana darurat, sekarang kerasa kalo punya tabungan tuh bisa bantu orang lain disaat situasi paling sulit sekalipun. Lalu tulisan nggak usah sekolahin anak di sekolah mahal-mahalan (kalo gak mampu) ternyata sekarang kejadian! Sekolah semahal apapun, fasilitas sekeren apapun, Guru sehebat apapun, tetap kembali Ibu dan Ayah yang mengajar dan mendidik di rumah. Sekarang kerasa banget kan? Kalo jadi Guru itu nggak mudah?

    Semoga ujian ini semakin meningkatkan keimanan dan menguatkan kesabaran kita guys, terima kasih berkenan membaca unek-unek saya ini, salam sukses selalu buat kita semua aamiin. Kita pasti berdoa setiap hari agar diberikan kebahagiaan dunia akhirat, kapanpun dan dimanapun, tapi masihkah kita bisa Tetap Bahagia Meskipun di Rumah Saja? Insya Allah nanti kita ketemu lagi, jalan-jalan lagi dan belajar bersama lagi. 

    Tulisan ini kolaborasi dengan komunitas Bandung Hijab Blogger ♥️

    20 comments:

    1. Pertanyaan yang nabok banget, apakah setelah Pandemic kita masih tetep mencintai Bumi? Karena sesungguhnya kita lah virusnya yak.

      Mau kemana, mau ngapain setelah Pandemic banyak hal biasa ditanykn, semoga saja makin penuh kesadaran diri sendiri ya.

      Btw, Toss ahh akupun introvert banget, makanya anteng n seneng dirumah. Tapi karena lingkungan kerja mendukungku jadi ambivert, ya bisa distel, mau ngerem ayo, mau keliling jalan2 ayo.
      Jadi kita mo ngopi dimana ini?

      ReplyDelete
    2. Aku merasa banyak ketampol baca inii, Mbakkkkk. Makasih udah bikin aku merenungi segala hal. Salah satunya kalimat ini, "melihat orang lain kesusahan lalu kita bersyukur itu namanya sombong." Sebenarnya niatnya berempati dan memberi pelajaran untuk diri sendiri yg masih dikasih banyak hal kok ya tetep aja aku kurang bersyukur. Tapi ternyata jatuhnya malah sombong ya. Huhuu. Iya sih, masa bersyukur aja nunggu lihat orang kesusahan dulu. Gitu kali ya mbak. Thanks banget udah nulis ini.

      ReplyDelete
    3. Salam kenal dari Malaysia.
      Bersyukur aja kita boleh hidup sihat di rumah dan bahagia bersama keluarga. Banyak aktiviti yang boleh dilakukan bersama :)

      ReplyDelete
    4. Aku suka banget sama gambar²nya. Semoga pademi ini segera berakhir, dan bener banget kata teh Sandra semoga ujian ini bisa meningkatkan keimanan kita. Aamiin

      ReplyDelete
    5. Dirumah Justru lebih bahagia untuk saat ini, Dan Semoga keadaan nya segera membaik,btw Udh di follow ya ig nya

      ReplyDelete
    6. Sama teh. Jadi lebih banyak appreciate hal yang kita punya dan jadi lebih banyak bersyukur.

      ReplyDelete
    7. Isnyaallah nanti semoga kita bisa bertemu kembali setelah pandemi ini ya. Aku juga tipikal yang sangat menikmati ada di rumah. Banyak hikmah yang bisa kita petik ya. Bumi sekarang sedang bernapas lega, semoga Corona hilang, kita masih bisa menjaga bumi ini dengan baik ya.

      ReplyDelete
    8. Iaps harus rajin2nabung buat dana darurat emang paling penting ya teh... Terutama pas lagi lockdown kyak gini...

      ReplyDelete
    9. Saya juga termasuk yang bahagia selalu meski di rumah aja. Karena sudah sering berada di rumah. Tapi kalau diajak jalan-jalan juga hayuk aja. Intinya harus bisa mensyukuri setiap keadaan apapun dan setop mengeluh!

      ReplyDelete
    10. jleb banget sih teh kalimat di terahir semuaya. bener. sekolah semahal apapun, kerjaan sebagus apapun, kita tetep balik lagi gak ada apa-apanya sama sekali di hadapan Allah. Allah kasih kita virus gini aja udah bikin kita gak bisa ngapa-ngapain

      ReplyDelete
    11. Bener banget harus nabung, hal yg paling susah dilakuin, menahan diri itu godaannya luar biasađŸ˜­

      ReplyDelete
    12. Aq Ekstrovert tapi juga seneng ngerem dirumah, d blg Ambivert jg enggak, soal ny tiap tes pasti dominan ekstrovert nya đŸ˜…, entahlah...

      Ahh Teteh, jd sedih dengan pertanyaan, "Apakah setelah pandemi, kita akan tetap mencintai Bumi?" Mudah2an ini adalah pukulan buat qt agar kembali peduli pada Bumi, Aamiinnn....

      ReplyDelete
    13. Iya mba... pandemi ini mengingatkan banget ya utk selalu dekat dengan Allah..untuk selalu mensyukuri, banyak hal yg belum kita syukuri selama ini ya..pas Allah ambil baru sadar huhu..

      ReplyDelete
    14. Teh Sandra asik banget kegiatan di rumahnya menarik nih buat dicoba biar ga bosen diem di rumah terus

      ReplyDelete
    15. Tth mantap aerobik udh dr 17th. Aku aja di suruh olah raga masih ogah²an gini. Hatus ditiru nih semangat olahraga tth ny.
      Dan setuju banget kalimat trakhir kita emang ga ada apa² ny mata Allah kalo udh di kasih wabah kyk gini đŸ˜­

      ReplyDelete
    16. semoga cita2 pameran tunggal dan ide buka studio senamnya tercapai..aamiin.
      Teteh hebat euy dalam 2 tahun blognya udah mulai menghasilkan uang. Mantap!!

      ReplyDelete
    17. Aku mau mulai menggambar juga ah, bagus buat self healing tuh

      ReplyDelete
    18. Wah selamat ya sandra you are amazing mom dari keterbatasan bisa diubah jadi kelebihan :)

      ReplyDelete
    19. Duh bagi bagi tips Workout From Home selama bulan puasanya dong teh.. Aku kebanyakan excuse nih selama Ramadhan.. Hiks

      ReplyDelete
    20. Ayo beb kita banyakin menggambar terus biar semangat di masa pandemi gini hihihi

      ReplyDelete

    COPYRIGHT © 2017 SANDRAARTSENSE | THEME BY RUMAH ES