• 22.4.17

    Pentingnya Earthing Bagi Ibu Hamil



    Masih dalam rangka memperingati hari Bumi, setelah mengetahui manfaat earthing bagi kesehatan manusia, sekarang kita akan membahas tentang penerapan earthing pada Ibu hamil.

    Terkadang Ibu hamil mengalami kondisi yang cukup spesial, saat awal kehamilan ia akan mengalami penurunan imunitas, pelambatan metabolisme tubuh, dan perubahan sistem hormon tubuh, guna beradaptasi dengan embrio yang mulai menempel pada rahimnya. Dan sepanjang kehamilannya, boleh jadi ia akan mengalami beberapa keluhan-keluhan, misalnya muntah, pusing, mudah lelah, pegal punggung, pinggang, dan kaki, kaki kesemutan, kram, mood yang berubah-ubah dan sebagainya.

    Baca juga: Melahirkan Sambil Tersenyum

    Dalam lingkaran komunitas persalinan alami, salah satu yang diresepkan untuk mengurangi keluhan-keluhan tersebut adalah dengan berjalan tanpa alas kaki di atas tanah, bebatuan, atau rerumputan. Biasanya ibu hamil akan segera merasa lebih nyaman ketika melakukan ini, apalagi jika dilakukan di tengah udara yang masih segar, disertai mengambil nafas dalam-dalam dengan lembut.


    Dalam situsnya, Mercola.com, dr. Mercola menyebutkan bahwa sistem imun tubuh akan berfungsi optimal jika mendapatkan supply elektron yang cukup, dimana hal itu dengan mudah didapatkan melalui kontak langsung dengan permukaan bumi (earthing/grounding). Earthing sebenarnya tidak hanya ketika kaki menapak bumi saja, duduk dan berbaring langsung di atas permukaan tanah juga termasuk kategori earthing. Hal ini dapat mengurangi akibat buruk dari polusi elektromagnetik dari alat-alat elektronik yang sehari-hari kita pakai.

    Dikutip dari Mommiesdaily.com, salah satu milestone anak yang ditunggu adalah langkah pertama berjalan. Stimulasi yang bisa dilakukan banyak sekali, tapi ada satu yang membuat tertarik, yaitu istilah napak bumi. Cara tradisional ini biasanya dilakukan Ibu-ibu jaman dulu setiap pagi, ketika rumput masih berembun. Jadi si anak diajak belajar jalan tanpa alas kaki, agar kakinya bersentuhan dengan embun. Ada mitos yang menyebutkan, setelah embunnya digosokkan ke daerah dengkul dan betis, biasanya sang anak cepat berjalan.


    Sebenarnya apa hubungannya earthing dengan kesehatan tubuh dan stimulasi pada bayi?

    Menurut praktisi kesehatan holistik dan gentle birth, Reza Gunawan, arti Earthing atau mudahnya disebut membumi atau napak bumi, adalah ketika kulit tubuh kita (tidak harus telapak kaki) bersentuhan langsung dengan permukaan bumi alami (tanah, pasir, batu, rumput). Beberapa tahun terakhir, fenomena ini diteliti secara ilmiah ternyata membawa banyak manfaat bagi kesehatan, seperti kualitas tidur yang lebih baik, keseimbangan saraf dan hormon yang lebih sehat, meredanya berbagai radang di dalam tubuh, mengurangi nyeri, bahkan mengobati jet-lag. Ini terjadi karena permukaan bumi dipenuhi elektron bebas bermuatan negatif, yang terhisap oleh tubuh dan menyebabkan tubuh mengalami harmonisasi.

    Apa saja manfaat earthing, terutama bagi bayi?
    Fenomena earthing ini belum diteliti secara ilmiah tentang aplikasinya pada usia dini tapi berdasarkan pengalamannya membesarkan sang anak Atisha, memang dari awal Ia dan Istri ingin agar Atisha tidak bersekat banyak dengan lingkungan alamiah, agar sistem imun tubuhnya berkembang optimal. Jadi dari kecil, Atisha selalu diajak jalan pagi, menikmati sinar matahari, udara segar dan gerak tubuh.

    Ketika Atisha mulai berjalan, sengaja tidak dipakaikan sepatu, karena ingin kakinya mendapatkan stimulasi dari berbagai permukaan yang dipijaknya dan  asa ini penting untuk tumbuh kembang. Kebetulan saat itu saya juga baru menemukan hasil riset tentang earthing, jadi keluarganya setiap hari jalan-jalan di sekitar rumah tanpa alas kaki. Saya perhatikan dia sangat menikmati dan perkembangan dari aspek motorik, sensorik, intelegensia, dan lainnya, cukup berbarengan dan seimbang.

    Bagaiamana jika ada orang tua yang takut anaknya terkena kuman jika keluar tanpa alas kaki?
    Selama kita perhatikan bahwa permukaan berpijaknya tidak berisiko (seperti ada paku, dsb), agak cukup aman. Tentu setelah selesai earthing, kita bisa biasakan untuk mencuci kaki sebelum kembali masuk ke dalam rumah. Kita jangan terlalu paranoid akan kuman ini itu, justru sistem imun tubuh anak tidak mendapatkan interaksi dan kesempatan yang cukup untuk menjadi kuat secara alami. Atisha saat ini, dengan pola asuh alami, adalah individu yang paling sehat di rumah tangga mereka karena hingga usia 3,5 tahun saat itu, belum sekali pun pernah minum obat apapun. Terkadang kita suka memupuk takut berlebihan dengan teori kuman, padahal sebenarnya tubuh kita pun sudah menyimpan jutaan kuman yang selama ini hidup dalam diri kita, dengan harmonis sebagai sebuah ekosistem. Jadi tentu saja bukan berarti kita sembrono dengan aspek higiene/sanitasi, namun jangan terlumpuhkan oleh ketakutan yang berlebihan juga.

    Benarkah mitos memberikan embun di kaki agar bayi cepat jalan, bagaimana? Apakah earthing juga bermanfaat untuk ibu hamil?
    Tentang embun di kaki bayi, beliau belum pernah dengar. Kalau untuk ibu hamil yang disarankan jalan pagi di atas rumput berembun, saya kira kaitannya dengan earthing cukup jelas, karena menjaga keharmonisan hormonal yang sangat penting bagi ibu hamil, selain itu udara segar dan cahaya matahari pagi kita tahu sangat menyehatkan.

    Jadi perlu diingat, alam sudah menyediakan begitu banyak sarana sehat, hanya kita kadang lupa untuk hidup dekat dengannya.

    Ada kiat khusus untuk Ibu hamil yang ingin melakukan earthing?
    Mulailah dengan 20-30 menit sehari, dilakukan sebagai bagian dari kegiatan bermain, jangan paksa anak/bayi, ciptakan berbagai kegiatan yang membuat earthing jadi rutinitas keluarga yang seru dan menyehatkan.

    Walau penelitian soal memberikan embun pada kaki bayi akan membantu tumbuh kembang agar cepat berjalan, namun
    earthing secara keseluruhan mempunyai banyak manfaat pada tubuh. Jadi, mari kita menapak bumi tanpa alas kaki di pagi hari!


    Tips dari Reza Gunawan agar Hamil Sehat Bahagia: 
    Selama kehamilan, persiapan nutrisi dan medis perlu juga dilengkapi dengan persiapan mental, energi dan spiritual. Perjalanan indah menjadi ibu, bila diiringi kebahagiaan dan kejujuran, akan membentuk anak sehat lahir batin. Berikut 7 tips perjalanan ibu dan bayi yang ramah jiwa dan penuh cinta:

    1. Air Putih
    Banyak fungsi tubuh penting tergantung kecukupan air. Minumlah air putih yang cukup setiap hari, patokan air putih dalam sehari (ml) = 33 x berat badan dalam kg.

    2. Napas Selaras
    Ambil posisi duduk / berbaring rileks. Pejamkan mata. Hirup napas dari hidung selama 5 hitungan, lalu hembuskan selama 5 hitungan. Teruskan bernapas teratur, pusatkan perhatian di tengah dada, hingga 5-10 menit. Setelah itu rileks dan perhatikan segala rasa di dalam diri, sebelum lanjutkan aktivitas.

    3. Sentuhan Hangat Penuh Cinta
    Nikmati pelukan hangat secara teratur bersama suami tercinta. Anggaplah vitamin kasih sayang yang penting setiap hari. Bisa sambil berdansa mesra diiringi musik yang menghangatkan hati. Ini melancarkan hormon cinta – oksitosin yang penting untuk seluruh fase hamil, melahirkan, menyusui dan bonding dengan bayi.

    4. Gerak Tubuh
    Koneksi sadar antara diri dengan tubuh sangatlah penting. Pilih olahraga yang suportif untuk kehamilan, seperti belly dancing, yoga, taichi, jalan kaki. Lakukan teratur untuk menjaga energi Anda, merawat janin, serta untuk persalinan yang lancar.

    5. Komunikasi Pra-Lahir
    Pembentukan jiwa bayi sudah dimulai sejak di dalam rahim. Rajinlah berkomunikasi baik secara lisan atau dalam hati ke janin Anda. Ini membantu bonding serta memperkuat intuisi ibu yang penting sekali untuk diasah.

    6. Napak Bumi
    Luangkan 30-60 menit setiap hari, untuk menyentuhkan kedua telapak kaki tanpa alas, ke permukaan bumi (earthing). Ini menyeimbangkan kadar hormon, meningkatkan kualitas istirahat, serta mengurangi nyeri dan radang. Di filosofi penyembuhan Timur, energi bumi identik dengan energi feminin/ibu.

    7. Hidup Sepenuhnya & Sejujurnya
    Studi psikologi menunjukkan kebahagiaan kita optimal saat kita dikelilingi oleh hubungan yang sehat. Jadilah diri sendiri, jalin kedekatan dengan mereka yang suportif, senantiasa hidup jujur, dan selalu rayakan hidup. Perjalanan menjadi ibu adalah momen sakral sekaligus penuh kebahagiaan.



    Sudahkan Bumil earthing hari ini? Alhamdulillah kantor saya emang greeny abis, banyak rumput hijau yang luas sehingga saat sore hari saat menuju Mesjid, saya sengaja melepas alas kaki dan berjalan diatas rumput yang terkadang masih basah karena air hujan, efeknya sangat menenangkan. Yuk ajari anak kita untuk mencintai bumi dan alam semesta sedini mungkin. Jadikan kehamilan Anda ramah jiwa dan ramah lingkungan untuk generasi yang lebih baik, aamiin.

    Mungkin Bumil juga mau baca:

    Referensi:
    https://www.muslimahzone.id/manfaat-bertelanjang-kaki-bagi-ibu-hamil/
    http://mommiesdaily.com/2013/06/03/reza-gunawan-mari-menapak-bumi/
    http://gentlebirthindonesia.com/hamil-sehat-bahagia/
    http://m.vemale.com/topik/tanaman-obat/62480-berjalan-dengan-bertelanjang-kaki-ternyata-banyak-manfaatnya-lho.html

    18 comments:

    1. Kemarin baru aja abis baca artikel tentang earthing. Suaminya Andien penyanyi punya penyakit vertigo, terus dia ikut terapi earthing, sekarang katanya udah nggak vertigo lagi.

      ReplyDelete
      Replies
      1. Wah saya baru tahu, makasih infonya Mba^^

        Delete
    2. Saya baru tahu dengan konsep earthing ini, pantas saja orang zaman dahulu di desa2 itu sehat dan kuat, karena kebanyakan mereka pergi ke kebun atau sawah tanpa menggunakan alas kaki.
      Saya jadi ingin mencoba earthing juga setiap hari :)

      ReplyDelete
      Replies
      1. Iya nih sekarang kaum Urban agak kesulitan mencari tanah dan rumput segar karena semua seperti sudah jadi hutan beton dan gedung pencakar langit, sehingga banyak bencana akibat ulah manusia huhu

        Delete
    3. nah iya mbak, kalau menurut ortu kita dulu (secara budaya lisan) memang ada metode ini, kadangkala memang hrs nyempetin jalan tanpa alas kaki. Justru kalau terlalu 'steril' dan paranoid, kitanya jadi kurang kebal :) TFS!

      ReplyDelete
      Replies
      1. Iya Mba kecuali kalo lantai rumahnya ga bersih, banyak kotoran kayaknya harus tetep pakai alas kaki, tapi usahakan kita membumi ya supaya lebih sehat aamiin

        Delete
    4. Makasiih sharingnyaa mbak. Sayaa baru taau ini ttg earthing. Ayaah pernah menyampaikan jugaa kalau jalan kaki tanpa sepatu di lapangan waktu pagi hari lebih sehat. Biar sekalian terapi gtu dipijit" scra tidak langsung sama rumput"nya. Hehehe tp bener jugaa yak, mauu cobaa rutin earthing biar hidup makin sehat 😁😁 pas jugaa buat bumil ini biar debaynya lebih dekat sama bumi 😁😁

      ReplyDelete
      Replies
      1. Iya, saya suka ngiler kalo liat lapangan hijau tapi biasanya ada tulisan dilarang menginjak rumput huhu

        Delete
    5. menarik banget nih mbak..jadi pingin nerapin nanti kalau hamil lagi

      ReplyDelete
      Replies
      1. Iya Mba semoga dipermudah ya aamiin^^

        Delete
    6. Hal ini terlihat tidak terlalu berpengaruh, namun jika sudah diteliti sangat berpengaruh pada perkembangan bayi maupun manusia dewasa.. Subhanallah ya.. Tuhan menciptakan bumi ada tujuan dan manfaatnya ya sister :)

      ReplyDelete
    7. Hal ini terlihat tidak terlalu berpengaruh, namun jika sudah diteliti sangat berpengaruh pada perkembangan bayi maupun manusia dewasa.. Subhanallah ya.. Tuhan menciptakan bumi ada tujuan dan manfaatnya ya sister :)

      ReplyDelete
      Replies
      1. Iya sis, alami lebih baik.. Subhanallah^^

        Delete
    8. Wahhhh artikelnya menarik (mudah2an saya disegerakan hamil).
      Istlah earthing ini sebenarnya sudah jauh-jauh dekade ilmu & ajarannya muncul di kalangan keluarga (yg saya pribadi terlahir dari garis ornag Jawa).

      Eyang2 saya sudah mengajarkan 'earthing' ini sejak saya masih kecil, saat masih main di sawah kala lebaran. Walau mungkin ilmunya lebih sederhana "berteman dengan alam" simple-nya sih.

      Thanks for sharing & salam kenal :)

      ReplyDelete
      Replies
      1. Iya saya jadi kangen Nenek di kampung nih, dulu waktu kecil suka main di sawah enggak pakai alas kaki, salam kenal kembali ya^^

        Delete
    9. Hai salam kenal.
      Saya awalnya terpengaruh ibu saya utk melarang anak main telanjang kaki atau kotor2an. Tapi keluarga suami membebaskan anak-anak bebas bermain tanah, dll. Akhirmya anak aaya mengikuti jejak mereka dan ternyata malah lebih "kebal" dibanding saya atau adik di masa kecil dulu.

      ReplyDelete
      Replies
      1. Woaa terima kasih sudah berbagi pengalaman ya^^

        Delete
    10. bahgianya yg lagi hamil ............

      ReplyDelete

    COPYRIGHT © 2017 SANDRAARTSENSE | THEME BY RUMAH ES